24. LAMARAN BELLA

4.9K 319 8
                                    

Veranda POV

Kulihat Kinal masih memakai baju kaus dan celana pendek yang sedang duduk di tepian tempat tidur. Rambutnya masih basah sehabis mandi tadi. Sedangkan dia masih asik dengan ponselnya di tangannya.

Aku menghampirinya lalu membawa handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang sudah sedikit mulai panjang.

"Nal..keringkan dulu rambutnya.."ucapku lalu mulai mengeringkan rambutnya dan berdiri di dekatnya.

"kan itu tugas kamu sayang.."ucapnya mencium perutku lalu kembali fokus ke ponselnya.

"rambutnya potong lagi yah.."ujarku masih sibuk mengeringkan rambutnya. Wangi, sangat wangi dan membuatku ingin sekali memeluknya.

"kamu yang potong ya sayang.."ujarnya membuatku tersenyum, lalu aku duduk disampingnya dan mengambil ponsel nya tersebut.

"ponselnya disimpan dulu yah. Hari ini kita urus Bella dulu, habis itu rambut kamu aku potong."ucapku lalu mengecup pipinya.

Kinal memeluk tubuhku disampingnya. Mengecup puncak kepalaku, menangkupkan kedua tangannya dipipiku.

"pipi mochinya Kinal...apapun yang kamu bilang aku nurut. Kamu suruh aku loncat dari pohon toge pun aku akan lakukan.."ujarnya tersenyum menggodaku.

"kamu tuh, aku serius.."ucapku mencubit pipinya. Kinal tersenyum melihatku kesal. Dan menciumku tanpa henti di pipi ku.

"udah Nay..kluar yuk. Bella udah nunggu tuh."ajakku keluar. Bella pasti sudah menungguku dari tadi.

"Ve.."tangannya mencegahku untuk berdiri.

"hmm?"aku melihat matanya begitu menyiratkan banyak makna, dan sesuatu yang ingin di ucapnya.

"makasih yah.."ucapnya lalu mencium keningku

"hmhm..."anggukku lalu mengelus pipinya.

"makasih kamu udah memberikan semuanya. Makasih kamu udah mau nunggu aku, dan tunggu aku lagi. Selangkah lagi, sayang.."ucapnya lalu menempelkan keningnya di keningku.

Ku elus pipinya lembut, aku tau dimata itu ada lelah yang sangat disana. Dan ada sesuatu yang dia sembunyikan, yang tidak sanggup dia sampaikan.

Aku dan Kinal lalu keluar kamar dan menemui Bella. Ternyata di ruangan TV sudah ada Beby dan Jeje.

"laaahh Nal..lu kok belum siap-siap.?"tanya Beby ketika melihat aku dan Kinal keluar dari kamar.

"kan acara nya nanti. Beresin ini dulu lah..."ujar Kinal lalu menyusun beberapa meja dan kursi untuk menyambut tamu dari pihak Kevin.

Tidak banyak yang mesti di persiapkan, acara ini hanya acara lamaran yang dihadiri oleh keluarga Kevin, dan Keluarga Kinal. Tidak banyak yang akan datang. Kinal justru ingin hanya kami yang menghadiri, karena tidak ada keluarga dekat dan jauhnya yang bersedia hadir.

"Ve...keluarga aku sekarang Cuma kamu, Beby dan Jeje.."ucapnya ketika sudah selesai menyusun beberapa kursi diruang tamu.

"yang penting hikmat, dan lancar.."jawabku merapikan rambutnya, memberikan semangat untuknya, aku tau ada kesedihan dimatanya karena keluarga jauhnya tidak bisa hadir dalam acara ini.

"kita ganti baju lagi yuk..satu jam lagi mereka pasti udah datang..."ajakku lagi.

Kinal mengangguk mengiyakan dan mengikutiku kekamar. Aku memilihkan baju yang simple untuknya, aku tau karakter Kinal tidak menginginkan pakaian yang ribet dan terkesan glamor. Hanya setelan jas yang masih memancarkan feminimnya, yang tidak terlalu maskulin. Begitu juga dengan ku, aku memakai dress tanpa lengan, dan pendek sepaha yang warnanya senada dengan kinal, warna crem lembut.

"KINJIRARETA FUTARI (KINAL_VERANDA)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang