WITD - 31

279 36 2
                                    

Yoojung mencoba menggerakan badannya tetapi ia merasakan sesuatu mendekapnya erat sehingga ia tidak bisa bergerak. Dekapan itu begitu nyaman bersamaan napas hangat menerpa tengkuk belakangnya dengan ritme teratur.

Wanita itu perlahan membuka matanya melihat ruangan sekitar yang menurutnya begitu asing. Ia menghela napas lega ketika menyadari bahwa ia sedang berada di apartemennya.

Perlahan senyum yoojung terbentuk saat sebuah tangan kekar bergerak pelan memeluk perutnya. Pipi yoojung juga perlahan memerah, ia merasa wajahnya memanas mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

"Seriously..."ucapnya pelan setengah girang sambil memegang kedua pipinya.

Yoojung bergerak berbalik menghadap junhoe yang tengah tertidur pulas. Ia memandangi wajah junhoe yang sangat dekat dengan senyumannya yang berbinar. Tangan yoojung bergerak menyentuh hidung junhoe lalu bergerak lurus ke bawah menuju bibir, yoojung langsung menarik jarinya karena terlalu malu menyentuh area itu lebih lama. Masih terasa jelas ketika junhoe menciumnya.

Mata junhoe terbuka ketika tangan yoojung menyentuh bulu matanya. Sebuah senyuman langsung terbit dibibir junhoe. Bukannya beranjak dari tidur junhoe malah mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan kepalanya ke lekukan leher yoojung.

"Baumu..."aku rindu.

"Aku bau? Tentu saja, aku belum mandi! Kau juga bau!"dengus yoojung kesal. Junhoe terkekeh dalam lekukan leher yoojung.

"Maksudku aku menyukai aroma mu."koreksi junhoe

"..."Blush. Yoojung tersipu malu.

"Kenapa diam?"

"Kau tidak kerja?"jawab yoojung acak karena ia sudah gugup ketika lelaki di hadapannya itu memergokinya sedang menyentuh wajahnya.

"Ini hampir sore."

"Kau tidak ada sidang hari ini?"

"Tidak ada. Pekerjaanku yang tersisa hanya beberapa kasus dan aku harus menyelesaikannya hari ini."

"Kau sudah normal kembali?"

"Normal?"

"You know what i mean..."

"Sepertinya begitu."

"Bagaimana bisa?"

"Aku tidak ingin kau pergi dari sisiku."Junhoe mengeratkan pelukannya. Yoojung tersenyum mendengarnya.

Junhoe menarik kepalanya menjauh agar dapat memandang wajah yoojung.

"Kau sudah memaafkanku?"tanya junhoe sambil menyentuh pipi yoojung lembut. Yoojung mengangguk sambil menatap lembut junhoe yang tersenyum."Terima kasih."lanjut junhoe seraya mengecup pipi yoojung.

"Kita harus bangun. Kau akan menyelesaikan tugasmu sedang aku akan mandi lalu menyiapkan makanan."

"Lewat saja seperti yang biasa kau lakukan."ucap junhoe sambil terkekeh. Yoojung menaikkan salah satu alisnya lalu beranjak dari tidurnya belum sempat ia berdiri, junhoe sudah menarik yoojung hingga terjatuh di atasnya.

Yoojung terkekeh lalu melipat kedua tangannya ia tumpu kan ke dada junhoe sambil meletakkan dagunya hingga wajah yoojung menghadap ke junhoe yang tersenyum.

Mereka terdiam saling pandang. Yoojung memandang junhoe seolah menyelami kedua mata itu. Yoojung merasa bahwa tatapan itu tidak asing untuknya, bahwa junhoe adalah sosok yang sebelumnya pernah ada di hidupnya. Junhoe....siapa sebenarnya dia?

"Aku harus bagaimana?"gumam yoojung tanpa sadar.

"Apa yang bagaimana?"tanya junhoe bingung. Yoojung menggeleng lalu tersenyum. Junhoe mengeratkan pelukannya pada pinggang yoojung.

Walking in the dark✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang