31. SYARAT

5.3K 354 26
                                    

Author POV

"kenapa kamu lakukan ini..?"isak tangis Veranda tak mampu membuat Kinal melihat kearahnya. Kinal hanya menunduk lesu. Matanya dipejam, kepalanya tertunduk lesu, kakinya ditekuk dihadapan bidadarinya, bersimpuh pemaafan atas keputusan sepihaknya yang menyakiti keduanya.

"Jawab..."lirihnya sesegukan lalu terjatuh dalam duduknya ditepi ranjang yang menjadi saksi bisu kisah mereka selama ini.

Kinal lalu berdiri dihadapan kekasihnya itu. memandang Veranda juga dalam kaburnya matanya karena air mata yang begitu deras tampa henti membasahi pipinya.

"maaf aku Ve.."ucapnya begitu pelan dalam sesegukannya.

"aku terpaksa..."

"aku terpaksa sayang..."sesegukan tangis Kinal dihadapan Veranda, dia berusaha menggenggam tangan Kekasihnya itu namun Ve menepis kembali genggaman Kinal.

"hanya ini cara satu-satunya agar aku bisa memiliki kamu sayang.."jelasnya lagi dalam isak tangisnya.

"Ve..maafin aku.."kinal mendekat kearah Veranda, mengambil kedua tangan Kekasihnya itu lalu digengggam nya dengan erat. Kemudian tubuh Veranda di dekap dalam dekapan kasihnya.

"aku harus penuhi syarat dari papa kamu sayang.."jelas Kinal kembali kepada Veranda. Kinal begitu terlihat menyesali dan tidak bisa berbuata apa-apa terhadap keadaan yang membuatnya harus memenuhi semua syarat yang diajukan Om Tanu padanya.

Veranda memandang kekasihnya itu begitu lekat, tidak sanggup hatinya harus berpisah kembali untuk yang kedua kalinya. Meskipun Kinal berjanji tidak akan pernah meninggalkan dirinya. Namun syarat papa nya yang harus Kinal tepati membuatnya semakin tidak ingin berpisah dari kekasihnya itu. dan yang membuat Veranda sangat tidak setuju dengan syarat itu.

"aku hanya mau kamu yang sekarang Naal..aku gak izinkan itu sayang.."ucap Veranda masih dalam tangisnya.

"Ve...."panggil Kinal nama yang selalu ada dihatinya itu. didekap penuh cinta tubuh Veranda, tidak ingin melepaskannya, dan keputusan yang sudah dia janjikan kepada papa Veranda membuatnya harus tega meninggalkan kembali Veranda, namun saat ini tujuan yang berbeda.

Flashback On

Kinal POV

Kaki ku seketika terhenti melangkah melihat kearah Villa yang terlihat disana, Om Tanu dan Tante Treesye sudah menunggu kami pulang dari kegiatan berkemah. Veranda sangat erat menggenggam tanganku, memeluk lenganku tanda tubuhnya takut jika Papanya akan berbuat hal yang sama seperti tempo hari.

"Papa.?mama..?"tanya Ve ketika kami sudah berada dekat dengan kedua orang tuanya.

"kalian dari mana?"tanya Tante Treesye penuh senyum dan kelembutan.

"apa kabar tante.."sapaku lalu menjabat tangan nya dan meletakkan di keningku.

"baik naak..kamu gimana.?luka nya masih sakit..?"tanya tante treesye penuh perhatian.

"udah gak lagi tante.."jawabku lalu tersenyum padanya.

Terlihat Om Tanu melihatku dengan begitu lekat, aku tidak tau apa arti dari pandangannya itu.

Kemudian hal yang sama ku lakukan pada Om Tanu menjabat tangannya lalu meleakkan pada keningku, dan juga diikuti oleh Jeje, Beby dan Shania. Om Tanu tidak menolak jabatan tanganku, dia masih melihatku begitu lekat, aku berusaha membuang arah pandanganku dari nya, entah apa yang dia pikirkan.

"dari berkemah ya..?kayaknya seru banget nih.mama jadi pengen ikut gitu.."ujar Tante Treesye kembali dengan senyum cerianya.

"mama.."ucap Ve lalu menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan mamanya.

"KINJIRARETA FUTARI (KINAL_VERANDA)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang