jebakan mama

3.3K 118 0
                                    

Hallo readerku yg berbahagia, please vomentnya. Agar tulisan ini lebih baik dan baik lagi. Awas tipo bertebaran. Jadi reader yang bijak ya 18++++

Hari ini cuti terakhir bagi mereka berdua, pagi ini fiyah disibukkan dengan menyetrika pakaian kerja dia dan fahris, ya kini dia harus lebih rajin mengurus pekerjaan rumah. Karna dia bukan seorang gadis singlelillah tapi partner ibadah berumah tangga fahris.

Fahris membantu membalikkan baji dan celana sedangkan fiyah mulai menggosok pakaian-pakaian tersebut.

"Oh iya mas, kemeja mas yang dulu sudah dikembalikan mas azam belum"

"Ehm... Ya, tapi dirumah mama, kemarin dititipkan sama mas farhan. Kenapa"

"Nggak papa, kan aku yang dupinjami, jadi aku harus bertanggung jawab dong"

"Ehmm gitu, eh sayang ternyata berumah tangga itu enak ya, ada yang diajak ngobrol, ada yang bantuin mengurus rumah, dan satu lagi ada yang nemenin tidur plus bangunin sholat"

Fiyah tidak menanggapi apa yang diucapkan suaminya.

"Non, mas boleh minta sesuatu nggak" 

"Ehmm... Apa, mas fahris laper"

Fahris menggelengkan kepalanya dan berhasil membuat fiyah semakin bingung.

"Terus minta apa"
Fahris tersenyum malu, dia ragu apakah harus mengungkapkanya sekarang atau tidak.

"Nanti sajalah, aku buatkan sarapan dulu ya. Kamu mau jus apa susu"

"Ehm jus pakek susu"

"He... Nggak boleh, susu ya susu saja, jus ya jus saja. Ayo pilih salah satu"

"Ya sudah deh jus tapi buahnya yang manis, nggak mau pakek sayur atau pisang"

"Dragon fruit jus mau"

"Ehmm boleh, biar aku selesaikan dulu ya nanti adek bantu"

"Ok..." cup.. Fahris mendaratkan ciumanya di pipi fiyah, ia hanya menggelengkan kepalanya

Fahris sibuk berkutat didapur dan fiyah memasukkan baju-baju tersebut kedalam lemari.

Ting tong ting tong
Fahris melepas celemeknya dan berjalan membuka pintu

Klek.... Tiit suara pintu terbuka
"Ini ada kiriman pak, atas nama fahris hardiansyah"

"Ya benar itu nama saya"

"Silahkan bapak tanda tangan surat terima, disini ya pak"

Fahria membubuhkan tanda tanganya di nota tersebut dan menerima barangnya

"Trimakasih pak, mari pak" pamit kurir tersebut

"Oh ya sama-sama" fahris masuk kembali kedalam membawa kotak paketan tersebut

"Siapa mas"

"Kurir pengirim paket, dari mama"

"Ohh... Kirain ada tamu"

"Ayo kita sarapan" fahris mendudukkan fiyah di kursi makan kemudian sarapan bersama, detingan suara piring dan sendok garpu yang saling berbenturan mengiringi mereka berdua.

"Sini, biar fiyah yang cuci piringnya, mas mandi dulu gih"

"Baiklah, oh iya nanti malam mas boleh minta hak mas nggak"

Fiyah menoleh dan menatapnya tajam, fahris menatapnya dengan wajah memelas, melihat wajah fahris yang memelas membuatnya tidak tega untuk menggoda suaminya, fiyah berdiri tepat dihadapan fahris, kakinya berjinjit agar bisa mencium bibir fahris tapi hasilnya nihil, bahkan dia sudah menarik kerah baju fahris tapi fahris mala ikut berjinjit.

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang