MENGENAL MAJAS SIMILE, METAFORA, DAN PERSONIFIKASI

131 7 1
                                    

Pemateri    : DimasAlbiyan

Moderator : AlifSa

Waktu         : Jum'at, 18 Januari 2018

Pukul          : 19.45 wib

                             
                                 💛❤💜

MENGENAL MAJAS SIMILE, METAFORA, DAN PERSONIFIKASI

          Majas adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna (menggunakan kata kiasan). Penggunaan majas inilah yang membedakan antara bahasa puisi dan karya sastra lainnya dengan teks lain seperti karya ilmiah atau berita. Ada berbagai macam jenis majas yang dapat kita gunakan untuk menguatkan puisi yang kita tulis. Akan tetapi dalam tulisan ini saya akan membahas tiga jenis majas saja, yakni simile, metafora, dan personifikasi.

1. SIMILE

          Simile atau yang juga disebut sebagai majas asosiasi adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung yang dimaksud tersebut di antaranya adalah: bagai, bagaikan, seperti, serupa, sebagai, layaknya, laksana. Itulah sebabnya mengapa simile juga kerap disebut sebagai perumpamaan tidak langsung, karena ketika mengumpamakan dua hal, dalam simile kita harus menggunakan kata-kata penghubung tersebut.

Contoh penggunaan majas simile: “engkau bagai pelita dalam kegelapan”, “langit seperti mimpi-mimpi yang panjang”, “sunyi serupa dinding yang dingin”, “hari-hari telah kutanam sebagai hutan", “puisi ini layaknya doa yang senantiasa kaupeluk di dinihari, “dan aku tak ubahnya serupa ingatan yang tak pernah tercatat dalam puisi itu.”

          Berikut ini saya kutipkan beberapa kutipan puisi karya penyair terkemuka yang memanfaatkan penggunaan simile dalam puisinya.

/1/
“Dirimu selalu serupa embun pagi
yang pamit karena takut mentari
lantas aku lipat rinduku rapi-rapi.
(Didik Siswantono-Sajak Rindu Sepanjang Malam)

/2/
“Langit banyak menjatuhkan kata sifat.
Tidak satu pun ingin kutangkap dan kuingat.
Kubiarkan mereka bermain seperti anak-anak kecil
sebelum mengenal sekolah.
(M. Aan Mansyur-Menyaksikan Pagi dari Beranda)

/3/
“Aku bagai benih di bawah tanah.
Aku menanti tanda musim semi.
(Jalaluddin Rumi)

2. Metafora

          Berbanding terbalik dengan simile, metafora adalah majas perumpamaan langsung. Pada metafora kita tidak perlu menggunakan kata penghubung seperti “bagai”, “serupa”, laksana, “bagaikan”, “layaknya”, “seperti”, “bak”, dan sebagainya. Mari kita lihat bersama-sama perbedaan antara simile dengan metafora.

Sebagai contoh: “engkau bagai air yang jernih”. Kutipan ini menggunakan simile, menggunakan kata penghubung “bagai” untuk membandingkan “engkau” dengan  “air yang jernih”. Akan tetapi, dalam metafora kita tidak perlu menggunakan kata penghubung untuk membandingkannya. Sebagai contoh: “telah kulipat ingatan-ingatan itu”. Pada potongan puisi tersebut, si penulis membandingkan (mengumpamakan) “ingatan” seperti kertas yang bisa dilipat, namun si penulis tidak menggunakan kata penguhubung seperti bagai, laksana, serupa, dan lainnya. Bahkan si penulis juga tidak menyertakan kata “kertas” dalam kutipan puisi tersebut, ia langsung saja mengumpamakan: “ingatan bisa dilipat” (seperti kertas).

Contoh metafora lain:

a)  dewi malam di atas langit. “Dewi malam” pada kutipan tersebut merujuk pada “bulan”.
b) “Gerimis di sudut matamu” yang mengumpamakan tangisan dengan gerimis. 
c) “Ia memanggul kesedihan itu sendiri” yang mengumpamakan kesedihan seperti barang yang bisa dipanggul.

Berikut saya kutip contoh potongan puisi karya penyair terkemuka yang menggunakan metafora.

/1/
“Embusan nafasmu menjelma kenangan
mengikat musim jadi lembar ingatan”
(Didik Siswantono)

/2/
“Kau bawa bertandan-tandan percakapan yang belum diiris”
(Adimas Imanuel)

3. Personifikasi

          Personfikasi adalah majas yang banyak dijadikan jurus oleh penulis. Majas ini adalah suatu teknik membandingkan benda mati yang diumpamakan seperti makhluk hidup. Benda yang tak bernyawa dijadikan oleh si penyair seperti makhluk yang dapat bergerak dan melakukan tindakan. Contoh sederhananya seperti: “angin berbisik, pepohonan pun menari”, “matahari yang bersembunyi di balik bukit”, “ombak memagut pantai”, “sunyi masih berbicara di ruang ini”,  dan sebagainya.

          Berikut ini saya kutip beberapa puisi karya penyair yang menggunakan majas personifikasi.

/1/
“Angin yang kini letih
bersujud di pelupuk ibu.”
(D. Zawawi Imron)

/2/
“Di depan perpustakaan, langit masih menatap jendela tertutup
itu tanpa berkedip.”
(M. Aan Mansyur)

           Demikianlah pembahasan singkat mengenai majas simile, metafora, dan personifikasi dari saya.
Semoga bermanfaat. Terima kasih.

_________________



Jakarta, 18 Januari 2018

Note:

Materi yang akan dibahas malam ini di kelas GBSpirit. Baca2 ya Sahabat Spirit materinya, kita belajar bersama😉.

Edit oleh she_harz

Materi Dan Kelas Belajar GBSpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang