36. CALON MERTUA DAN CALON MENANTU

5.6K 365 42
                                    

Veranda POV

Aku melihatnya masih tertidur dengan lelapnya. Aku menjahilinya. Mencolek hidungnya. Menutup mulutnya yang sedikit terbuka. Seperti apapun aku menutupnya, mulutnya kembali terbuka.

Aku tertawa kecil melihat lucu cara tidurnya yang menggemaskan itu. ini bukan pertama kalinya aku melihat pemandangan menggemaskan seperti ini. namun beda suasana seperti ini menjadi kebahagiaan tersendiri padaku.

Aku seperti tidak percaya ajakan Papa menyuruhku dan Kinal menginap tadi malam. Aku semakin mencintai Kinal ku ini. aku tidak pernah tau seperti apa cara berjuangnya mendapatkan restu Papa. Tapi aku sangat tau, kerja kerasnya selama ini terbayar sudah. Papa terang terangan merestui hubungan kami.

Dari cerita mama tadi malam ketika aku dan mama di kamar, begitu banyak cerita mama tentang Kinal, dan eratnya hubungan papa dengan Kinal. Papa dan Kinal tidak menyadari keterikatan batin mereka. Yang selama ini mereka tutupi dengan sikap dingin dan perang urat syaraf diatara Kinal dan Papa.

"kamu memang jagoanku sayang.."bisikku tersenyum, lalu mengecup telinganya.

"sayang bangun.."ku tiup sesekali telinganya dengan hembusan nafasku pelan.

Aku tersenyum melihatnya, Kinal menggeliat kegelian. "uhmm..aku masih ngantuk Ve.."ujarnya kembali merubah posisi tidurnya menjadi memelukku.

"kamu gak mau ambil hati papa pagi ini. papa kalo pagi gini suka nyiramin tanaman atau gak nyuci mobil."ujarku sambil memainkan rambut Kinal, membelainya dan sesekali memelintir rambutnya.

"uhmm...aku bisa ambil hati papa, kalau kamu hamil anak aku sayang.."ujarnya seketika membuatku melototkan mataku.

"mending sekarang kita bikin anak yuk.."sambung Kinal yang matanya masih terpejam.

"iihh..yaang bangun dong, pagi-pagi mesum gitu sih..banguuunn...malas banget sih.."rajukku menggoyangkan tubuhnya yang masih betah memelukku dengan mata terpejamnya.

"Ve..ini hari minggu, waktunya malas-malasan sayang..mending kamu tidur sama aku lagi.."ujarnya mengunci tubuhku dengan pelukannya.

"Kinaal genduuut..ayo bangun, kita harus olah raga, perut kamu udah gendut gitu sayang. Kalau kamu gak mau aku bilangin papa.."cecarku yang akhirnya membuatnya terbangun dengan kegalapan.

Lucu, wajahnya begitu lucu terlihat dengan keterpaksaannya membuka matanya.

"aku masih ngantuk sayang..dan lagian ini masih gelap. Masih pagi."ujarnya dan kembali merebahkan tubuhnya utnuk melanjutkan tidurnya.

"ayo bangun sayang.."teriakku lagi, dan menarik tangannya agar membangunkan tubuhnya untuk beranjak dari tempat tidur.

Dengan tenaga ekstra aku harus menariknya kekamar mandi. Kalau di apartemen mungkin aku biarkan Kinal masih tidur mengingat memang hari ini hari minggu, kebiasaan Kinal yang harus bangun siang. Tapi hari ini kami menginap di rumah papa, bagaimana dia bisa mengambil hati papa, kalau bangun aja kesiangan.

---

Aku membantu mama membuatkan sarapan, setelah ku tinggalkan Kinal yang berada didalam kamar mandi, dan 15 menit kemudian aku melihatnya turun dari tangga lantai dua rumah ku. Kinal memakai kaos putih polos dan celana pendek, menampak kesan maskulin dan cool nya. Rambut tersisir rapi, aku jadi teringat ketika aku menyuruhnya memotong rambut, dan Kinal hanya ingin aku yang memotongnya, dan jadilah potongan seperti saat ini, rambut yang sudah sangat pendek namun masih menyisakan poni di keningnya. Aku melihatnya dengan wajah masih menahan kantuknya, Kinal melangkah menuju ruang keluarga, disana sudah ada papa duduk sedang membaca koran.

"KINJIRARETA FUTARI (KINAL_VERANDA)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang