insiden ban bocor

4.2K 200 1
                                    

Maaf typo bertebaran, selamat menikmati

Sepulang kerja tidak lupa cecklock, kuputar kunci sepedaku dan mesin berjalan. Ditengah jalan sepedaku terasa goyang, aku berhenti di jalan ternyata banku kempes.
"Haduh bengkel motorpun jauh, terpaksa aku menuntun sepedaku"
Peluh keringat membasahi bajuku dan terpaksa aku berhenti ditrotoar. Aku mencoba mengubungi mas azam tapi tak ada jawaban. Capek kesal membuatku geram dan meneteskan air mata.

"Ihh mas azam kemana sih, gk diangkat" gerutuku dengan nada kesal

"Astagfirullah" aku beristighfar dan duduk dipinggir trotoar, aku mengambil sandal jepit di jok sepeda dan berganti sepatuku yang aku simpan.

Sebuah mobil kota berwarna hitam berhenti tepat didepanku, dia mulai memarkirkan mobilnya dipinggir, sosok laki-laki berkacamata menghampiriku

"Assalamualaikum, ada yang bisa dibantu bu"
Aku membatin dalam hati, masa umurku baru 23 dipanggil ibu

"Waalaikumsalam, nggak usah pak terimakasih" jawabku sopan
Lalu laki laki itu berlalu begitu saja, tiba tiba terbesit pompa angin, aku berlari kearah laki laki yang sedang menghampiri mobilnya.

"Pak maaf, boleh aku meminjam pompa angin. Ban sepedaku kempes dan benkelnya jauh"

Laki laki itu menatapku heran, aku berusaha membuang maluku jauh jauh. Dia membuka bagasinya dan memberikan pompa kecil itu kepadaku.

"Trimakasih pak" ujarku dengan senyum, perasaan sangat malu sudah tidak terbendung lagi dan aku berjalan mengahampiri sepedaku.

"Kamu bisa memompanya, sini saya bantu" tanya laki laki itu

"Nggak pak saya bisa" aku pura pura bisa, aku berusaha memompa sekuat tenaga tapi belum juga dapat separoh. Aku kelelahan dan kulihat ada penjual minuman ringan aku membeli dua botol. Saat kembali dari membeli minuman banku sudah beres dipompa lelaki itu, keringat membasahi dahinya tapi aku tak berani menatapnya

"Ini pak, maaf merepotkan bapak" aku memberikan kaleng minuman ringan itu

"Aku kira kamu bisa berjalan dengan sepedamu, di perempetan itu kamu belok kiri nanti disitu ada bengkel" ujar laki laki itu sambil beranjal pergi dan mengemasi pompanya

"Iya pak, terimakasih banyak pak bantuanya. Laki laki itu tersenyum dan berlalu begitu saja. Aku memotret plat nomornya

" alhamdulillah ya Allah, engkau mengirim malaikatmu untuk memompa ban sepedaku. Aku terkekeh sendiri dengan ucapanku yang ngelantur. Masa iya malaikat bertugas memompa ban sepeda yang bocor
Sesampai dirumah adzan magrib berkumandang

"Assalamualaikum" ucap salamku dengan nada lemas

"Eh kenapa itu muka, kenapa masam gitu"tanya mas azam heran

" hiii mas azam sih, di telphone nggak diangkat angkat. Tadi sepeda fiyah bocor" celotehku panjang lebar dengan mata berkaca kaca

"Maaf dek, tadi mas ada temen mas yang berkunjung"

"Tau ah" jawabku singkat langsung naik keatas, mas azzam hanya menggelengkan kepalanya

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang