Pertanyaan dijawab oleh salah satu media partner kami di event kemarin (Leonardi Samuel) dan juga oleh Kak Dimas sebagai pemateri kami.
Cusss tengok obrolan santainya😄
_____________
Amalia Putri 👉 Kak bedanya Gurindam sama sajak yang Distikon apa?
Leonardi Samuel 👉 @Amalia putri wihh pertanyaannya menarik nih. Izin jawab boleh ya?
Dimas Albiyan 👉 Pertama ada beberapa yang harus kita ketahui, yaitu kalau Gurindam itu merupakan puisi lama, sementara Distikon merupakan jenis puisi baru.
Gurindam itu bentuk puisi lama yang awalnya terpengaruh dari budaya India, yang kemudian berkembang di Indonesia (Nusantara).
Kalau dari saya, ada beberapa perbedaan antara Gurindam dengan Distikon. Mungkin nanti bisa ditambahin lagi oleh @Leonardi, SamuelLeonardi Samuel 👉 Gurindam dan Sajak Distikon tuh punya kesamaan dibentuknya. Terdiri dari 2 baris. Nah, bedanya Gurindam tuh dikategorikan dalam bentuk puisi lama, sedangkan Sajak Distikon dalam bentuk puisi baru.
Gurindam kalau kita pecah barisnya, baris pertama itu semacam soal, baris dua adalah jawabannya. Melirik ke pantun, bisa diibaratkan baris pertama Gurindam adalah sampiran, baris keduanya isi.
Sajak Distikon tidak terlalu memperhatikan rima. Berbeda dengan Gurindam. Contohnya bisa cari juga via internet.
Dimas Albiyan 👉 Secara bentuk, antara Gurindam dan Distikon memang hampir sama, yaitu sama-sama tiap bait terdiri atas 2 baris. Tapi ada beberapa perbedaan antara keduanya.
Pertama dari segi jumlah kata, dalam Gurindam terdapat aturan tiap baris harus terdiri atas 10-14 kata. Sementara dalam Distikon tidak ada aturan seperti itu. Kita bebas menggunakan berapa kata dalam tiap baris.
Contoh dari sajak distikon 👇
Kedua dari segi rima, dalam Gurindam pola rimanya harus a-a. Sementara dalam Distikon tidak ada aturan rima.
Ketiga yang membedakan antara keduanya adalah isinya.
Isi Gurindam biasanya berupa nasihat dan filosofi hidup. Sementara dalam Distikon kita bebas menyampaikan isi apa aja.Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifatBarang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.Itu di 👆 contoh dari Gurindam 12 karya Raja Ali Haji, teman-teman.
Kath Ryans 👉 Lalu bedanya sama Karmina apa, Bang? Kayaknya karmina juga 2 baris...
Kalau Karmina isinya bebas gitu ya, bukan petuah...Dimas Albiyan 👉 Kalau Karmina itu pantun singkat, Kath.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hatiitu di 👆 contoh Karmina, Kath.
Jakarta, 16 Februari 2018
Note:
Jadi, waktu ada kelas umum kemarin, ada teman kita yang di sekolahnya lagi ada pelajaran itu, beruntung banget kan jadi bisa tanya tanya di grup😄.
KAMU SEDANG MEMBACA
Materi Dan Kelas Belajar GBSpirit
Não FicçãoKumpulan materi puisi dan hasil diskusi di kelas. Semoga bermanfaat. Salam #spiritpuitik Cover by: eruchi_chan