Part 15

463 54 1
                                    

"Aku merindukanmu"gumam Jieun yang masih memeluk Jimin erat.

Jimin hanya diam namun tangannya membalas pelukan Jieun.

"Terimakasih"suara Jimin terdengar bergetar di telinga Jieun.

Jieun mengangguk.

"Biarkan seperti ini sebentar, sebelum kita kembali ke kenyataan yang sebenarnya"ucap Jimin kemudian.

Air mata Jieun keluar tanpa bisa ia cegah.

"Bisakah seperti ini selamanya?"tanya jieun.

"Maaf"gumam Jimin.

Jieun menangis sesegukan di pelukan Jimin.

Somin dan Taehyung hanya bisa diam melihat Jimin dan Jieun berpelukan.

Taehyung melirik Somin yang menunduk dan sesekali ia mengusap matanya dengan kasar.

Tangan Taehyung terulur mengusap punggung somin.

"Sebaiknya kita pergi dulu dari sini"ajak taehyung yang kemudian menarik lengan Somin.

"Lepaskan"ucap Somin sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Jangan ganggu mereka"

"Kenapa? Seharusnya kau memisahkan mereka? Kau menyukai Jieun kan?"

Taehyung mengangguk.

"Jika aku menarik Jieun dari pelukan Jimin sekarang aku akan dibenci oleh Jieun karna Jieun mencintai Jimin"jelas Taehyung.

"Aku tidak bisa egois dalam keadaan seperti ini"lanjut Taehyung.

"Kau tidak bisa egois karna kau tidak punya hubungan apapun dengan Jieun, sedangkan aku? Aku tunangan Jimin"

"Lepaskan dia Somin, kau tidak lihat Jimin juga mencintai Jieun"

Somin menggeleng.

"Jimin sudah menjadi milikku, aku tidak akan melepaskannya"

"Terserah padamu sajalah"balas Taehyung.

"Tapi kalau bersama Jimin membuatmu sakit, lepaskan saja. Kau hanya membuang waktu bersamanya"ucap Taehyung lagi.

"Aku tau"Somin menatap pintu kamar Jimin.

Sedangkan di dalam kamar Jimin dan Jieun masih dengan posisi berpelukan.

Jimin melepaskan pelukannya, ia menatap Jieun "Kau harus pulang".

Jieun menggeleng.

Jimin menghapus sisa-sisa air mata di pipi Jieun.

"Tak bisakah?"tanya Jieun.

Jimin menggeleng.

"Aku sudah tidak punya pilihan"ucap Jimin.

"Apa maksudmu?"

"Pulanglah Jieun"

"Tapi.."

"Aku tidak punya tenaga saat ini untuk berdrbat denganmu, pulanglah dengan tenang Jieun. Aku baik-baik saja"

Jieun terdiam sesaat dan akhirnya mengangguk, lalu kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar Jimin.

Jieun menghampiri Somin dan Taehyung yang kini sedang menatapnya.

"Aku pulang"seru Jieun sambil berlalu di hadapan Somin dan Taehyung.

Taehyung tanpa kata mengikuti Jieun dari belakang.

Somin berjalan ke kamar Jimin.

"Jimin maaf"ucap Somin saat sampai dalam kamar Jimin.

"Tak apa. Maaf Somin aku ingin istirahat"Jimin menarik selimutnya dan memunggungi somin.

Somin menghela nafas pelan.

***

"Maaf"gumam Jieun.

Taehyung tersenyum, walaupum hatinya sakit saat mengingat Jieun dan Jimin berpelukan.

"Aku akan pulang istirahatlah Jieun"Taehyung mengelus kepala Jieun sayang.

"Terimakasih"Jieun kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Taehyung menatap punggung Jieun sedih.

"Kukira aku sudah ada berada di hatimu walau sangat kecil, tapi kenyataannya tidak ada sama sekali aku di hatimu"ucap Taehyung sambil tersenyum miris.

Jieun masuk ke kamarnya, ia duduk di atas ranjangnya. Matanya mulai berkaca-kaca saat ia memikirkan kata-kata Jimin.Lucu memang ia berjuang mati-matian dari dulu hingga sekarang, namun takdir seolah-olah selalu mempunyai cara untuk menjauhinya dari Jimin.

"Aku harus bagaimana?"tanya Jieun pada dirinya sendiri.

Keesokan harinya.

Jieun terlihat sedang mengikat tali sepatunya. Jieun melihat ke rumah Jimin, dan terlihat Jimin baru saja keluar dari dalam rumahnya.

Jimin melihat ke arah Jieun.

Jieun memalingkan wajahnya berusaha menahan diri tidak berlari ke arah Jimin.

Jimin menghela nafasnya, kemudian ia berjalan pergi. Saat Jieun merasa Jimin sudah pergi Jieun kemudian berjalan dengan cepat.

Kini Jieun berjalan di belakang jimin dengan jarak 2 meter. Jieun hanya menatap Jimin dari belakang, Jieun tersenyum kecil sambil mengingat-ngingat kenangan indahnya dengan Jimin saat mereka masih anak-anak.

"Pegang tanganku"suruh Jimin.

Jieun langsung memegang tangan Jimin tanpa ragu, Jieun tersenyum sambil menatap Jimin dari samping.

"Jangan jauh dariku paham?"seru Jimin pada Jieun.

"Paham"balas Jieun.

"Kini kita hanya bisa berjalan dengan jarak 2 meter"gumam Jieun sedih.

Di sekolah.

"Jieun"panggil Taehyung.

Jieun tersenyum saat melihat Taehyung.

"Kau tak apa?"tanya Taehyung khawatir.

Jieun mengangguk.

"Kau terlihat pucat"gumam Taehyung sambil memperhatikan wajah Jieun.

"Aku tak apa, tidak usah khawatir"Jieun berusaha tersenyum.

Jieun memegang perutnya menahan sakit, saat datang bulan memang paling menyiksa bagi Jieun.

"Ayo kita ke ruang kesehatan saja"ajak Taehyung.

Jieun menggeleng.

"Kau yakin?"

"Aku tak apa"

Taehyung hanya menghela nafasnya.

"Aku ke toilet sebentar"ucap Jieun yang kemudian pergi ketoilet.

Saat di toilet entah kenapa perut Jieun terasa menjadi sangat sakit.

"Aw"rintih Jieun.

Jieun menunduk sambil memegang perutnya.

"Kau tak apa?"tanya seseorang yang ada disitu.

Pandangan Jieun mengabur, dan semuanya menjadi gelap seketika.

Tbc.

Jangan lupa klik bintangnya + komen yaa💜

See you next part.

Luv ya💜😘


My Oxygen | Park Jimin (Lanjut season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang