-----------------Sorry for typo----------------Heh
Helaan nafas keluar dari bibirnya, ini sudah 3 bulan berlalu sejak ia memutuskan mengikhlaskan kekasihnya mencari ilmu dinegeri orang.
Rindu?
Jelas kata rindu itu menggerogoti seuruh tubuhnya, bahkan saraf-saraf otaknya meraung menginginkan gadisnya.
"Akhirnya... essay ku selesai juga!!" Pekik Jimin meregangkan otot-ototnya, malam ini ia sengaja menginap untuk menyelesaikan tugasnya membuat essay, sekalian katanya- pendekatan dengan calon mertua padahal mereka kan sudah dekat.
"Ckck... baru satu mata pelajaran Park Jimin.. kau tidak lupa kan kalo tugas Essay kita ada 5, Park saem, Kang saem, Hwang saem, Jay Saem, mr. Samuel dan Miss Clara," Jungkook mengingatkan membuat Jimin memekik histeris.
"Aduuuhhhhhh menjadi mahasiswa tak seenak yang ku pikir, hanya karna memakai pakaian bebas ku oikir tugasnya pun ringan. Aku ingin SMA lagi!!!" Teriak Jimin
Buk-
Lemparan bantal dari Jungkook, Jimin cemberut. Harusnya kan ia dihibur, bukan jadi korban begini.
"Eh eh fyi, kita disini banyak tugas. Bagaimana dengan Suzy yang diluar negeri? Kalian pasti sering cerita banyak, kata Somi kalo kau sedang telponan kau bahkan sampai mengunci pintu. Kau membicarakan masa depan dengannya yah? Ey~ paa disana tak ada bule yang menarik perhatiannya? Atau mungkin diam-diam ia bertemu Tom Cruise,"
Buk
"Hey!! Kenapa kau nelempari bantal lagi. Dasar pencemburu." Gerutu Jimin, Jungkook menopang dagunya menatap jendela kamarnya yang langsung mengarah keluar dan ia bisa melihat bintang-bintang juga bulan.
"Dua hari yang lalu kami telponan, ia bilang tak ingin membahas tentang kuliah. Bukan karna ia tak mau tahu kehidupan perkuliahanku, tapi ia sendiri juga merasakan menjadi anak kuliahan disana. Dan pasti rasanya sama saja. Tugas menumpuk, banyak revisi, membuat essay, kerja kelompok, oberservasi, yah~ hal-hal seperti itu. Lagipula ia menelponku karna kami saling merindukan, kami ingin saling memeluk tapi hanya bisa saling pandang, aku ingin menciumnya saja malah mencium ponselku sendiri. Cinta kami benar-benar di uji right?" Tanya Jungkook tersenyum menatap Jimin,
Jimin mengangguk setuju, kalo boleh ia bangga memiliki sahabat seperti Jungkook. Dia tak tahu jika rasa cinta itu bisa sebesar ini, ini masalah tentang jarak dan waktu, kalo ia berada dalam situasi ini, ia sendiri belum yakin walaupun ia juga ingin berjuang seperti Jungkook.
"Somi bilang dia disana dengan sahabatnya itu, siapa namanya.... Han Sanghyuk. Kau percaya mereka hanya sebatas teman?" Jimin dengan sifat penasarannya, Jungkook juga sering dibuat cemburu dengan bayi besar itu.
"Molla~ aku selalu merasa cemburu padanya. Spesifiknya aku cemburu bukan karna ia dan Suzy memiliki ruang bisa berselingkuh, karna aku yakin Suzy takkan pernah melakukannya. Tapi aku cemburu ketika ia dengan leluasa bisa memeuk Suzy atauoun mencium kening dan pipinya, oh my~~~ jika mengingat itu rasanya aku ingin sekali memukulnya," jujur Jungkook membuat Jimin tertawa
"Sepertinya kau butuh kesabaran ekstra," kekeh Jimin membuat Jungkook memutar bola matanya malas,
Tok tok
"Oppa!! Makan malamnya sudah siap!" Pekik Somi dari luar,
"Yes mom, i'm coming!!" Seru Jimin segera turun dari kasur membuka pintu, sudah dikasih tahukan kalo Jimin itu tak perlu melakukan pendekatan, ia sudah seperti menantu disini.
"Eoh~~" Jungkook mengernyitkan dahinya ketika ia melihat siluet tak asing didepan gerbang rumahnya, namun saat kembali dilihat tidak ada siapa-siapa. "Mungkin aku terlalu merindukanmu," gumamnya segera keluar kamar untuk makan.