XXIII - GILANG PERGI

2.3K 131 2
                                    

HAPPY READING
TEKAN BINTANG SEBELUM MEMBACA😻


XXIII – GILANG PERGI

Ini adalah hari terakhir Gilang bertemu dengan Gisel bukan karena Gilang akan kuliah diluar negeri tapi Papa Gilang yang mendadak menyuruh Gilang untuk menyusul ke Italia. Entahlah Gilang tidak tahu tujuan memanggilnya untuk apa. Gilang bergegas menemui Gisel di Kafe Irit dan ketika Gilang membuka pintu Kafe tersebut, netra nya menangkap gadis yang sudah lama ia rindukan sedang duduk manis dan tersenyum padanya.

"Gilang!" gadis itu melambaikan tangan nya.

Gilang segera menghampirinya "Udah lama?"

Gisel menggeleng sambil tersenyum "Mau pesen apa?" tanya Gisel sambil tersenyum.

Gilang menggeleng "Jadi mau kuliah dimana?"

"Di Universitas Dewantara" jawabnya sambil meminum minumannya yang sudah Gisel pesan sebelum Gilang datang.

"Yaudah nanti aku juga akan daftar disitu" ujar Gilang.

Hening.

Tidak ada percakapan lagi diantara mereka mungkin mereka merasa canggung karena sudah lama tidak bertemu, Gisel yang fokus pada ponselnya dan Gilang yang sedang mengetuk-ngetuk meja Kafe.

"Ada cowok ganteng disini tapi tetep aja fokus sama hp nya emang kamu pacaran sama siapa?" sindir Gilang yang merasa diabaikan.

"Apa jangan-jangan kamu selingkuh?'' sambung Gilang.

Gisel mendongkakan kepalanya menatap Gilang sambil manaikan sebelah alisnya. "Kenapa? Ketahuan selingkuh?"

Gisel semakin bingung dengan sikap Gilang yang selalu berubah-ubah."Selingkuh?" Gisel mengulangi pertanyaan Gilang.

Gilang mengangguk sambil cemberut, Gisel merasa gemas dan segera mencubit kedua pipi Gilang "Siapa yang selingkuh orang kita juga nggak pacaran" ucap Gisel sembari mencubit pipi Gilang.

"A-aww" rintih Gilang.

"Jadi selama ini kamu nggak anggap aku?"

Entahlah apa yang mengubah Gilang yang mendadak merajuk seperti anak kecil "Orang kamu nya juga nggak nembak."

"Kamu ngode?" Gisel semakin bingung dengan kelakuan Gilang malam ini.  

"Kenapa?" Gisel merasa tidak nyaman karena ditatapoleh Gilang dengan intens.

"Gajadi" Gilang menggeleng.

"Keluar yu! Aku pengen ajak kamu ke suatu tempat" ajak Gilang yang langsung di angguki oleh Gisel.

Mereka berdua beranjak dari Kafe setelah membayar minuman yang di pesan Gisel lalu berjalan beriringan menuju mobil Gilang yang terparkir. Gilang membukakan pintu mobil nya dan memperlakukan Gisel dengan sangat manis. Mobil Gilang berhenti disuatu Bukit dan sekarang mereka bisa melihat keindahan Kota Jakarta dari atas sini. "Wah Gilang indah banget pemandangannya" seru Gisel sambil menganga menikmati pemandangan yang di sajikan.

Gilang merasa bahagia ketika senyuman itu terukir dari bibir manis gadisnya. Selagi Gisel menikmati pemandangan dan sedikit memotret pemandanganya dengan kamera yang gadis itu bawa. Gilang kembali ke mobilnya untuk mengambil sesuatu.

Ditatap nya cincin ber warna silver itu dengan penuh harap. Berharap jika Gisel nanti akan menyukainya. Gilang diam-diam berjalan mendekati Gisel yang sedang sibuk dengan kamera nya. Tiba-tiba saja Gilang mengambil tangan Gisel dan menyematkan cincin pada jari manis gadis itu.

Gisel menatap Gilang tidak percaya apa dengan apa yang di lakukan lelaki yang sedang tersenyum manis padanya. Setelah memasangkan cincin Gisel, Gilang pun memperlihatkan tangannya dan ternyata dijari manis Gilang juga sudah terpasang cincin yang sama.

"Cincin couple?" ujar Gisel yang masih tidak percaya.

Gilang menggeleng "Ini bukan cincin couple tapi ini bukti dan ikatan rasa kita" jelas Gilang.

Gilang pun mengambil tangan Gisel dan menggenggamnya "Maaf."

"Untuk?"

Gilang menunduk dia tidak berani menatap Gisel. "Gilang jawab gue,  untuk apa lo minta maaf?"

Gilang menghela nafas nya dan menatap Gisel dengan penuh harap "Besok gue harus ke Italy. Kita nggak bisa ketemu untuk sementara waktu. Maafin gue" lirih Gilang dengan perasaan yang merasa bersalah.

Gisel diam menahan rasa sakitnya. Dulu dia yang meninggalkan Gilang dan sekarang dirinya yang ditinggalkan oleh Gilang. Dunia begitu adil bukan?

Gisel mencoba untuk tetap tersenyum dan menangkup wajah Gilang yang masih menatap nya "Jangan sedih gitu, ini udah takdir dan aku yakin Tuhan lagi nguji aku supaya aku ngerasain apa yang kamu rasain." 

Gilang masih terdiam setelah Gisel berbicara seperti itu. Gilang semakin gusar, rasa bersalah nya semakin besar "Aku benar-benar minta maaf,  ketika kamu udah benar-benar ada disini aku malah pergi. Aku minta maaf."

"Emang alasan kamu ke italy apa hmm?" mata teduh nya itu mamandang netra Gilang dengan lembut.

"Ayah yang nyuruh aku kesana. Kayak nya aku bakal dikasih pelatihan buat ngurus Perusahaan ayah yang disana” jelas Gilang dengan tidak pasti.

Gisel tersenyum "Semangat! tapi kamu harus janji sama aku!"

Gilang mulai menatap Gisel dengan lekat "Jangan lupa kabarin aku. Kamu tau kan nunggu itu ngga enak" jelas Gisel yang mendapat respon tawa dari Gilang.

"Kamu kok ketawa? Emang ada yang lucu?"

Gilang menggeleng. "Tanpa disuruh pun aku bakal lakuin itu" ucap Gilang dengan penuh harapan dan mengusap surai lembut Gisel.


Tbc

Tinggalkan jejak kalian😉

GILANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang