Part 4

465 61 0
                                    

Happy Reading?!

***

Keeseokan harinya Jieun nampak lesu, ia bahkan tak menyentuh makanannya. Jieun gadis itu menatap kosong makanannya, ia merasa sudah kenyang hanya dengan melihatnya.

"Jieun!? Hey!?"suara ibunya terdengar memanggil Jieun.

Jieun kaget, mendengar suara ibunya.

"Eh?"jawab Jieun sambil menatap bingung ibunya.

"Dimakan"suruh ibunya sambil menunjuk piring Jieun yang masih penuh dengan makanan.

"Emm ya"sahut Jieun dan kemudian mulai memakan  makanannya pelan.

"Sayang kamu terlihat lesu pagi ini!? Ada masalah?"tanya ibunya sambil menatap Jieun.

Jieun menggeleng,  sambil tetap memakan makanannya.

"Kau sedih karna Jimin hari ini sakit ya!?"ucap ibunya.

Jieun awalnta hanya mengangguk lesu. Dan tak lama kemudian matanya membulat menatap ibunya, baru sadar akan apa yang ibunya katakan.

"APA?"seru Jieun kaget.

"Iya Jimin sakit. Ibunya tadi menelpon, minta tolong antarkan surat sakit Jimin!?"jelas ibunya sambil menunjukkan amplop yang berisikan surat sakit Jimin.

Jieun menatap amplop itu. Dan kemudian ia bangkit dari tempat duduknya,  dan berlari keluar seraya berkata"Aku ijin juga, buatkan aku surat juga ya ma!?".

Ibunya hanya menggeleng mrndengar perkataan Jieun.

"Dia memang sangat mencintai Jimin ya?"ucap ibunya sambil tersenyum.

***
Kini Jieun telah sampai di depan pintu rumah Jimin,  ia mengetuk pintunya dengan cepat tak sabar. Jieun sangat khawatir, dan ketika bibi yang bekerja di rumah Jimin membuka pintunya. Jieun langsung bertanya"Mana jimin bi? Dia baik-baik saja kan?".

"Nona bisa langsung mengeceknya, ia dikamarnya dan ada.. "jawab bibi itu.

Tanpa mendengarkan jawaban bibi itu selesai, Jieun langsung melangkah masuk ke rumah jimin dan melangkah menuju kamar Jimin. Dan setelah sampai di depan kamar Jimin, Jieun langsung masuk tanpa mengetuknya. Saat Jieun masuk,  terlihatlah Jimin yang terbaring. Namun juga terlihat seorang perempuan duduk di tepi ranjang Jimin, sambil memegang tangannya.

"Kenapa kau bisa disini? Bukankah?"taya Jieun pelan.

"Kenapa? Kau takut jika aku kembali?"tamya perempuan, yang kemudian bangkit berdiri dan menghampiri Jieun.

Jieun diam. Ia bahkan mengalihkan pandangannya saat perempuan itu telah di depannya dan menatapnya"Kau sangat Jahat Jieun,  membuat adikku menajadi penghuni rumah sakit jiwa!?"ucapnya lagi.

"Adik?"tanya Jieun bingung,  karena perempuan ini wajahnya sama dengan orang yang ia kenal dulu.

"Aku ini adalah kakak kembarnya. Kakak dari seorang perempuan yang kau buat masuk rumah sakit jiwa"jawabnya.

"Aku tak sengaja!?"bela Jieun sambil memandang ke arah lain.

Plak..

Perempuan itu menampar Jieun"Tak sengaja? Membuat seseorang masuk rumah sakit kau bilang  tak sengaja? Otakmu dimana hah?"ucap perempuan itu marah.

"Dan sekarang aku ingin memberitahu Jimin jika adikku itu sudah sembuh dari penyakitnya!?. Dan sekarang ia sedang mencari Jimin!?"ucapnya lagi.

"Hah? Tapi.."belum selesai Jieun berbicara suara seseorang terdengar.

"Dia sembuh?"tanya seseorang yang ternyata adalah Jimi membuat Jieun dan perempuan itu menolehkan kepala mereka, terlihat air mata Jimin keluar. Ia kemudian mendektai perempuan itu, dan berkata"Tolong bawa aku padanya ka!?".

Perempuan itu tersenyum mengangguk.

"Jimin~na andwe!?"ucap Jieun sambil menahan tangan Jimin.

"Lepaskan"ucap Jimin.

"Aku mohon maafkan aku!?"mohon Jieun sambil berlutut di bawah Jimin.

"Kau tau Jieun, perbuatanmu sungguh membuatku sangat marah dan kecewa!? Kau memang menjengkelkan karna sikapmu yang selalu menempeliku namun ini sangat keterlaluan!?"ucap Jimin dingin.

"Maaf"ucap Jieun sambil menunduk.

"Jieun!? Aku ingin kau jangan pernah lagi usik kehidupanku. Aku muak denganmu!? Pergilah dari hidupku!? Aku benci padamu!? Sangat benci!?  Dan jika kau ingin aku hidup normal, jangan pernah muncul lagi dihadapannku!? Selamanya!?"ucap Jimin panjang lebar.

Jieun mendongkkakan kepalanya,  ia menatap Jimin yang sedang menatapnya marah. Jieun diam sambil menatap Jimin, dengan airmata yang tak berhenti keluar.

Jimin mengela napas kasar"Ayo kak, kita pergi!?"ucapnya,  dan kemudian pergi dari hadapan Jieun.

Jieun menatap punggung Jimin yang berjalan menjauhinya. Tangan Jieun bergetar, ucapan Jimin sangat membuat Jieun terpukul. Sambil tetap menangis Jieun bangkit berdiri,  dan kemudian berjalan keluar rumah Jimin dengan membawa luka besar.

***
Kini Jimin dan perempuan itu telah sampai di rumah sakit tempat seseorang yang Jimin kenal. Dan mereka berdua kini tengah berjalan menuju kamar seseorang itu.

"Tak apakah kau berkata seperti itu pada Jieun?"tanya perempuan itu pada Jimin.

"Biarkan saja, dia pantas menerimanya!?"jawab jimin.

"Aku jadi kasian padanya!?"ucap perempuan itu.

"Walaupun seberapa jahatnya dia pada adikku, sebagai perempuan aku kasian padanya. Dia pasti sangat terluka mendengar perkataanmu tadi!?"ucap perempuan itu.

Jimin diam,  ia tak perduli dengan Jieun. Yang ia perdulikan saat ini adalah seseorang yang akan ia temui.

Sekarang Jimin dan perempuan itu telah sampai di depan pintu kamar seseorang yang sangat ingin Jimin temui. Awalnya Jimin ragu untuk masuk,  namun perempuan yang ada di sebelahnya mengangguk, meyakinkan Jimin jika semuanya akan baik-baik saja. Jimin menarik napasnya untuk menenangkan jantungnya yang berdetak dengan cepat. Dan kemudian masuk ke dalam kamar itu. Setelah masuk mata Jimin membulat, saat melihat perempuan yanh ia cintai tersenyum kearahnya. Jimin segera menghampiri perempuan itu dan memeluknya.

"Kau sembuh!?"seru Jimin sambil mengelus kepala perempuan itu.

"Iya Jim aku sembuh!?"sahutnya pada Jimin.

"Aku merindukanmu somin"ucap Jimin.

"Aku juga"sahut Somin, perempuan yang Jimin cintai.

Jimin kemudian melepaskan pelukannya, dan kemudian duduk di samping ranjang Somin sambil tersenyum pada Somin.

"Apakah kau menunjukkan senyum ini pada dia?"tanya Somin tiba-tiba yang membuat Jimin kaget.

"Kau tak trauma padanya?"tanya Jimin.

Somin menggeleng"Aku telah sembuh Jim, dari sebulan yang lalu malah namun aku hanya belum siap bertemu denganmu!? Aku telah memaafkannya Jim,  dengan memaafkannya aku bisa sembuh!?"ucap Somin.

"Kau perempuan yang tangguh Kim somin!? Dia sangat keterlaluan somin!?"balas Jimin.

Somin tersenyum, dan kemudian memegang tangan Jimin  mengelusnya, dan berkata"Walaupun seberapa besar salah orang kepada kita,  kita harus memaafkannya Jimin. Dia melakukan itu karna dia sangat mencintaimu Jim. Aku Memahaminya, dan juga mengampuninya!?"

"Hhh aku sangat kecewa dan marah padanya!?"seru Jimin sambil mengela napas lelah.

Somin tersenyum mendengar seruan Jimin, dan kemudian berkata"Tapi kau juga sangat mencintainya kan? , dan walaupun kau disini saat ini,  tapi hatimu dan pikiranmu tidak disini bukan!?"

Tbc.

Maafkan jika banyak typo🙏




My Oxygen | Park Jimin (Lanjut season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang