- 8 -

1K 198 105
                                    

Hi, Hello

*
*
*

Kihyun bangkit dari tidurnya. Masih setengah mengumpulkan nyawa, mata Kihyun berusaha melotot sempurna. Tanpa melihat, Kihyun segera meraih jam weker di sampingnya. Jarumnya masih menunjuk pada angka delapan.

Tapi masalahnya bukan terletak di sana. Semalam Hyunwoo tidak memberi tau jam berapa mereka mulai latihan.

Setelah meletakkan kembali jam wekernya, sekarang Kihyun sibuk mencari ponselnya. Menggeser tombol kunci, lalu berselancar di folder kontak.

Namun beberapa saat tangan Kihyun yang memegang ponsel itu terkulai lemas ke bawah.

"Aku kan tidak punya nomor ponselnya. Sialannnnn!!!" Kihyun kembali mendorong tubuhnya hingga jatuh ke belakang. Kakinya ia hentak-hentakkan hingga membuat selimutnya jatuh ke bawah.

XXX

Karena takut Hyunwoo menunggu dirinya, Kihyun memutuskan segera pergi ke kampus.

Setelah turun dari bus, Kihyun bergegas masuk dengan langkah cepat. Bahkan nyaris berlari.

"Ah!" decihan kecil itu lolos akibat kakinya tersandung batu. Karena terburu-buru, Kihyun mana sempat sekedar melirik sang batu.

Hampir saja ia jatuh mencium tanah bila tidak ada tangan yang segera menahan tubuhnya.

Eh? Tangan?

Kihyun baru sadar ada seseorang yang membantunya agar tetap berdiri walau tidak setegap sebelumnya.

"Ohooo, hati-hati. Jangan biarkan wajah manismu tergores sedikit saja. Aku akan menjadi orang pertama yang tidak rela bila itu terjadi. Aku suka lelaki berwajah manis," bisiknya di akhir kalimat.

Kihyun merinding. Bahkan yang tadinya akan menolehkan wajahnya saja ia urungkan karena bisikan barusan.

"Oh?!" sosok penyelamat Kihyun itu sudah beralih ke depan. Menunjuk Kihyun seakan mengenalnya. "Kau yang waktu itu kan?"

Karena ucapannya, Kihyun memberanikan diri untuk melihat penolongnya tadi. Walau tidak seterkejut orang di hadapannya, Kihyun bisa mengingat sosok itu.

"Ahhh, iya, kau kan yang memilih Hyunwoo saat itu. Aku sangat ingat sekali. Kau terlalu mencolok, jadi aku pasti ingat. Benar. Ku rasa kau bukan termasuk jajaran fans beratku. Kau dari jurusan apa? Hemmm, tampang polosmu seperti dari jurusan hukum. Bukan, ya?" Wonho, sosok yang telah menolong Kihyun itu mencecar beberapa pertanyaan yang Kihyun tidak pahami.

"Terimakasih. Tapi aku bukan dari jurusan hukum. Aku sedang buru-buru, bisakah kita bicara lain kali? Maaf, aku harus pergi," setelah itu Kihyun bergegas berjalan pergi.

Wonho yang melihat tubuh mungil itu semakin mengecil karena sudah berjalan jauh, hanya bisa tersenyum mencurigakan.

Hingga indera pendengarannya menyadarkan Wonho dari lamunan sesaatnya. Ia menoleh dan mendapati Hyungwon sudah merangkul mesra lengannya yang kekar.

"Maaf, tadi aku ada urusan sebentar dengan profesor. Apa kau menunggu lama?"

Wonho menggeleng. "Tidak. Selama menunggumu aku juga melakukan aktivitas yang menyenangkan," dan kembali memperlihatkan senyum anehnya.

XXX

Kihyun mengintai di depan pintu. Melirik ke semua penjuru ruangan dari kaca dan tidak menemukan siapa-siapa.

Seperti dugaannya, Hyunwoo belum datang. Dan semoga saja Hyunwoo tidak lupa bila hari ini ada janji dengan Kihyun. Ia bersumpah akan meminta nomor ponselnya nanti.

Hi, Hello [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang