Hi, Hello
*
*
*Hal yang di takutkan Kihyun benar-benar menjadi nyata. Sudah terhitung 3 hari sejak Hyunwoo menolong Hyungwon, pria itu menghilang bak ditelan bumi. Ia tidak pernah kembali lagi ke rumah Kihyun. Hal yang wajar mengingat Hyunwoo pernah bilang bila ia tidak akan tinggal berlama-lama di rumah Kihyun.
Tapi bukan seperti ini.
Bukan seperti itu yang Kihyun mau. Setidaknya Hyunwoo bisa meninggalkan rumah Kihyun dengan cara yang sedikit sopan. Memberi tahu Kihyun terlebih dahulu misal. Sehingga Kihyun tidak cemas dan terus menunggu pria yang kini tengah mengisi ruang hatinya. Yang faktanya belum tentu pria itu memiliki perasaan yang sama terhadap Kihyun.
"Antarkan pesanan di meja dua," seseorang menyodorkan nampan berisi minuman dan dessert.
Kihyun terbangun dari lamunannya. Ia menoleh pada kepala chef yang baru saja menugaskannya itu.
"Melamun lagi? Tinggalkan sejenak urusan pribadimu dan fokuslah dengan kerjaan."
"Maaf, Sajangnim. Aku tidak akan mengulanginya. Jangan pecat aku," pinta Kihyun.
Kepala chef sekaligus bos di tempat kerja Kihyun yang baru itu lantas tertawa. "Siapa yang ingin memecatmu? Aku hanya mengingatkanmu. Bila kau terus melamun, terus memikirkan sesuatu, dan jatuh sakit, siapa yang akan melayani pelangganku?"
Kihyun menyunggingkan sedikit senyumnya. Tidak benar-benar tulus. Hanya sebagai balasan untuk sang kepala chef.
Kihyun mengangkat nampan di bawahnya dan mengantar ke meja yang telah memesan.
"Satu Matcha Milk Tea dan satu Pancake. Silakan, Tuan," Kihyun membungkuk setelah menaruh satu per satu pesanan ke atas meja pengunjung.
"Kenapa buru-buru?" pengunjung itu menarik nampan yang di bawa oleh Kihyun. "Duduklah. Temani aku menghabiskan ini. Aku tidak suka makan sendiri," ucapan terakhirnya terkesan seperti anak kecil.
Sebelumnya Kihyun sudah tau bila sang pemesan adalah Wonho. Maka dari itu ia ingin cepat-cepat pergi setelah menaruh pesanan Wonho. Naasnya ia tetap ketahuan juga.
Kihyun berbalik. Menaruh nampannya di atas meja, dan duduk menghadap Wonho.
Kedua tangan Wonho menjadi penopang dagunya yang kini tengah memandang Kihyun sembari melemparkan senyuman. "Kau semakin manis saat menggunakan topi dan appron," masih terjaga dengan posisinya.
"Bila tidak ada yang ingin kau katakan, aku akan pergi. Pekerjaanku masih banyak," Kihyun hendak beranjak. Hingga tangan Wonho lebih dulu menahannya dan menyuruh duduk kembali.
Wonho menggeleng dan mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. "Ku bilang temani aku makan. Aku tidak suka makan sendiri."
Kihyun menggigit bibir bawahnya kesal. "Kalau begitu cepat habiskan," ujarnya sambil melirik ke jam tangannya.
"Kenapa kau terburu-buru? Aku belum lapar. Tunggulah sebentar lagi. Lima menit. Sebentar, bukan?"
BRAKKK!!!
Semua pengunjung yang ada di dalam menoleh setelah Kihyun membanting nampan ke atas meja.
Ia berdiri. Terlihat bersungut-sungut dan teramat kesal. Terutama pada orang yang saat ini semakin kurang ajar padanya.
"Eheyyyyy. Tenanglah. Ayo, duduklah. Aku akan makan. Sekarang," Wonho mengambil sendok kecil di dekat piring dan menyendok sedikit Pancake-nya. Memasukkan ke dalam mulut lalu tertawa. "Sudah kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Hello [TAMAT]
Fanfiction(Hi Hello) Setelah kita mengatakan ini satu sama lain, cerita kita dimulai lirik by Day6 - Hi Hello