WITD - 22

295 44 2
                                    

"......Kasus seperti ini memang dapat terjadi pada penderita kepribadian ganda. Mereka cenderung menghilangkan sebagian ingatan terberatnya agar kepribadian aslinya dapat bertahan. Hal ini merupakan cara terbaik untuk melenyapkan kepribadian lain tersebut."jelas jungkook seraya membenarkan letak kacamatanya bersikap formal dan mengintimidasi. Jungkook kesal pada lelaki ini tentu saja, dia seringkali membuat yoojung menderita. Tetapi dia harus bersikap profesional kali ini.

"Jadi....bagian yang ia lupakan...."

"Benar. Dia melupakan memorinya ketika bertemu denganmu—ng... Lebih jelasnya adalah keberadaanmu disetiap ingatannya."potong jungkook lalu ia menghela napas panjangnya. Jelas sekali dia malas menjelaskannya pada junhoe."Jadi... Sudah?"tanya jungkook.

Junhoe terdiam, ia masih mengamati diagnosis yoojung dalam map di depannya.

●●●

Junhoe kembali ke New York dua tahun yang lalu. Mengubur semua kenangan dengannya dalam kedamaian. Dia selalu berusaha untuk melupakan wanitanya itu. Selepas mengetahui kenyataan pedih itu, junhoe memutuskan untuk kembali ke new york bekerja sebagai jaksa seperti sebelumnya. Mengenai perusahaannya ia pindahkan juga ke NY, beruntungnya sudah ada cabang disana jadi pusat perusahaan dipindahkan ke cabang. Meski rumit dan membutuhkan waktu yang lama, junhoe dapat menyelesaikannya secara tuntas setahun lamanya—keuntungan yang lain adalah dia berhasil menyibukkan diri agar tak terkukung pada kenangan sedihnya.

Dia menjadi wanita tercantik yang pernah kulihat. Aku pernah melihatnya sekali ketika menghadiri acara penghargaan besar di Swiss setahun yang lalu.

Dia tidak mengenalku.

Dia tidak menatapku sama sekali.

Tetapi tak apa, aku sudah cukup lega karena melihatnya baik-baik saja dan tentu saja...semakin membuatku merindu.

"Jaksa Koo!"

Junhoe tersentak dari lamunannya dan hampir saja memukul orang yang mengejutkannya itu.

"Ya! Ya! Ya! Mian."Seorang lelaki menyilangkan tangannya di depan wajahnya bersikap waspada seraya meringis bersalah.

"Aish!"junhoe mendesis lalu duduk kembali ke tempatnya. Temannya itu hanya tertawa menanggapinya.

"Aku khawatir kau akan menjadi gila karena terus melamun."ucapnya sambil melemparkan snack ringan ke atas lalu menangkapnya dengan mulut yang hebatnya langsung masuk ke mulutnya dengan tepat.

"Tutup mulutmu chanu-ya, aku sedang tidak ingin bermain denganmu."balas junhoe malas sembari memijat pangkal hidungnya. Sepertinya dia sangat lelah. Chanu mengangkat salah satu alisnya dengan tersenyum jahil.

"Hei, kenapa berkata seperti itu? Jika orang lain mendengarnya mereka akan berpikir bahwa aku anak kecil."ucap chanu seraya tertawa renyah. Ia pun meletakkan snack ringan yang sejak tadi mengisi mulutnya ke meja dekat sofa yang tersedia di ruangan junhoe.

"Sudahlah. Apa yang membuatmu kemari?"

"Dia akan datang."

Junhoe yang mulai memfokuskan matanya ke arah layar tabnya terpaksa menghentikan kegiatannya.

"Apa? Kenapa bisa? Maksudku...—ini tidak ada hubungannya dengannya."Junhoe bertanya dengan panik. Lagi-lagi ia akan terganggu dengan masalah wajar seperti ini.

"Apa maksudmu tidak ada hubungannya? Jelas-jelas satu garis besar sudah menghubungkan sejak awal."jawab chanu santai lalu ia merogoh ponselnya untuk mengambil permen karet beserta ponselnya juga. Ia memakan permen karetnya lalu membuang bungkusnya di tempat sampah sedangkan ponselnya ia berikan pada junhoe.

Walking in the dark✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang