XXII - KENYATAAN

2.7K 148 4
                                    

TEKAN BINTANG SEBELUM MEMBACA😻

HAPPY READING

XXII - KENYATAAN

Tidak terasa Ujian Nasional sudah selesai begitu pun dengan Gladist yang melaksanakan Ujian Nasional di rumah sakit yang di dampingi oleh Wali kelas nya. Sudah hampir 4 bulan Gilang masih setia merawat Gladist di rumah sakit.

"Lang?" panggil Gladist dengan nada lemah. Keadaan Gladist semakin hari malah semakin memburuk padahal Gilang merawat nya dengan sepernuh hati.

Gilang menoleh "Udah bangun? Mau minum?"

Gladist mengangguk. Gilang segera mengambil gelas dan sedotan yang berada di meja. 

"Mau makan?" tanya Gilang dengan lembut.

Gladist menggeleng “Gilang, kamu mau masuk Universitas mana?” tanyanya.

“Gue belum tau” jawab Gilang seadanya karena belum merundingkan soal kelanjutan pendidikannya. Dan dia juga harus merundingkannya dengan Gisel. Bagaimana pun juga Gilang ingin satu Kampus dengan Gisel.

"Lo sebenarnya sakit apa?" tanya Gilang yang masih pura-pura tidak tahu.

"Gu-gue cuman demam biasa kok" jawab Gladist dengan takut.

Gilang mendengus "Demam? Lo bilang demam? Kanker stadium 3 lo bilang demam?!"

Gladist terkejut dari mana dia tau tentang penyakitnya? "Ta-tau dari siapa lo?" 

Gilang menghela nafasnya dan menatap Gladist dengan sendu "Lo mau ya jalani kemo di singapur" ujar Gilang karena Gina sudah memberi tahu Gilang kalau Gladist selalu tidak mau di ajak kemotherapi.

"Nggak! Gue nggak mau! Lagi pula  kemo  nggak akan menjamin gue sembuh! Dari pada buang duit lebih baik gue mati!" tolak Gladist.

Gilang terdiam mendengar ucapan Gladist, memang benar jika kemotherapi  tidak akan membuat sembuh itu semua hanya untuk memperpanjang usia nya.

Setelah Gladist berbicara Gilang tidak membuka suara lagi dan mereka berdua dihantui dengan keheningan.

1 menit.....2 menit.....

3 menit.....4 menit.....

"Lang."

Gilang menoleh. "Gilang gue mau lo bilang kalo lo cinta sama gue, gue nggak peduli itu bohong atau jujur setidaknya kata-kata itu mendorong gue untuk selalu bertahan" ujar Gladist dengan mata yang berkaca-kaca sambil menggenggam tangan Gilang.

Gilang terdiam .

Kali ini dia terdiam sangat lama.

1 menit.....3 menit.....

10 menit....

Gladist masih setia menunggu jawaban Gilang.

17 menit....

Gladist menghela nafas nya "Gue terlalu ber--"

GILANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang