WITD - 26

339 42 6
                                    

Langit sore masih menampakan sisa siangnya yang belum juga berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore masih menampakan sisa siangnya yang belum juga berlalu. Semburat oranye beserta sinarannya masih terlihat jelas menerpa. Semilir angin dengan cekatannya mempengaruhi tirai-tirai untuk melambai-lambai.

Seorang lelak berbaring dengan mata tertutupnya di kursi santai panjang yang menghadap keluar balkon. Kedua telinganya tertutup headphone putih. Wajahnya sebagian terkena sinar sore tetapi hal itu tidak membuatnya urung untuk berpindah, anak rambutnya bergoyang-goyang mengikuti arah angin.

Tiba-tiba wajahnya mengernyit ketika sinaran itu tidak lagi mengenainya, seolah ada bayangan yang menutupinya. Ia membuka matanya sekilas lalu menutup lagi.

"Oh ayolah oppa. Maafkan aku eoh?"seorang wanita muda berdiri dengan wajah memohonnya."Aku tau, kau marah padaku kan? Ini sudah dua jam kau mendiamkanku setelah chanwoo pergi. Aku mengganggu liburan kalian ya, aku minta maaf."lanjutnya.

Junhoe menghela napas panjang sebelum membuka matanya lagi, ia melambaikan tangannya menyuruh yoojung untuk menyingkir dari hadapannya. Yoojung menyebikkan bibirnya lalu memutuskan untuk ikut berbaring di samping junhoe yang kebetulan kursinya berdampingan.

"Aku tidak marah."ucap junhoe pelan, yoojung menoleh cepat ke arah junhoe yang masih memejamkan matanya.

"Boleh aku menanyakan sesuatu?"tanya yoojung hati-hati. Junhoe yang membuka matanya lalu menoleh ke sampingnya. Jantungnya berdegup kencang ketika menyadari bahwa mereka sangat dekat-dengan yoojung yang sedang memandangnya- bahkan aroma tubuh yoojung telah memasuki indera penciumannya. Dia bisa gila. Dia bisa gila. Apalagi yoojung hanya mengenakan kaos kebesaran miliknya dengan posisi satu kakinya dilipat sehingga paha yoojung terekspos. Junhoe berusaha tak melihat itu dan tak memikirkan apapun.

"Tanya saja."balasnya singkat lalu ia membuang tatapannya ke segala arah agar tak melihat ke arah wajah yoojung ataupun kaki menggodanya.

"Kapan kalian bertemu dan akhirnya menjadi pasangan? Ceritakan padaku!"Yoojung mengatakannya dengan semangat. Junhoe menoleh ke arah yoojung dengan pandangan yang sulit diartikan.

Detik berikutnya yoojung setengah terpekik saat junhoe berguling kearahnya hingga kini ia terkukung di bawahnya. Tatapan junhoe mengintimadasi, feeling yoojung mengatakan berada ia dalam bahaya tetapi akalnya langsung menepis mengingatkan kembali bahwa kakaknya itu seorang gay. Dia tidak mungkin macam-macam pada yoojung terlebih ia bukan seleranya.

"Aku akan menunjukkannya padamu, siapa aku."ucap junhoe dengan suara parau dan dalamnya.

Yoojung menghabiskan waktunya untuk mencerna apa yang terjadi detik sebelumnya, detik ini dan detik-detik yang akan berlalu. Junhoe, kakaknya, menciumnya. Junhoe membungkam bibir yoojung dengan bibirnya, melumatnya perlahan dan lembut. Mungkin junhoe mencoba mengelak agar adiknya tidak khawatir tentang dia, itulah yang dipikirkan yoojung.

Yoojung membiarkan kakaknya untuk menciumnya, lagipula menurutnya hal seperti ini sudah wajar. Bahkan beberapa orang dengan sengaja mencium orang yang mereka temui di jalan.

Walking in the dark✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang