- 9 -

948 191 32
                                    




Hi, Hello



*
*
*




"B-bisakah aku menginap di rumahmu?" pinta Hyunwoo di sertai ringisan menahan sakit.

Kihyun mematung sesaat. "HEEEEE?!!" segera berteriak saat sudah mencerna betul-betul ucapan yang di lontarkan Hyunwoo barusan.

'Menginap? Di rumahku? Yang benar saja! Tunggu. Bila dia tinggal bersama ku, kami akan tinggal berdua? Hanya berdua?' Kihyun terus merutuk dalam hati.

"Tidak boleh, ya? Ahhh, maaf. Aku terlalu lancang. Padahal kita bukan teman. Maafkan aku," ujarnya sambil berdiri sembari mengangkat sepedanya.

"B-boleh! Y-ya, tentu saja b-boleh," jawabnya terbata. "Kau boleh tinggal bersamaku selama kau mau," dan setelah mengucapkan itu, Kihyun segera menampar mulutnya.

"Hahaha, tidak-tidak. Aku tidak akan melakukan itu. Maksudku tinggal selama yang ku mau. Mungkin tidak sampai seminggu."

Mendengar penuturan Hyunwoo, entah kenapa malah membuat Kihyun tersenyum getir. Rasanya aneh. Tiba-tiba saja Kihyun seperti mendapat penolakan setelah menyatakan cinta. Padahal ini hanya persoalan mengenai tempat tinggal.

"Hmmm, aku tidak memaksa. Ayo pergi," ajak Kihyun.

XXX

Hyunwoo tertegun di depan rumah Kihyun. Ya tentu saja bila di bandingkan dengan rumah super mewahnya, rumah petak yang di huni oleh Kihyun tidak ada apa-apanya.

"Kenapa?" Kihyun yang menyadari gelagat Hyunwoo itu pun bertanya.

"T-tidak. Hanya...."

"Kau menyesal ya pergi kemari?"

Bukan itu. Hanya saja Hyunwoo teringat dengan ayahnya yang tega mengusir dirinya. Bukan saja mengusir, ayahnya juga sudah mencoret nama Hyunwoo dalam daftar keluarga. Membuat wajah Hyunwoo kembali memerah karena menahan amarah.

"Apa kau tidak mau menyuruhku masuk? Aku kedinginan," sifat menyebalkan Hyunwoo pun kembali.

"A-hhh, ayo masuk. Sebentar, aku akan membukanya," setengah gelagapan, Kihyun kemudian menekan gagang pintu dan membukanya untuk Hyunwoo. "Masuklah," menyuruh Hyunwoo masuk terlebih dahulu, kemudian ia susul setelahnya.

Manik Hyunwoo mengedar ke seluruh ruangan. Benar-benar berbanding terbalik dengan rumah Hyunwoo. Di sini ia hanya menjumpai ruang tamu menjadi satu dengan ruang tv. Kemudian di sampingnya ada dapur dan kamar mandi. Kemudian di sisi kanan hanya ada satu kamar. Pintu di samping dapur Hyunwoo bisa menebak bila itu pintu belakang menuju tempat menjemur pakaian.

Kihyun yang ikut melihat kemana arah pandangan Hyunwoo itu segera terkejut karena rumahnya sangat berantakan.

"Aishhh!!! Maaf rumahku berantakan. Tadi pagi aku sudah membersihkannya. Ini pasti ulah Yoongi," ia sedikit mengecilkan suara di kalimat terakhir.

Kihyun segera berlarian kesana kemari. Menjumputi satu persatu bungkus makanan yang berserakan. Membuangnya ke tempat sampah yang untungnya tidak jauh dari jangkauan.

"Apa orangtuamu tidak di rumah?"

Pertanyaan Hyunwoo membuat Kihyun segera berhenti dari aktivitasnya. Luka lama itu seakan menghampiri Kihyun kembali. Padahal Kihyun sudah lupa sejak kapan dia punya orangtua dan siapa orangtuanya.

"Aku tidak kenal. Mereka telah menelantarkanku sejak kecil," sambil kembali memunguti sampah yang tersisa.

Sekarang giliran Hyunwoo yang terdiam. Merasa senasib dengan Kihyun, membuat Hyunwoo tiba-tiba saja tertawa.

Hi, Hello [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang