- 10 -

979 184 39
                                    




Hi, Hello



*
*
*




Mata Hyunwoo mengerjap sebentar. Ia merasa terusik dengan cahaya yang sepertinya tengah menyoroti matanya yang masih tertutup rapat.

"Eunghhh...," lenguh Hyunwoo yang kemudian mulai mencoba bangkit dari posisi tidurnya yang terduduk dibawah dengan kepala diatas sofa.

Hyunwoo mencoba membuka matanya lebar-lebar. Dan baru sadar bila Kihyun sudah tidak ada. Sementara cahaya yang mengusiknya tadi adalah cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela di dekat kamar Kihyun.

Masih di tempatnya, hidung Hyunwoo mulai mendengus-dengus seperti mencium sesuatu yang sedap.

"Apa kau akan tetap di situ?"

Hyunwoo terkejut dengan ucapan Kihyun yang ada di dapur.

Melihat ekspresi Hyunwoo yang lucu, Kihyun tak kuasa menahan tawanya.

"Kau sedang apa?" tanya Hyunwoo yang kini sudah beranjak menuju dapur.

"Membuat sarapan. Apa lagi?"

Setelah mematikan kompor dan menaruh masakannya di piring, Kihyun menyuruh Hyunwoo untuk membantu dirinya membawa makanan ke depan tv dimana Kihyun sudah menyiapkan meja kecil untuk menghidangkan makanan di sana.

"Hyaaaa, aku tidak tau kau bisa sepintar ini dalam membuat makanan. Apa ini tidak di racuni?" dan pikiran jelek Hyunwoo kembali bangkit.

Merasa di lecehkan, Kihyun segera mengambil telur gulung, kimchi, dan capcai secara bergantian dan memakannya hingga mulutnya penuh.

"Kau puas?" masih dengan mulut yang penuh.

Hyunwoo tertawa terbahak-bahak. Setelah itu mengawalinya dengan mengambil kimchi karena itu makanan kesukaannya.

Hyunwoo terdiam. Benar-benar mematung. Ekspresi mukanya berubah. Kunyahannya juga lebih pelan seakan benar-benar menikmati makanan Kihyun.

"Bagaimana? Masih tetap mengatakan itu beracun? Cih!"

"Sepertinya, ini memang beracun," sambil mengambil lagi kimchi di hadapannya. "Aku suka. Ini benar-benar beracun. Jangan berikan aku penawarnya. Terus berikan racun-racun ini padaku."

Kemudian Kihyun terkejut saat melihat Hyunwoo justru menangis kala melontarkan kalimat-kalimat barusan.

"Kau...tidak apa-apa?" Kihyun memegang pundak Hyunwoo.

Hyunwoo menggeleng. "Maaf aku terlihat menyedihkan. Tapi makanan ini mengingatkanku dengan masakan ibuku. Rasanya benar-benar sama."

"Benarkah? Aku tidak tau masakanku bisa jadi seenak itu."

Dalam hitungan detik, kimchi yang ada di piring di habisi oleh Hyunwoo. Melihat itu saja Kihyun sudah kenyang dan terus menyodorkan seluruh makanan di meja ke sisi mangkuk nasi Hyunwoo.

"Habiskanlah. Aku ingin bersiap-siap ke kampus," Kihyun beranjak berdiri.

Belum sampai ke kamar mandi, Kihyun menyempatkan untuk menoleh. Memastikan Hyunwoo tidak menangis lagi seperti sebelumnya. Entah kenapa rasanya Kihyun ingin sekali memeluk lelaki itu. Tapi mana mungkin? Hyunwoo tidak tau mengenai perasaan Kihyun. Dan ini hanyalah perasaan sepihak saja. Hyunwoo dengan tak terduga datang padanya dan meminta tinggal bersamanya itu saja sudah lebih dari cukup.

XXX

Kihyun menyesal karena terlalu bersemangat ke kampus sehingga ia tidak tau bila tidak ada kelas hari ini.

Salah. Dia tau bila hari ini tidak ada kelas karena dosennya telah memberitahu kemarin. Dia hanya ingin menjauh sebentar dari Hyunwoo. Tidak ingin salah tingkah bila Hyunwoo terus berada di depannya. Karena terus terang saja, Kihyun bukanlah orang yang pintar menyembunyikan rona merah di pipi. Apalagi bila ia sedang jatuh cinta dengan seseorang. Sikap-sikap anehnya pasti langsung tertangkap.

Saat ini Kihyun berada di kantin. Masih ingin berlama-lama di sana. Menikmati americano-nya. Apalagi Kihyun menikmati sembari mengingat sesuatu saat ia bangun tidur tadi pagi.

Ya. Tentu saja itu soal Hyunwoo. Bagaimana Kihyun tidak terkejut bila Hyunwoo tidur dengan nyenyak disaat posisi tidurnya pasti akan membuat seluruh badan sakit semua. Bukan itu saja, Kihyun terkejut saat tau bila tangannya bergelayut seenaknya di lengan kekar Hyunwoo. Sesegera mungkin Kihyun melepas tangannya yang entah kenapa bisa begitu. Dan kemudian Kihyun memilih membuat sarapan untuk melupakan kejadian itu secepatnya.

"Hai, boleh aku bergabung denganmu?" seseorang datang dan membuyarkan lamunan Kihyun.

"Ah! Ya, tentu."

"Sepertinya kita pernah bertemu," orang itu menunjuk Kihyun.

Setelah mencermati dengan seksama, Kihyun baru sadar bila orang itu adalah Hyungwon. Orang yang Kihyun ketahui dekat dengan Hyunwoo.

"Hmm...kurasa," Kihyun menjawab sambil menyeruput americano-nya dan melirik ke arah lain.

"Ahhh, kau yang saat itu bersama Hyunwoo. Kau ingat kan? Aku bahkan mengingatmu walau kita tidak sempat saling menyapa. Aku Hyungwon," menyodorkan tangannya ke depan Kihyun.

"A-ahh, ya aku ingat. Aku Kihyun," membalas jabatan tangan Hyungwon.

"Apa kau dari jurusan kami? Kulihat kau dekat dengan Hyunwoo. Kau mahasiswa pindahan ya? Atau dari jurusan lain?"

"Eee...," lagi-lagi Kihyun diserbu dengan pertanyaan ini. Rasanya Kihyun ingin melarikan diri saja.

"Maaf-maaf, aku terlalu banyak bertanya. Tidak usah di jawab. Jadi, sedekat apa hubunganmu dengan dia? Apa kalian berteman sejak aku pergi? Yahhh, karena setahuku Hyunwoo hanya berteman dengan Jaebum dan aku."

Sedekat apa? Yang pasti tidak sedekat dirinya dengan Hyunwoo. Kihyun seperti sedang dipojokkan. Walau Hyungwon bertanya dengan nada normal, tapi Kihyun merasa Hyungwon sedang mengintimidasi dirinya. Apa orang di depannya ini sedang cemburu atas kedekatannya dengan Hyunwoo? Bukankah dulu dia sudah menolak Hyunwoo? Itu yang di dengar oleh Kihyun saat ia tak sengaja menguping. Kenapa dia sekarang peduli mengenai Hyunwoo padahal jelas-jelas ia sudah tidak mau tau apapun yang bersangkutan dengan Hyunwoo.

"Ayo pergi," Kihyun kembali terkejut saat tangannya tertarik dan membuat badannya ikut berdiri.

Kihyun menoleh dan menemukan Hyunwoo dengan pandangan yang tidak suka.

Hyungwon ikut menoleh. Ketika Hyunwoo memberi tatapan tak suka, Hyungwon masih tetap tenang dalam menanggapi hal itu. Seakan ia menganggap kejadian didalam ruang latihan saat itu bukanlah hal besar. Dan ia rasa Hyunwoo bisa menyikapinya secara dewasa atas apa keputusan yang ia berikan.

"Tidak. Aku yang akan pergi. Ki, kita lanjutkan obrolan kita lain kali. Aku pergi dulu."

Hyungwon benar-benar pergi. Menyisakan kedua orang yang tidak jadi pergi karena Hyungwon telah mendahului mereka.

Hyunwoo melepas ikatan tangannya dan melangkah pergi.

"Hei! Kau mau kemana? Hyunwoo-ya, kau mau pergi kemana? Tunggu aku!" Kihyun segera menyusul Hyunwoo dengan berlari.

XXX

SEDIKIT??? YAUDAH BIARIN AJA WKWK 😂😂😂

SELAMAT MEMBACAAAA~~~ 💕💕💕

Hi, Hello [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang