BAB 13

604 31 14
                                    

Bersama. Selamanya (?)

====================================

Pagi ini suasana hati Rakka sangat bahagia. Entah karena omlette buatan Mama atau karena ucapan Kayla semalam.

"Makasih ya Kak selalu buat hati gue hangat." Ucap Kayla seraya mengeratkan tangannya dipinggang Rakka.

Rakka menyusuri lorong-lorong sekolahnya, mencari batang hidung yang sedari tadi ingin ia jumpai. Ternyata seseorang yang ia cari tengah meletakan buku kimia nya didalam lokernya, lalu mengambil beberapa ringkasan biologinya. Dengan gerak cepat ia memasukannya kedalam tas punggungnya.

Davin terlonjak kaget saat pintu loker tertutup, ia melihat sosok Rakka berdiri disamping lokernya. Sambil memasang ekspresi wajah seimut mungkin yang menurut Davin sangat menjijikan.

"Gue kira setan." Tangannya masih memegang dadanya.

Rakka menyenderkan tubuhnya dengan satu kaki yang ia tempelkan ke pintu loker. Wajah imutnya berubah menjadi datar lalu ia mendengus kesal. "Lo suka nggak sih sama Kayla?"

"Kalo iya kenapa kalo enggak kenapa? Lagian bukan urusan lo." Jawab Davin santai.

Rakka menangkat bahunya, cuek. "Gue mau nembak Kayla."

Davin memincingkan matanya, "lo serius?"

"Bukan urusan lo." Balas Rakka sarkas.

"Sensi bego lu kaya lagi pe-em-es." Davin membalasnya dengan memberikan seringainya.

"Lu yang sensi tai." Kemudian Rakka melangkah menjauh. "Kata Kayla nanti ditunggu dikantin pas istirahat pertama." Ucapnya tanpa membalikan badannya.

"Hari ini gue nggak ulang tahun, nggak usah sok ngerjain." Balas Davin dengan sedikit berteriak. Rakka tidak menjawab, ia hanya mengacungkan jari tengahnya. "Sialan." Gumam Davin sambil tersenyum miring.

***

Kayla sudah duduk manis sejak 10 menit yang lalu, kepalanya ia topang dengan tangannya. Matanya mengedar keseluruh penjuru kantin. Sedari tadi perutnya sudah melakukan orkestra ringan. "Tunggu 5 menit lagi Kay, sabar sabar." Kayla mengetuk-ngetuk meja kantin dengan jari telunjuk-nya. Ia meneguk air mineral yang ia beli tadi sebelum menunggu. Tidak lama kemudian Rakka datang dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Gue lupa Kay." Ucapnya disela-sela saat ia mengatur nafasnya untuk kembali normal. Lalu ia duduk disamping Kayla, mengambil air mineral Kayla dan menegaknya sampai ludes. Rakka tidak memperhatikan raut wajah Kayla yang sudah merah padam menahan kesal.

Serasa Kayla tidak memberikan respon maka Rakka membalikan badannya kearah Kayla. Ia menatap Kayla, tangan gadis itu terlipat didepan dadanya. Mukanya merah dan tidak ada senyum seperti biasanya. Kali ini Kayla tidak memberinya ampun. Kedua tangan Rakka beranjak mencubit pipi Kayla gemas. "Utukutuk kalo lagi ngambek Kayla lucu banget sih." Kayla memberikan tatapan lasernya. "Tuh manis banget kan mukanya padahal matanya mau keluar." Ucap Rakka lempeng.

Kayla menepis lengan Rakka kasar, "RAKKA!" sentaknya.

Rakka cengengesan, "cie manggilnya Rakka doang nggak ada embel-embel 'Kak' nya. Biar makin deket ya say?" ledek Rakka yang membuat muka Kayla semakin merah madam. Kayla tidak menghiraukannya, ia hanya memutar bola matanya jengkel.

Disaat itu datang dua orang siswi yang Kayla yakini teman Rakka, sebelumnya mereka mentap sinis kearah Kayla lalu tersenyum lembut kearah Rakka. Seperti biasa. Kayla tersenyum kecut.

Siswi dengan rambut yang terkuncir satu itu, yang bernama Sonya memegang bahu Rakka. "Lo tau kalo Adera bakalan balik kesini?"

Rakka mengernyitkan dahinya, tangan kirinya menyingkirkan tangan perempuan itu, dan itu membuat Kayla nyaris tertawa. Rakka gue dipegang-pegang, mana mau dia, batin Kayla sambil terus memperhatikan mereka.

"kapan?"

Temannya, dengan muka yang dipasang seimut mungkin menyela, sebut saja Christi, "tahun ajaran baru. Cie Rakka ketemu soulmate-nya lagi uhuy." Ia melirik Kayla. "Gue kangen banget sama couple-an lo berdua." Ia sengaja menekankan kata couple.

"Oh ya?"

Mereka berdua mengangguk berbarengan.

"Lo tau kan kita kangen banget sama dia, dan gue juga yakin lo pasti kangen. Makanya lo cari mainan baru." Sonya lagi-lagi memegang bahu Rakka dan lelaki itu sekali lagi menepisnya, dengan gerakan yang sedikit lebih kasar.

Kayla terdiam, telinganya sudah panas. Tanpa sadar ia mengepalkan tangannya. Pikirannya bertanya-tanya tentang perempuan bernama Adera, yang tengah dibicarakan oleh ketiga makhluk tersebut. Kayla mengalihkan pandangannya, tidak lagi memperhatikan mereka bertiga.

Rakka melirik Kayla sebentar, "bilang Adera, welcome back, tapi gue udah nemuin soulmate gue yang baru." Rakka mengenggam tangan Kayla kemudian mengangkatnya, "she's mine." Lalu tangannya dikibas-kibaskan mengusir mereka berdua. "Udah sana ganggu aja lo."

Kayla tersentak kaget lalu mukanya lagi-lagi merah hingga menjalar ke telinga dan leher, setelah memastikam dua perempuan itu pergi, Kayla mengeluarkan bom waktunya.

"RAKKA!!?"

Semua orang yang berada dikantin menghentikan kegiatannya, pandangan mereka semuanya sudah terpusat kearah meja Kayla dan Rakka. Mereka menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Rakka menjauhkan telinganya, ia mengalihkan pandangannya. Diwajahnya tercetak senyum kemenangan, karena berhasil membuat Kayla kesal. Tangan Kayla terangkat memukuli lengan lelaki itu terus menerus. Rakka sontak membalikan badannya, dan dengam cekatan mencekal kedua pergelangan tangan Kayla. Ia tersenyum jahil.

"Kamu mah KDRT mulu sih say, sakit akutu diginiin terus." Mukanya yang tadi tersenyum jahil kini berubah menjadi semelas mungkin.

Dan para pengunjung kantin yang sedari tadi melihat adegan mereka dengan tatapan penasaran kini berubah menjadi tatapan geli dan juga ada yang merasa cemburu, juga kesal. Mungkin bagi siswa perempuan yang mendengar atau bahkan melihat kejadian itu akan merasa meleleh, tapi tidak dengan Kayla. Ia menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kak Rakka ih geli. Jijik. Ih nyebelin. Tau ah." Ia meronta dari cekalan Rakka.

Rakka tertawa kencang sekali, ia merasa puas kali ini. Lalu ia beranjak dari kursinya membeli dua kotak susu coklat. Kayla masih memasang muka betenya saat Rakka kembali. Rakka kembali duduk, membuka plastik sedotan dan menusuknya kekotak susu. Ia menyodorkannya ke Kayla, tetapi Kayla tidak menyentuhnya sama sekali, ia ngambek.

"Pasti lo lagi mikirin Adera itu siapa? Kok kenal sama Rakka. Jangan-jangan mantan Rakka, atau-" ia menggantungkan ucapannya, bersamaan dengan kedatangan Davin.

Davin duduk didepan Kayla, ia mengambil kotak susu yang berada dihadapan Rakka, Rakka berdecak sebal. Kalau bukan dia mau berbaikan demi Kayla udah pasti dia akan melayangkan bogem mentahnya. Davin meminum ludes susu tersebut, "si Adera beneran mau balik?"

"Siapa sih Adera?" kini rasa ngambeknya hilang berganti dengan rasa penasaran, Kayla mengernyitkan dahinya.

Rakka menyentil kening Kayla pelan, "nggak usah dibahas. Nggak penting." Rakka mengambil kotak susu yang tadi ia berikan ke Kayla. "Kita tanding lo harus dateng, nanti gue jemput." Ia meminum susu tersebut, "gue butuh asupan semangat lo soalnya." Kemudian ia meminum susu tersebut sampai habis.

Kayla menatap Rakka geram, kali ini rasa kesalnya hampir membuat matanya panas, ia mengepalkan kedua tangannya. Lalu kepalanya terkulai lemas keatas meja. Kakinya ia hentak-hentakan kesal.  "Gue nggak mau dateng!" ucapnya kesal.

Davin geleng-geleng kepala seraya tersenyum geli menatap Kayla. Sedangkan Rakka mengacak-acak rambut Kayla gemas tanpa rasa berdosa.

***

Adera sapatuh?
Semoga dia orang baik, bisa berteman seperti mereka bertiga.

Jangan lupa untuk vote dan comment ya biar aku semakin semangat nulisnya. ❤

Seperti kata Rakka, bahwa Kayla adalah asupan semangatnya. Begitu juga bagi gue, Kayla adalah asupan kebahagiaan.
-Davin-

Jingga Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang