WITD - 1

734 71 5
                                    

Para pengunjung berlalu lalang membentuk sebuah antrian tertib dengan teratur di depan lift. Ada beberapa yang berjalan dengan wajahnya yang sedih, letih, lesu dan ada juga beberapa yang lain tengah tersenyum gembira.

Seorang wanita tengah menyesap kopi instannya dengan perlahan sambil mengamati orang-orang yang berada di lantai satu. Ia akan minum kopi setelah ia selesai dengan pasiennya. Yap, wanita ini berprofesi sebagai asisten dokter.

"Selamat sore dr. Kim..."sapa beberapa pasien yang melewatinya.

"Nyonya Jung, apakah anda sudah merasa baikan?"tanya wanita itu dengan ramah pada salah satu pasien yang menyapanya.

"Sudah dokter Kim, berkat anda-"

"Ah, tidak. Jika anda sudah baikan berarti anda mengikuti saran yang saya berikan dengan baik. Itu sepenuhnya berkat diri anda sendiri yang dapat mempercayai saya."balas Dokter Kim dengan tenang dan bijak, tak lupa senyuman itu selalu bertengger manis di bibirnya.

"Anda memang bijaksana dokter kim."

"Tidak, nyonya jung. Jangan mengatakan hal yang seperti itu."balas dokter itu dengan tersipu malu."kalau begitu saya akan bertugas kembali. Sampai jumpa, nyonya jung."

"Semoga berjalan lancar, dokter kim."ucap pasien itu. Dokter wanita itupun berjalan menuju salah satu ruangan yang berjejer di sudut lorong yang sedang ia lewati lalu ia menaikkan pandangannya ke arah pintu yang kini berada di depannya. Dia menghela napas sejenak lalu membuka pintu itu dengan pelan.

"Dokter Yoo, apakah pasien di bangsal penyakit jantung sudah anda periksa?"tanya wanita itu dengan hati-hati agar tidak tersinggung. Dia hanya mengingatkan, jika memang atasannya itu lupa.

Dokter yang bernama 'Yoo yejin' tengah berkutat dengan segala kertas dan rekam medis organ tubuh pasien itu pun mendongak menyadari kehadiran asistennya, dia pun tersenyum lembut.

"Terima kasih telah mengingatkanku Yoojung-ah. Aku hampir saja melewatkan."ucap dokter yoo dengan bangkit dari duduknya lalu mulai memakai jas putihnya."Ah, benar! Kau tak perlu ikut denganku. Sebentar lagi anakku akan datang, tolong sambut sebentar. Kau bisa mengajaknya mengobrol sebelum aku kembali menyelesaikan pasien."

"Ye, Dokter yoo."balas Yoojung dengan menunduk memberi hormat.

Setelah kepergian atasannya yoojung berjalan menuju sofa yang berada disana lalu mendudukan pantatnya dengan nyaman.

Tidak sampai 30 menit, seseorang mengetuk pintu ruangan lalu pintu pun terbuka.

Yoojung berdiri dari duduknya untuk menyambut anak dokter yoo yang disebutkan sebelumnya. Sebenarnya ia sama sekali belum pernah bertemu dengan anaknya ataupun menceritakan tentangnya. Yoojung tersenyum sekilas lalu melihat seseorang yang berdiri menjulang di depan pintu sambil memandangnya selidik.

"Kau siapa?"tanya seseorang itu dengan suara rendah nan dalam. Ia mengerutkan kening sambil memasuki ruangan, memperhatikan yoojung."Apakah pemilik ruangan ini sudah ganti? Atau pindah? Kenapa palang namanya belum diganti?"tanya ulang orang itu yang menyerobot yoojung yang ingin menjawab.

"Dimana anak dokter yoo? Saya asistennya."ucap yoojung singkat. Orang itu pun mengangguk pelan setelah berekspresi seakan memahami situasi ini. Dia tersenyum lalu berjalan ke arah yoojung sambil menengadahkan telapak tangannya, yoojung menanggapinya dengan menyalami. Orang itu terkekeh.

"Koo Junhoe, anak dari Dokter Yoo Yejin."ucap lelaki bernama junhoe itu. Yoojung mengangguk sambil meringis aneh karena anak yang seharusnya ia ajak mengobrol itu se besar ini. Yoojung pikir yang akan ia sambut adalah anak kecil, lantas kenapa dia harus menyambut orang ini? Bukankah jika tidak diajak mengobrol dia tidak akan menangis atau rewel atau kebosanan kan?

Walking in the dark✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang