Sesampainya di kampus, tepatnya di aula kampus, aku membaca spanduk yang tertera. Spanduk itu bertuliskan : Seminar Hijab.
"Ayo masuk" ajak Zahira.
"Zah, kok kamu gak bilang sebelumnya kalau kita mau menghadiri acara hijab?" tanya ku dengan masih terkaget-kaget.
"Sudah, sudah. Kita masuk saja dulu"
"Silakan, mbak. Untuk mengisi buku tamu" ujar salah satu ukhty penjaga meja tamu.
Aku dan Zahira pun segera masuk ke dalam Aula. Disana terlihat banyak sekali para wanita muslimah dengan khimar(kerudung) yang panjang nan anggun.
Karena kami sedikit terlambat, kami mendapatkan tempat duduk di belakang meskipun tidak paling belakang.
"Nah, sekarang saya akan membagikan kertas berisi angka," ucap sang pembawa acara.
Saat itu aku kebagian angka 99, dan Zahira 98.
"Sudah terbagi semuanya? Sekarang saya akan menyerahkan kepada Ustadzah Asma Nurul Husna untuk memilih dari 1-300, dan bagi yang merasa dirinya memegang angka tersebut, dipersilakan untuk maju kedepan." ucapnya lagi.
Ustadzah Asma pun mulai berbicara,
"Baik, bismillah, karena saya bernama Asma Nurul Husna, dan terdapat kata Asmaul Husna didalamnya, saya akan memilih nomor 99"
"Khai, kamu terpilih tuh" ujar Zahira.
"Aku?" kataku dengan masih terkaget-kaget.
"Iya cepet maju, Khai!" serunya.
Aku pun maju, tapi aku merasa ada yang salah dengan diriku karena hampir semua mata tertuju padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Hijrah ku
SpiritualApa yang harus aku lakukan kala ikhwan itu datang dan kembali menanyakan cinta? Dan apa yang harus aku katakan padanya kala ia menanyakan tentang pernikahan?