One

4.5K 247 138
                                    

Sebuah ketidaksengajaan terkadang melahirkan kesengajaan yang membuat segalanya menjadi begitu berat untuk ditinggalkan dan begitu mudah membekas untuk dikenang.

🍃🍃

Berawal dari korban TOD (Truth Or Dare).

''Puter lagi dong! Gue udah truth. Masa gue lagi?'' Protes Lora.

Game TOD memang tengah menjadi game terhangat bagi kalangan cewek-cewek kelas X IPS 2, SMA N Abdi Negara.

Botol mineral diputar kembali. Tutup biru botol berhenti dan mengarah kepada Syifa.

''Gue?Omegat, Gue?'' Syifa pura-pura syok, padahal ini yang dia tunggu-tunggu. Dia akan memilih dare atau tantangan. Berharapnya sih, dia ditantang nembak Riko, teman kelas tetangga-yang diam-diam ditaksir Syifa 5bulan yang lalu, saat pertama kali MPLS(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

''Lo pilih truth or dare?''

''DARE!'' Dengan mantap, penuh ambisi, diselingi cengiran selebar dahi, Syifa memilih dare.

''Eh, semangat banget milihnya? Padahal tadi cengingisan ogah-ogahan,'' Mega, cewek berkacamata, berkucir kuda, poni dora, tapi cantiknya kaya Princess Aurora, menimpali.

''Em... Ehh... Apaan sih...'' Gugup Syifa menjawabnya.

''Truth lo adalah..''

'Bully kakak kelas aja, yang cupu itu,'
'Jangan, kasihan. Mendingan maling batagor 2 porsi di kantinnya Bu Parjo,'
'Wah, nggak bener!'
'Becanda doang. Eh, mendingan PHP-in kakel?'
'Gila, mau cari mati?'
'Mm.. Apadong? Oya, nembak aja gimana? Mayan tuh, Syifa-kan jones, yaa nggak, Syif?' Teman-teman Syifa sibuk memilihkan dare.

''Aish, jangan dong.... Kenapa tembak-tembakan? Gue udah gede, kali,'' Syifa memangkukan tangan. Please, suruh gue nembak Rico. Please...

“Guys, gue ada usul dan wajib diterima,” Mega berkata datar dengan aura yang sangar.

“Maksa banget sih, Meg.”

“Dih, biarin. Terima nggak?”

“Iya deh, buruan!”

“Lo harus nembak... (Jeda 25 detik) Kak Rasya!”

Duerrrrr... Seketika sontak seluruh kelas hening. Saling tatap. Takterkecuali Syifa, mlongo kaya kebo. Mulutnya terkatup-katup. What?

''Gila lo, Meg! Masa darenya nembak Kak Rasya? Dia kan Rohis! Ketua Departemen Dakwah pula. Lo serius darenya ke dia?'' Lira menimpali.

''Sinting, lo Meg!!'' Syifa geram. Badannya diselimuti rasa adem panas. Gimana enggak coba? Nembak Kak Rasya? OMG! Syifa kan juga rohis, tapi dia rohis blusukan. Sumpah, tau gini mending gue gaikutan TOD. Gue kan ngarepnya dapetin Rico..Kenapa malah dapet yang sana-sana sih?

''Yaudah, kalo lo gak berani.. Berarti lo pengecut, dan lo nggak pantes gabung sama kita-kita..'' Ujar Meggy sinis.

“Weih, sadis!” Bisik yang lain.

Dari 29 species IPS 2, hanya Meggy yang terlihat sensitive kepada Syifa. Entah karena hal apa, Syifa pun tak mengerti.

''Eh, Fine, Deal!.Gue bakal nembak Kak Rasya,'' Syifa mendengus sebal.

''Wait, satu lagii.''

''Apa lagi,sih?''

''HARUS DITERIMA SAMA KAK RASYA,''

''Anjirr!! Gimanaa kalo gue ditolak? Lo tau sendirikan? Kak Rasya anti pati sama pacaran!Somplak lo!'' Syifa bertambah geram. Di atas kepalanya, kepul mengepul.

Dalam benaknya, ia berfikir keras yang berkelas. Tapi, kelas bawah. Tanpa pikir panjang, Syifa merogoh saku rok abu-abunya. Mencari satu kontak di grup Rohis Al-Ikhlas.

Nah,Lo!Akhirnya ketemu juga. Pas lagi dia online. Tapi, masa iya gue chat dia. Bisa kena imbas.

Sebelum bertindak, Syifa menatap melas kawan-kawannya.

''Masa iya? Gaada yang lain ya?''
''Udah!Buruan!''

                             🍃🍃
*Via What's App*

Ketik. Hapus. Ketik. Hapus. Gitu terus sampai 'ihnil manfus.

Syifa yang tengah duduk tegap setegap tiang listrik depan sekolah-di kursinya- menatap monitor ponsel-ber-ha-rap-ce-mas. Takut, tiba-tiba kena strap Departemen internal rohis.

Well, gue harus berani!
Bismillahirrohmanirrohiim. Amiin.
.

Habibal Qalbi (Rohis Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang