musibah maa azam

2.9K 138 0
                                    

Semenjak pertemuan yang dibuat mamanya, fahris banyak diam dirumah.

"Ada apa ma dengan si bontot" tanya farhan pelan pada mamanya melihat adiknya yang sibuk membaca buku dipangkuanya.

"Nggak tau han, adikmu itu puasa ngomong" jawab mamanya kesal

Farhan mendekat dan duduk dibangku disamping fahris.

"Ris ada masalah, apa perlu bantuan mas" farhan bertanya pada fahris membuat ia mendongakkan kepalanya kearah masnya

"Nggak ada apa-apa mas"

"Ada masalah dengan pekerjaan, kamu diteror lagi"

"Nggak mas, aku nggak ada masalah dengan pekerjaan"

"Lahh terus ada masalah apa, kalau masalah uang kan nggak mungkin. Apa masalah perjodohan"

"Iya mas, aku binggung dengan mama yang memaksa fahris. Fahris kan juga sudah berusaha dan brrdoa, tapi kenapa fahris masih ragu"

"Apa yang membuatmu ragu dek"

"Aku tidak ingin salah memilih pasangan mas, aku berusaha menjadi lebih baik. Apakah fahris terlalu pemilih mas"

"Soal jodoh kan kita harus memilih"

"Aku juga berpikir seperti itu mas, aku juga ingin memiliki istri yang dapat bersama-sama untuk berbenah diri mas, mas tau kan ibadah terlama adalah berumah tangga"

"Iya ris mas tau" farhan sangat mengenal adiknya, ia sangat tertutup kalau tidak dengan pendekatan, fahris tidak suka dipaksa. Dia persis seperti almarhum papanya.

"Mas, mas farhan tau betul kan bagaimana sifat fahris, fahris percaya sama mas"

"Jadi kamu nurut sama mas nih"

"Iya mas. Aku siap-siap dulu mas, mau balik keapartemen"

Fahris pergi meninggalkan farhan dan naik keatas kamarnya mengambil beberapa barangnya.

"Ma fahris pulang dulu ma" fahris mencium punggung tangan mamanya

"Memang ini bukan rumah kamu" sahut mamanya dengan tersenyum

"Iya, maksud fahris, fahris pamit balik ke apartemen. Jaga kesehatan mama, jangan banyak makan makanan yang berlemak dan jangan lupa olahraga"

"Iya tau boss dokter, kamu hati2 ya. Semoga lekas mendapatkan tambatan hati ya le "

"Ehmm...,mas fahris balik dulu ya. Assalamualaikum" fahris mencium tangan masnya

Sepanjang perjalanan fahris tidak berhenti berdzikir, saat berkendara dia berdzikir agar tetap fokus berkendara katanya.

***
Fiyah merapikan lemari pakaianya karna sedikit berantakan, akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan akan diadakanya akreditasi di rumah sakit tempat ia bekerja.

Tok tok tok
Fiyah membuka pintu kamarnya yang tidak ia kunci
"Ada apa bun"

"Fi, antar bunda ke rumah sakit ya, ayahnya mbak amira masuk kerumah sakit"

"Oh benarkah, sebentar ya bun, fiyah ganti baju dulu" dengan cepat fiyah mengganti kaos oblongnya dengan gamis. Segera ia mengeluarkan bebek pinkynya

Sebelum berkendara ia komat kamit membaca doa bahkan dijalan tetap komat-kamit.
Bebek pinkynya diparkir dengan rapi, ia berjalan keloket dan bertanya kamar besanya itu.

Amira duduk diruang tunggu menangis tersedu-suda. Bunda liya menghampirinya lalu memeluk menantunya.
"Sabar ya nak, semoga segera diberi kesembuhan pada Ayahmu"

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang