Masa Lalu Syifa

1.9K 117 5
                                    

Masa lalu bukanlah sesuatu yang harus dilupakan atau dibuang begitu saja layaknya sampah. Orang bijak akan mendaur ulang sampah yang sudah tidak berguna hingga menjadi sesuatu yang bernilai. Termasuk masa lalu. Sekelam apa pun itu, jika mampu menyikapinya maka ia akan menjadi pelita agar berhati-hati dan tidak terjatuh (lagi).

🍃🍃

Terkadang saat kita berusaha menarik masa depan agar segera datang dan menimbun mentah-mentah pahitnya masa lalu, justru semakin kuatlah masa lalu itu bangkit dan seakan berputar di memori kita. Sama halnya yang terjadi dengan Syifa malam itu. Ia terlihat sedang menatap dinginnya tatapan rembulan kepada bumi. Juga tatapan bintang yang menatap nanar rembulan yang berjuang sendirian membangkitkan indahnya nuansa malam kelam.

Syifa tertunduk dalam. Ia mengumpat apa yang terjadi padanya beberapa tahun yang lalu. Mungkin orang lain tidak terlalu menganggap serius masalah yang dialaminya. Tapi bagi Syifa, masalah tersebut menyangkut perasaan dan hatinya.

Flash back mode 3.

Beberapa bulan yang lalu, ia mengikuti seleksi rohis di SMA barunya. No friend, no experience. Belum terlalu akrab dengan teman-temannya dan belum memiliki pengalaman di organisasi rohis.

Satu - persatu siswa dipanggil untuk tes membaca Al-Qur'an dan tes wawancara. Semua terlihat khusyu' dalam lantunan kalam yang mereka baca. Syifa lancar membaca Al-Qur'an. Hanya satu ayat yang tersengal karena ritme jantungnya berdegup kencang, sedikit gugup.

Sesi wawancara pun di mulai. Ia duduk berhadapan dengan kakak kelas rohis yang hampir purna, kelas 12. Entah siapa namanya,

''Dek, udah pernah pacaran belum?'' itu adalah pertanyaan pertama dari 14 perranyaan yang tertulis di lembaran kertas HVS A4. Syifa diam sejenak, berfikir, melayang-layang pikirannya.

Kakak kelas itu menatap teduh Syifa, tersenyum dan berkata,
''Jujur aja nggak apa-apa kok dek,''

Syifa mendongak menatap mata bulat almond kakak rohis itu, menghela nafas sejenak seraya berkata,''iya, aku punya mantan,kak,''

''Berapa, dek?''

''Satu,''

''Kamu mau pacaran lagi?''

''Enggak,kak,''

''Kok kamu dulu mau pacaran sama dia gimana ceritanya?''

''Gimana ceritannga nggak mau pacaran sama dia, udah ganteng, putih, hafal 20 juz, bisa ngaji kitab kuning, bisa nahwu shorof dan kawan-kawannya, dan dia tuh anaknya bu nyai, gila kan kak?''

''Oalah, jadi kamu mau pacaran sama dia karna itu?''

''Eng.. Eng.. Enggak juga,kak. Awalnya sih kaya gitu, tapi lama-lama aku nggak tau alasannya,'' suara Syifa mulai lirih.

''Kalau seumpama mantanmu itu masih ada rasa ke kamu dan dia datang lagi ke kamu lalu minta balikan, gimana?'' Suasana mulai cair, tidak setegang pertama kali Syifa masuk tadi.

''Impossible,'' Syifa tersenyum kecut dan menggeleng lemah.

''Cuma seumpama,dek,''

Habibal Qalbi (Rohis Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang