#RASYA POV
''Iya, gue juga nggak suka sama tuh bocah''
''Iya, gue juga. Sok akrablah, sok baiklah, sok bijaklah, sok pemberanilah, sumpah! Murahan banget tau nggak!''
''Syifa emang gitu orangnya!''Awalnya Rasya menghiraukan pergosipan turah murah cewek-cewek absurd yang sedang duduk di sudut ruangan perpustakaan. Rasya yang sedang membaca kitab Riyadus-Shalihin di belakang cewek-cewek tersebut merasa terusik karena mendengar satu nama yang secara blak-blakan di cetuskan dalam perbincangan gosip mereka 'Syifa'.
Rasya menghentikan gerakan bola matanya yang mengeja aksara di setiap goresan tinta kitab. Rasya berdalih memfokuskan otak untuk daya pertajaman pendengaran, ia ingin mendengarkan semuanya. Mendengarkan gosip murahan tentang Syifa.
Entah mengapa, saat itu Rasya yang biasanya sabar menghadapi situasi di mana dirinya dihujat, dicaci, dimaki tiba-tiba menjadi panas saat mereka merendahkan Syifa. Rasya merasakan konflik batin, batinnya merasa perih. Rasya berdeham dan membuat segerombolan cewek-cewek itu menoleh cepat ke belakang, salah tingkah. Rasya melangkahkan kakinya keluar melewati cewek-cewek yang sedang sibuk berpura-pura membaca buku. Salah satu cewek yang berkacamata justru sibuk mengamati gerak langkah kaki Rasya.
Saat itu, Rasya tersadar. Mereka adalah teman sekelas Syifa.
***
#SYIFA_POV
Aku merasa terbodohi oleh manusia-manusia munafik yang mencuri topeng dari manusia yang beradab mulia. Mereka memanipulasi waktu sedemikian rupa agar mereka bisa berdamai dengan kemenangan. Kemenangan yang didapat semaunya, mereka lain terluka.
#SyifaSyifa melengus sebal mendengar teriakan Nefa yang memekakkan telinganya. Nefa yang sedari tadi di belakang Syifa merasa jengkel karena diabaikannya. Syifa seolah-olah sedang sendiri duduk di meja paling depan kelas, nomor dua dari kiri sambil memangkukan kedua tangan, menatap kosong
"Jangan ngalamun! Nanti ada yang nyantol, gue nggak tanggung jawab! Gue nggak bisa ngeruqyah!" Ujar Nefa sambil menepuk bahu Syifa dan mengagetkannya. Syifa hanya menolehkan matanya, menatap malas.
"Syif, kimia udah lo kerjain belum?"
"Absurd!"
"Ih, udah belum? Pinjem,dong! Pinjem! Semalem gue begadang,juga," Nefa merayu.
"Kalau semalem lo begadang, ngapain belum ngerjain?"
"Ayolahh, Syif. Masa sama sahabat sendiri pelit?" Nefa masih merajuk.
Mendengar kata 'sahabat' yang diucapkan oleh Nefa, seketika gerakan bola mata Syifa beralih menatapnya dan tersenyum kecut.
"Gue juga belum ngerjain, Nef!"
Detik itu, ada sesuatu yang mulai berbeda dari Syifa. Syifa yang biasanya selalu tampil dengan gaya yang ceria, kini ia cenderung menjadi seorang pendiam dan pemurung. Mungkin karena masalah yang sempat disampaikan Rasya. Padahal, Rasya sendiri tidak berniat untuk menjatuhkan mental Syifa.
.。
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibal Qalbi (Rohis Version)
EspiritualBerawal dari korban TOD. Syifa mendapat giliran 'dare' untuk menembak Kak Rasya-Ketua Rohis Departemen Dakwah yang anti-pati sama pacaran. Lebih parahnya lagi. Harus diterima. Tantangan yang gila, dan mendapat reaksi gila dari rekan-rekan rohisnya. ...