hambatan

2.7K 145 0
                                    

Afwan typo bertebaran, trimakasih yang menyempatkan mampir.

Langit dan mendung mulai meredupkan sinar surya, para pedagang kaki lima menutup gerobaknya dengan terpal. Fiyah mulai menstater bebek pinky keluar dari rumah sakit, bibirnya tidak berhenti membaca sholawat, tubuhnya yang tertutupi jas hujan merasakan dinginya air hujan.

Sejauh 20 meter fiyah menghentikan motornya melihat wanita paruh bayah dipinggir jalan bersimbah darah, segera ia menghampiri ibu itu

"Bu, ya Allah. Ayo fiyah bantu kerumah sakit"

"Nggak apa-apa nak, ibu baik-baik saja"

Melihat keadaan darah dikepala ibu dengan barang dagangan yang berserakan ditanah.

"Ibu biyar saya antar kerumah ya"

Segera fiyah menuntun ibu itu kesepeda motornya dan melaju ke klinik terdekat.

"Kok turun disini nak"

"Luka ibu harus diobati biar tidak infeksi"

"Ibu nggak papa nak, ibu tidak ada uang sama sekali"

"Sudah bu jangan dipikirkan, ayo masuk kedalam"

Fiyah menarik ibu itu, fiyah membuka tasnya diloket dan ia lupa membawa dompetnya.

"Astaghfirullah nggak bawah dompet lagi"

Fiyah mengambil ponselnya, beberapa panghilan dari azam tak dijawab kemudian dia langsung mengirim pesan sebelum ponselnya kehabisan batrey

To mas azam
Mas maaf, fiyah sekarang di klinik ar-rayyan. Cepet ya mas kesini

Klung... Ponsel fiyah lowbat
Segera azam membuka ponselnya dan  matanya terbelalak melihat pesan tersebut.
"Ris han, maaf ya kamu tunggu sebentar, adikku mengalami kecelakaan kecil, dia sekarang ada dinklinik"

"Apa zam, ya sudah kita kesana bersama. Ayo ris" farhan mengajak adiknya yang tengah duduk bersandar dikursi ruang tamu

Segera farhan masuk kedalam mobil yang diikuti fahris dan azam.
"Niatnya mau nadhor ada saja halanganya" farhan berhisik dalam hatinya

Dibawah derasnya air hujan farhan sibuk mengendarai mobilnya dengan mencari letak klinik ar-rayyan, farhan gusar ia menelpon adiknya tapi tak ada tanda tanda ponselnya aktif.

Mobil masuk kedalam parkiran segera azam berlari mencari adiknya, didepan pintu ia melihat sosok wanita dengan seragam batiknya duduk dengan kepala menunduk.
"Cuplik... Kamu" fiyan langsung mendongakkan kepalanya, azam langsung memeluknya erat-erat

"Kamu nggak papa plik"

"Ihh mas, bukan fiyah yang kecelakaan tapi ibu yang didalem itu"
Ujar fiyah, mendengar ucapan adiknya segera ia melepaskan pelukanya.

"Masyaallah, mas pikir kamu. Kamu tau tidak mas sangat khawatir"

"Maaf mas, fiyah nggak bawah dompet jadi fiyah nggak bisa bayar pengobatan ibu itu. Kasihan ibu itu jualanya jatuh tercecer"

"Kamu sudah tau hujan gini kan bisa minta tolong mas azam jemput kamu. Kamu jadi nabrak orang kan"

"Ehh ehh... Bukan fiyah yang menabrak, fiyah hanya membantu ibu itu keklinik"

"Syukurlah yang penting ku tidak apa2"
Mereka kembali duduk diruang tunggu, farhan menyaksikan adegan itu ia tersenyum samar.

Fahris mengambil sapu tanganya dan menyodorkan pada fiyah
"Ini keringkan kepalamu di toilet biar tidak masuk angin"
Fiya melongo kemudian mengambil sapu tangan itu. Kemudian ia melepas kemejanya sehingga hanya kaos pitih yang melekat ditubuhnya.
"Pakai kemeja ini juga. Kamu nggak perlu sungkan. Aku hanya membantumu seperti kamu membantu ibu itu"

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang