sisi lain harumnya kebohongan

2.9K 112 1
                                    

Menginjak kehamilan fiyah berumur 5 bulan dia lebih banyak makan dan sering merasa kelelahan.

Dipagi hari minggu fiyah dan fahris sedang libur bekerja, dari selesai sholat subuh fiyah bermalas-malasan ditempat tidurnya sedangkan fahris sibuk berkutat didapur, mencium aroma sedap makanan fiyah menghampiri suaminya yang sedang sibuk memotong bumbu dengan pisau ditanganya.

"sayang, mau adek bantuin nggak" tanya fiyah sambil tanganya sibuk merogoh kerupuk yang ada didalam toples

"nggak usah, sudah adek diam saja duduk manis, nanti kecapean adek mengeluh, sudah diam saja. habis ini selesai kok"

"jadi mas keberatan adek bantuin, adek selalu bikin mas repot gitu, lagian mas sendiri kan yang nawarin adek buat dipijit"

"bukan gitu sayang, maksudku.."
"terserah" ucap fiyah dengan air mata yang mulai mengalir dipipinya yang gembul
fahris belum selesai berbicara fiyah buru buru berjalan kekamar sambil nangis

sejak hamil fiyah mudah tersinggung dan ngambek, bahkan dia akan bermalas-malasan ditempat tidur sambil menutupi badanya dengan selimut. fahris yang sedari tadi sibuk memotong bumbu buru-buru dia menghentikan aktifitas memasaknya lalu mematikan kompor dan mencuci tanganya.
"sayang maafin kata-kata mas yang tadi ya, maksud mas bukan gitu, aku nggak mau kamu kecapean dan stres, aku terlalu khawatir kalau terjadi apa-apa sama kamu" bujuk fahris panjang lebar

"terserah... hiks.. hiks"
"jadi adek nggak mau maafin mas nih, mas harus bagaimana biar adek maafin"

"hiks hiks..." suara isak tangis fiyah dibalik selimut masih terdengar, fahris menyeka wajahnya, dia berusaha sabar menghadapi istrinya yang mulai aneh-aneh, dia berfikir keras untuk mencari cara membujuk istrinya yang ngambek dan betah mogok makan.

"oh iya sayang, kemarin adek pengen makan parfait kan, mau mas buatin"

"parfait? emang mas bisa buat parfait" ucap fiyah yang spontan bangun dari gulungan selimutnya

"bisa dong, kamu mau mas buatin"
spontan dia langsung menganggukan kepalanya

"jadi mas boleh dong dimaafin"

"iya, tapi janji dibuatkan parfait ya"
"iya, mas belanja dulu ya" fahris pamit lalu mencium kening fiyah yang masih mengerucutkan bibirnya

fahris mengambil jaket dan keluar untuk membeli beberapa bahan-bahan untuk masak, diparkiran mobil dia sibuk mencari resep untuk membuatnya lalu di screen capture untuk membeli bahan-bahan tersebut, fahris masuk kedalam supermarket dengan kereta dorong ditanganya, dia membeli beberapa sayur dan buah, tidak lupa es krim dan coklat untuk stok dirumah, karna dua makanan itu yang paling ampuh mengembalikan moodnya bumil yang sering tiba-tiba berubah.

saat fahris tiba-tiba ada sebuah lengan wanita yang mengait dilenganya
"ehh.. oh" fahris terjingkat
"hai apa kabar kamu ris, kamu makin ganteng saja" tanya wanita
"ouh dona, alhamdulillah" fahris berusaha melepaskan tangan dona
" maaf dona, kamu jangan gini. saya sudah punya istri"

"istri, waooww gak apa-apa lagi, lagian istri kamu kan nggak tau"

fahris terdiam dengan ucapan dona, dari dulu dona sangat mengagumi fahris tapi dia tidak berhasil menjadikan fahris sebagai pasanganya.

"aku duluan ya dona, ada keperluan lain"

"baru sebentar, kenapa sih buru-buru. gue kan pengen ngobrol sama kamu"

fahris tidak menghiraukanya, dia terus berjalan menuju kasir. kebiasaan sejak dulu fahris selalu menghindari cewek cewek yang berusaha mendekatinya.

fahris keluar dari supermarket dengan barang belanjaanya, dia memasukan kedalam bagasi mobilnya dan bergegas segera pulang kerumahnya.

tepat didepan pintu dia menurunkan kantong plastik tersebut dan memencet sandi, pintu terbuka dan terlihat pemandangan fiyah sedang menonton serial kartun.

Partner surgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang