Part 1

1.5K 84 3
                                    

Happy Reading!!!

Pagi hari yang menyenangkan bagi yeoja bernama Song Jieun untuk memulai harinya.

"Good morning my love" teriak Ji eun dari teras rumahnya, saat pujaan hatinya Park Jimin lewat di depan rumahnya dan segeralah dengan berlari-lari kecil Jieun menghampiri lelaki tersebut.

"Hai... mau sekolah ya?"ucap Jieun.

"Iya lah sekolah masa mau ngapelin kamu" jawab Jimin dengan ketusnya sambil berjalan cepat menuju halte bus.

"Ohhh kesekolah aku kira ke hati kuuuu... Kekeke" jawab Jieun sambil cengengesan dan mengejar Jimin yang sedang berjalan cepat mencoba menjauhinya.

"Enyahlah Jieun dan jangan bermimpi banyak karena aku tidak akan pernah mencintaimu"jawab Jimin dengan dinginnya

"Aihhh kamu mah gituu"jawab Jieun sambil tersenyum lebar, walaupun hatinya terasa nyeri mendengar Jimin berkata seperti itu namun ia hanya bisa tersenyum menahan sakit hatinya yang perlahan-lahan mulai muncul.

"Jim kalo kamu suatu saat nanti jatuh Cinta padaku bagaimana? " seru Jieun tiba-tiba saat bus mendekat ke arah mereka di halte bus."Aku takkan pernah mencintaimu Ji Eun sekarang ataupun nanti" jawab Jimin sambil menaiki bus karena bus sudah tiba di hadapan mereka.

"Dan aku harus bagaimana Jimin agar kamu mencintaiku? " Gumam Ji eun sambil ikut naik ke dalam bus yang akan menuju sekolah mereka.

Di sekolah

"Jimin tungguin aku"seru Ji Eun sambil berlari kecil mengejar Jimin yang mulai menjauh darinya

"Oh God, Jieun please jangan ngikutin aku lagi cukup di rumah saja kamu gini" ucap Jimin saat Jieun berhasil mengejarnya.

"Tapi Jim kita kan teman masa kamu gitu sih ke aku lagian kan kamu adalah teman yang bakalan jadi Husband aku" jawab Jieun mengabaikan ucapab Jimin.

"STOP Jieun"Teriak Jimin yang membuat orang-orang yang baru saja sampai sekolah mulai menonton mereka berdua yang memang sering seperti itu.

"Sekarang atau nanti aku ga bakalan pernah jadi suami kamu walaupun aku jadi suamimu itupun hanya dalam mimpimu jadi berhentilah dan enyahlah dari hadapanku" ucap Jimin panjang lebar pada Jieun.

"Tapi Jim.." jawab Jieun sambil matanya mulai berkaca-kaca

"Ahhh Shit , susah kalo bicara sama orang bego" ucap Jimin pada Jieun sambil pergi dari hadapan Jieun dan meninggalkan luka yang cukup besar pada hati Jieun.

"Dan lagi-lagi dia menyakitiku"gumam Jieun sambil memandang punggung Jimin yang menjauh.

"Sae Rin kenapa kamu masih mengharapkan bajingan itu padahal dia tak mencintaimu" ucap seseorang yang sedang memperhatikan Jieun sambil berdiri jauh dari tempat Jieun berada.

Setelah kejadian tadi pagi Jieun tidak semangat sekolah seperti biasanya seharian di sekolah dia hanya menundukkan kepalanya sambil melamun dan melamun,Jieun sangat sakit hati pada ucapan Jimin tadi pagi rasanya dia sangat ingin membenci Jimin tapi tak bisa karena rasa cintanya lebih besar dari rasa sakit hatinya.

Dan seperti sekarang ini saat Jieun di halte bus menunggu Bus datang ia masih saja menundukkan kepalanya sambil melamun sampai tiba-tiba ada seseorang menghampirinya."Jieun are you ok!?" seru seorang namja tampan ketika melihat Jieun melamun sendirian di halte bus.

Jieun pun mengangkat kepalanya ketika ia mendengar seseorang menyebutkan namanya "Oh kookie annyeong" jawab Sae Rin lesu.

"Yak kamu kenapa ? Mukamu terlihat pucat" ucap Jungkook dengan nada khawatir.

"I'm fine" jawab Jieun sambil tersenyum kecil walaupun di dalam hatinya dia sangat ingin sekali berkata "I'm not fine" tetapi dia tak ingin orang lain merasakan sakit yang ada di hatinya baginya cukup dia yang merasakannya, karena dia tahu jika mencintai seseorang berarti siap tidak siap dia harus merasakan konsekuensnya yaitu sakit hati.

"Hey aku tahu kau tidak baik-baik saja, jangan berbohong Jieun karena itu akan membuatmu semakin sakit" jawab Jungkok dengan lembut sambil mengelus kepala Jieun dengan sayang.

"Thank's Kokkie you are bestfriend" jawab Jieun sambil memegang tangan Jungkook yang sedang mengelus kepalanya, dan tersenyum tulus.

"You're welcome princess" jawab Jungkook namun sebenarnya di dalam hati Jungkook ia tak suka dipanggil bestfriend karena dia ingin lebih dari teman.

Tak terasa satu jam berlalu Jieun dan Jungkook menunggu bus datang akhirnya bus itupun datang dan mereka pun naik ke dalam bus itu.

Sesampai di halte dekat rumah Jieun
"Kokkie annyeong" teriak Jieun pada Jungkok yang juga melambaikan tangannya ke arah Jieun dari dalam bus.

"Oh Tuhan seandainya Kookie itu adalah Jimin mungkin hatiku akan senang sekali" gumam Jieun sambil berjalan ke arah rumahnya,ketika ia hampir sampai rumahnya, Jieun melewati rumab Jimin dan ia melihat Jimin yang sedang bersantai di depan rumah sambil membaca koran dan meminum secangkir kopi "Oh Tuhan betapa indahnya ciptaanmu" ucap Jieun dalam hati sambil menatap Jimin dengan lekat.

"Hey bodoh berhentilah menatapku sepert itu" seru Jimin ketika ia menengok ke arah Jieun yang sedang menatapnya dengan lekat.

"Oh Jimin anyeong!" jawab Jieun sambil membuka pagar rumah Jimin, dan kemudian masuk dengan melangkah lebar ke arah jimin "Jiminie bogoshipo" ucap Jieun saat ia sudah di depan Jimin yang sedang membaca koran.

"Oh Jieun aku juga tak merindukanmu" jawab Jimin dingin sambil menutup korannya dan berdiri bersiap untuk masuk ke dalan rumahnya.

Saat Jimin ingin masuk rumahnya Jieu menangkap tangan Jimin dan berkata "Stop Jimin" Jimin pun kaget dan otomatis langsung berhenti dan ketika Jimin hendak melepaskan tangan Jieun dengan cepat Jieun memeluk Jimin dari belakang dan berkata dengan sedihnya "Ahhh Jimin aku sangat mencintaimu sampai gila rasanya"

"Lepas" ucap Jimin dengan dingin.

"Engga aku engga mau, please Jim sebentar saja"mohon Jieun.

"LEPASKAN BODOH! "bentak Jimin sambil menghempaskan tangan Jieun paksa dan kemudian berbalik menghadap ke arah Jieun, dan menatap Jieun tajam.

"KAU BERHENTILAH BERSIKAP GILA SEPERTI INI JIEUN"ucap Jimin dengan marah sambil menunjuk wajah Jieun yang ada di hadapannya.

"Jimm.. "seru Jieun.

"Dengarkan aku Jieun, walaupun kamu melakukan segala cara untuk mendapatkanku ketahuilah aku tak akan pernah menginginkanmu"ucap Jimin lagi dengan nada marah walaupun tidak semarah tadi.

"Kenapa Jim?"

"Karna aku tak akan pernah M. E. N. C. I. N. T. A. I. M. U"jawab Jimin dengan penekanan saat berkata mencintaimu dan kemudian Jimin pun pergi masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya dengan keras di hadapan Jieun yang hanya bisa terdiam di depan pintu rumah Jimin.

Air mata Jieun langsung keluar dari tempatnya saat tepat Jimin menutup pintu rumahnya.

"Dan lagi-lagi aku menangis untukmu"lirih Jieun sambil mengelus pintu rumah Jimin.

Tbc.

My Oxygen | Park Jimin (Lanjut season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang