40. Like a Fool

353 36 21
                                    

"I might regret it, but boy you're my first love

I want to tell you, without sounding awkward

But it won't turn out well, I'll look back and regret it

You're always in my heart

But I'm just impatiently waiting, yeah

I'm like a fool."

(Twice – Like a Fool)

.

.

.


H-2 Liburan ke Jeju.

Chaeyoung berjalan gontai menyusuri koridor meninggalkan ruang Kesehatan. Perkataan bibi perawat beberapa waktu lalu masih terngiang di telinganya.

"Ternyata kamu adik sepupunya Cha Eunwoo. Pantas saja waktu itu dia pernah bolos kelas untuk menengokmu yang sedang sakit."

Benak Chaeyoung melayang ke dua tahun lalu saat ia terpaksa membolos dan tidur di ruang Kesehatan karena gastritisnya kumat saat ia baru saja sampai di sekolah. Seingat Chaeyoung yang mengantarnya ke ruang Kesehatan adalah Mark, yang saat itu kebetulan melihatnya sedang meringkuk di koridor dan tak bisa melanjutkan perjalanannya menuju kelas lantaran perutnya terasa perih. Melihat wajah Chaeyoung yang pucat dan suhu tubuhnya yang sedikit demam, dengan tanggap Mark menggendong Chaeyoung ke ruang Kesehatan. Bahkan pemuda itu masih sempat-sempatnya menjenguk di pertengahan jam pelajaran dan memberikan surat izin pulang Chaeyoung yang diambilkannya dari ruang guru agar gadis Son itu itu bisa pulang saat jam makan siang.

Aneh. Sekeras apapun Chaeyoung mencoba, memorinya sama sekali tak bisa mengingat sosok Eunwoo pada hari itu. Lagi pula apa masuk akal seorang Cha Eunwoo menengoknya yang sedang sakit di ruang Kesehatan? Mereka saling mengenal saja tidak. Satu-satunya interaksi yang mereka lakukan selama setahun berstatus kakak dan adik kelas hanyalah saat Eunwoo meminjamkan seragam basketnya pada Chaeyoung. Kejadian saat Chaeyoung melihat Eunwoo berteriak-teriak ketakutan di arena uji nyali tidak dihitung karena hanya gadis itu yang mengingatnya. Cha Eunwoo tidak tahu sama sekali.

"Hoon, lo masih marah sama gue?"

Chaeyoung tidak sengaja mendengar sebuah suara familiar saat melewati jendela koridor yang mengarah ke taman belakang sekolah. Refleks ia yang berada di lantai 2 melongok ke luar jendela, mendapati sosok Changbin yang sedang bicara dengan Jihoon di lantai 1.

Lho, sejak kapan Park Jihoon dan Changbin sedang bertengkar? Pantas saja belakangan ini Chaeyoung jarang melihat keduanya bersama. Pun saat pertandingan basket tadi Jihoon tidak ikut berpartisipasi di tim Changbin. Padahal sehari-hari mereka sangat menempel seperti perangko.

"Harus berapa kali gue jelasin kalau gue sama sekali nggak pacaran sama Chaeyoung?"

Begitu mendengar si lelaki bermarga Seo menyebut namanya barusan, Chaeyoung yang semula tidak berniat menguping pun mau tidak mau jadi menajamkan pendengarannya.

"Waktu itu lo pernah bilang, kalau lo takut gue patah hati nanti. Maksud lo apa?" Kali ini si lelaki bermarga Park yang balik bertanya.

Baru kali ini Chaeyoung melihat paras Jihoon yang biasanya selalu ceria dan tersenyum itu memasang tatapan dingin ke arah Changbin. Iya sih, siapa yang tidak kecewa saat mendengar sahabatnya dirumorkan berpacaran dengan gadis yang disukainya. Chaeyoung jadi merasa tidak enak pada keduanya—terlebih Jihoon yang tidak tahu apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHEWY (Chaengwoo Wedding Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang