*
*
*Suara musik EDM itu menggema di seluruh penjuru apartemen. Lampu disko sengaja di pasang di ruang tengah agar terlihat seperti klub malam. Di meja terdapat beberapa makanan ringan dan botol-botol anggur bermerk.
"Aku sungguh berterimakasih padamu," ujar salah satu pria dengan setelan denim.
Sementara lawan bicaranya hanya tersenyum dan mengangguk-angguk.
"Yeah, kau memang hebat, Hyungwon-ah. Bagaimana kau bisa tahu kalau orang itu adalah penyusup?"
Hyungwon lagi-lagi memperlihatkan senyum liciknya. Sambil memainkan gelas berisi anggur di tangannya, ia menjawab pertanyaan itu. "Karena aku muak dengannya."
"Eheyyyyy."
Hyungwon kemudian menenggak anggurnya.
"Sepertinya ada yang datang," sahut seseorang yang baru saja datang dari ruang tamu. "Mau ku bukakan?"
Hyungwon mengkode untuk mempersilakannya.
Setelah mendapat persetujuan, orang itu kembali menuju ruang depan untuk membuka pintu.
"Siap--"
"Dimana keparat itu?!" tanpa ba-bi-bu, sosok dengan badan yang lebih ideal dari sang pembuka pintu segera menerjang masuk. Tidak peduli bila ia menjadi orang yang tidak sopan. Toh, memang dia bukan tipe orang yang seperti itu.
"Eheyyyyy, ada tamu spesial rup--"
Wonho mendorong semua yang ada di atas meja. Menumpahkan makanan dan memecahkan botol anggur milik Hyungwon tanpa sisa.
"Kau gila?! Apa yang kau lakukan?!!" sentak Hyungwon.
Wonho yang semakin murka itu langsung menghampiri Hyungwon. Mencekik leher Hyungwon tanpa ampun.
"Keparat! Bajingan! Brengsek!" segala macam umpatan keluar begitu saja dari mulut Wonho.
"Lep-ash! Uhukkkk! Gi-la! Uhukkkk!"
"Wonho, kau tidak se--" orang di dekat Wonho mencoba melerai pertikaian antara Wonho dan Hyungwon. Namun tatapan membunuh Wonho seketika menghentikan ucapan orang itu. Sorot matanya juga menegaskan. Bila siapapun menghentikan aksinya, siap-siap saja untuk pergi dengan keadaan tidak utuh.
Akhirnya semua orang memilih pergi dan hanya menyisakan Wonho dan Hyungwon.
"Aku, tidak akan semurka ini, bila kau tidak pernah ikut campur urusanku!"
Hyungwon tidak bisa menjawab lagi karena cekikan Wonho. Bukannya mengendor, cekikan itu justru semakin kuat. Semua urat di leher Hyungwon sampai rasanya hampir putus. Yang bisa ia lakukan hanyalah terus memukul dan mencakar tangan Wonho agar bisa selamat.
"UHUKKKK!!!" batuknya yang terdengar keras itu menandakan bila ia baru saja di lepaskan oleh Wonho.
"Pergilah dari Korea. Jangan pernah menampakkan batang hidungmu lagi di depanku. Atau, aku benar-benar akan membunuhmu," Wonho menoleh dan mendapati Hyungwon masih memegangi lehernya yang sangat merah.
"Hahaha. Kenapa? Kenapa tidak sekarang juga kau membunuhku. KENAPA?!!!"
"KARENA KAU MENCINTAKU!"
Hyungwon mencelos.
"Karena kau mencintaiku. Aku tidak bisa membunuh orang yang mencintaiku!"
Hyungwon kembali tertawa. Tawa yang diiringi dengan isakan. "Begitu kah? Jadi hanya aku? Hanya aku yang mencintaimu? Ahhh, benar. Tentu saja. Hanya Chae Hyungwon bodoh yang mencintaimu. Aku yang bodoh. Haha."
Wonho menggigit bibir bawahnya. Bukan waktu yang tepat menunjukkan air matanya. Wonho bukan tipe orang seperti itu. Mana mungkin ia menangisi Hyungwon yang hanya dijadikan mainannya?
"Ku beri waktu sampai besok malam. Segera kemasi barangmu dan pergi. Dan biarkan Kihyun bersama Hyunwoo."
Wonho kemudian berjalan pergi meninggalkan apartemen Hyungwon. Membiarkan Hyungwon memikirkan tawarannya.
Setelah punggung Wonho tak terlihat, Hyungwon tersenyum getir. "Pecundang! Wonho brengsek! Bodoh. Kenapa tidak mengaku kalau kau juga menyukaiku? Hah! Padahal aku melakukan itu untuknya, bukan karena Hyunwoo. Wonho bodoh!"
Ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Berbaur bersama pecahan botol anggur dan darah segar yang keluar dari lengannya.
"Hyungwon-ah, ayo tata hidupmu lagi."
XXX

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Hello [TAMAT]
Fanfiction(Hi Hello) Setelah kita mengatakan ini satu sama lain, cerita kita dimulai lirik by Day6 - Hi Hello