beautyfull in white

3.3K 153 0
                                    

Trimakasih yang bersedia membaca tulisan yang jauh dari kata baik, saya berusaha yang terbaik membuat cerita ini sehingga enak di baca, mohon kritikanya untuk para reader yang dirahmati Allah SWT, afwan typo dimana mana.

Fiyah duduk atas ranjang tidurnya dengan balutan gaun putih dan hijab yang menutupi dadanya, buliran air matanya menetes dipipinya, ia meratapi sosok azam yang harus menjadi wali pengganti ayahnya yang terlebih dahulu pergi meninggalkanya kembali kerahmatullah, liyah tidak sanggup menatap putrinya yang akan menjadi ratu sehari dan akan menjadi tanggung jawab laki-laki lain.

"Kamu sudah siap dek, lohh ditahan ya jangan menangis, nanti riasanya luntur loh. Kamu berdoa saja ya semoga diberi kelancaran" amira menenangkan fiyah

"Ya mbak, fiyah sudah berusaha menahanya tapi pertahanan fiyah kalah juga. Dasar air mata, nggak bisa ditahan ini" fiyah berusaha bercanda dengan kakak iparnya untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Kamu tunggu disini ya, mbak mau menyapa tamu undangan"

"Baik mbak"

Fiyah semakin gugup dan mulai memainkan kuku jemarinya

Diluar azam dan ibunya menyapa tamu undangan dan disusul amira yang menggunakan gamis hijau tosca.

Acara pernikahan fiyaj dan fahris diselenggarakan dengan sederhana karna fiyah sendiri yang meminta pada calon suaminya untuk tidak dilaksanakan dengan mewah yang menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan. Tamu yang diundang hanya beberapa teman fiyah dan fahris dan keluarga dekat.

Fahris datang dengan rombongan keluarganya, dia memakai baju kokoh putih dan celana hitam, jam tangan yang melingkar ditangan kananya menambah kharisma pada dirinya.

"Kamu sudah hafal kan, jangan sampai lupa nama istri kamu loh. Nama lengkap ya bukan nama akun sosial medianya" goda farhan pada adiknya

"Mas, jangan digodain dong. Sudah gugup gitu masak digodain" istri farhan membela adik iparnya

"Ya maka dari itu sayang, biar nggak gugup"

Didepan rumah azam fahris menyalami kerabat fiyah yang laki-laki kemudian dia masuk dan duduk didepan azam yang sebagai wali fiyah dan penghulunya. Fahris berdoa dalam hatinya untuk menetralisir perasaanya yang gugup dan agar diberi kelancaran ijabqabulnya

"Kamu sudah siap dek" tanya azam

"Insyaallah saya siap"

"Bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikahnya alifiyah azkadina dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" fahris mengucapkan ijabqabulnya denga lantang dan satu kali tarikan nafas

"Bagaimana saksi sah"

"Sah"

Suara gemuruh ucapan sah dari tamu undangan, fahris mengucapkan hamdalah atas rasa syukur dan kemudahan yang diberikan kepadanya sehingga akad nikahnya berjalan lancar.

Didalam kamar fiyah berdoa untuk kelancaran calon suaminya dan saat terdengar suara sah amira segera menggandeng adik iparnya ke ruang tamu untuk menemui suaminya yang akan bertanggung jawab penuh terhadap dirinya.

Saat fiyah keluar azam segera menyodorkan surat yang harus ditanda tangani, fahris terperanjat melihat fiyah dengan gaun berwarna putih yang membalut tubuh mungilnya, segera fahris memakaikan cincin mahar kejari manis fiyah dan lansung mencium kening gadis yang telah halal menjadi istrinya, pipi fiyah memerah karna perlakuan fahris yang terburu-buru.

Seusai bersalaman dengan para tamu undangan fiyah masuk kedalam kamar yang diikuti fahris berjalan dibelakangnya. Fahris memperhatikan setiap sudut kamar fiyah yang tertata rapi.

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang