Hi, Hello
*
*
*Hyunwoo memarkirkan sepedanya di garasi. Matanya menangkap mobil ayahnya yang terparkir di depan. Seketika Hyunwoo bergegas masuk ke dalam.
"Aku pulang!"
Tak ada sambutan. Akhirnya Hyunwoo memutuskan berjalan menuju halaman belakang. Dimana luasnya dua kali lipat dari rumahnya. Ayah Hyunwoo adalah pemilik perusahaan ternama di Korea. Sementara Ibunya sudah meninggal dua tahun silam. Menyebabkan Hyunwoo terpuruk selama satu tahun.
Hyunwoo berdiri sedikit jauh dari tempat ayahnya berada. Ia bisa melihat ayahnya seorang diri sedang bermain golf di belakang rumah.
"Kau sudah pulang?" Hyunwoo terkejut. Padahal ia sedikit bersembunyi di balik pintu agar ayahnya tidak langsung mengetahui keberadaannya. Tapi cara kuno itu masih saja gagal.
Hyunwoo pun berjalan mendekat setelah ketahuan sang ayah.
"Senang bertemu ayah," membungkuk.
Tuan Son mengayunkan tongkat golf ke belakang, kemudian memukul keras-keras bola golf di bawahnya hingga melambung jauh.
Setelah tak terlihat, kini pandangan Tuan Son beralih ke tempat Hyunwoo berada.
"Ayah dengar kau gagal lagi."
Spontan Hyunwoo memandang wajah ayahnya. Wajah yang hampir seminggu ini tidak ia lihat karena ada perjalanan bisnis ke Jepang.
"Maaf, Ayah," kali ini Hyunwoo tidak berani memandang ayahnya.
Dengan kecepatan sepersekian detik, ujung tongkat golf itu melayang sempurna ke wajah Hyunwoo. Bukan hanya sekali. Tuan Son memukulkan sampai tiga kali dalam kurun waktu yang singkat dari pukulan pertama.
Hyunwoo masih berdiri tegap. Namun tak berani melirik ayahnya sedikit pun.
"BUKANKAH AYAH SUDAH PERINGATKAN UNTUK TIDAK MENGAMBIL JURUSAN ITU?!"
Hyunwoo masih terdiam. Sesekali meringis karena ngilu akibat pukulan tadi.
"SEJAK AWAL AYAH TIDAK SETUJU KAU MENGAMBIL JURUSAN TIDAK BERGUNA ITU. AMERIKA? AYAH BISA MENERBANGKANMU SEKARANG JUGA KALAU KAU MAU! SEBAIKNYA KAU SEGERA MASUK KE KAMPUS PILIHAN AYAH KALAU KAU MASIH INGIN KU ANGGAP ANAK."
"Terimakasih. Aku akan berusaha lebih baik. Selamat melanjutkan kegiatan anda, Tuan Son," Hyunwoo membungkuk kembali sebelum pergi.
"AYAH PASTIKAN KAU TIDAK AKAN PERNAH BERHASIL DAN AKAN MEMOHON PADA AYAH NANTINYA!"
Walau masih dengar, Hyunwoo memilih pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Hyunwoo melepas tasnya dan melemparnya asal. Tubuhnya ambruk ke atas kasur. Untuk sejenak, ia memejamkan matanya.
'Ayo kita pergi bersama'
'Ku pastikan akan menyusulmu nanti. Tunggu aku'
Suara yang masih terekam jelas di memori otaknya itu membuat Hyunwoo bangkit.
Wajahnya terpantul di kaca besar yang kini berhadap-hadapan dengannya.
Lebam yang di hasilkan oleh pukulan Tuan Son tadi membekas sempurna dengan cepat.
Hyunwoo tertawa kikuk sambil memandangi lebam di hampir sebagian wajahnya.
Tidak mau melihat lebih lama wajahnya yang menyedihkan itu, Hyunwoo lantas beralih pada ponselnya yang berada di samping tempatnya duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Hello [TAMAT]
Fanfiction(Hi Hello) Setelah kita mengatakan ini satu sama lain, cerita kita dimulai lirik by Day6 - Hi Hello