Seperti biasa, aku mengadu akan apa yang telah terjadi dihidupku pada sang pemilik kehidupan. Yang mana kehidupan dipegang sepenuhnya olehNya. Allah. Ya, sebaik baiknya tempat curhat yang ku percaya, seadil adilnya pemberi keputusan. Kucurahkan semuanya dengan pasrah, ku harap ia akan mendengarkan rintihan hatiku, ku percaya ia tidak akan membiarkanku sendiri dalam hitamnya penderitaan.
Selesai sudah curhatku padaNya, aku tidak berharap doaku dikabul hari ini, namun aku berharap doaku dikabul suatu saat nanti dengan pasti.
Tring!!! Handphoneku berbunyi menandakan adanya pesan masuk melalui WhatsApp.
"Siapa sih ini pagi-pagi, masih pukul 03.00 kok sudah ada keperluan" pekik ku.
Kulihat pesan tersebut dikirim oleh nomor yang belum kusimpan, kulihat profilnya, ia tidak menggunakan foto dirinya sendiri.
Pesan tersebut berisi, "Assalamualaikum, masih ingat saya?"
Kubalas, "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, maaf, siapa ya?"
"Ituloh.. Yang dulu sering bertemu"
"Maaf saya tidak punya waktu untuk bermain tebak tebakan. Wassalam"
Sedikit kesal, karena jujur saja perasaan hatiku sedang tidak ingin bermain tebak identitas. Menurutku masih banyak waktu luangku yang bisa kugunakan untuk hal yang lebih positif dan bermanfaat.
Kulipat dan kurapikan mukena ku. Kuputuskan untuk membuka instagram pada pagi itu. Ada satu postingan yang menurutku cukup menarik, yaitu postingan dari Wardah, istri dari Natta. Siapa sih yang tidak tahu dengan pasangan satu ini? Perempuan ber niqab (cadar) yang menikah dengan lelaki sholeh. Siapa yang tidak ingin mempunyai jodoh seperti mereka? Kurasa tidak ada.
Dalam postingan tersebut Wardah memposting foto suaminya, yaitu Natta. Keterangan dalam foto tersebut menceritakan bagaimana ketertarikan Wardah pada suaminya itu. Hampir setiap hari ia bershalawat sambil melihat foto Natta, ya meskipun kita hanya bisa meminta pada sang pemilik hati, namun tidak ada salahnya untuk berikhtiar, toh cinta memang fitrah yang Allah berikan pada manusia.
Setelah melihat postingan tersebut, ada Azmi yang sekitar 35 menit yang lalu memposting fotonya. Spontan saja, tiba-tiba aku bershalawat sambil memandangi fotonya. Eh tiba-tiba lagi aku tersadar dan aku takut jika ini menjadi suatu perbuatan ku yang melampaui batas. Aku beristighfar pada Allah, kuharap Allah tak mencatatku sebagai orang yang melampaui batas.
Tidak lama setelah itu, mungkin hanya berkisar 13-15 menit saja setelah itu, ada DM atau pesan yang masuk melalui instagram ku. Awalnya kuabaikan, karena kukira hanya orang yang akan meminta follow back padaku. Tapi lama-lama aku buka juga karena takutnya itu dari orang yang penting.
Dan WAW!!!! Siapakah yang mengirim pesan padaku pada pagi itu? Ya. Tepat sekali, Azmi!
Kaget setengah tidak percaya ini nyata, bagaimana tidak, sudah lama kita tidak berjumpa, namun kini ia bertanya. "Assalamualaikum, sedang sibuk kah?"
Langsung kubalas dengan sedikit tangan yang bergetar, apalagi jika teringat pada hari yang lalu aku memimpikannya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, insyaallah tidak. Ini benar Azmi?" tanya ku.
"Hehe, benar lah. Kalau bukan saya sendiri siapa lagi?"
"Ada perlu apa, Mi?"
"Tidak, hanya ingin tahu kabarmu saja. Bagaimana? Mami? Papa? Sehat?"
"Alhamdulillah semuanya sehat dan baik-baik saja. Kamu sendiri bagaimana?"
"Alhamdulillah atas izin Allah saya juga baik-baik saja, begitu pula dengan orang tua saya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Hijrah ku
SpiritualApa yang harus aku lakukan kala ikhwan itu datang dan kembali menanyakan cinta? Dan apa yang harus aku katakan padanya kala ia menanyakan tentang pernikahan?