BAB 16

526 28 1
                                    

Pertandingan

====================================

"Gue jelas milih lo lah Kay. Adera tuh apa ya? Pokoknya dia itu semacam spesies yang hampir punah."

"Harus dilindungi dong?"

"Bukan.." Rakka nampak berfikir, "pokoknya dia itu kuman, harus dijauhi."

Kayla mengingat kembali apa yang Rakka ucapkan malam itu, malam dimana mereka membahas Adera. Walaupun banyak pertanyaannya yang belum diutarakan, setidaknya Kayla tidak harus terlalu pusing memikirkan siapa itu Adera. Adera hanya sebatas masa lalu.

"Kesambet loh nanti." Mika meletakan piring yang berisi sandwich diatas meja makan.

Semalam Mika menjemput Kayla jam setengah satu pagi. Bayangkan, gadis itu menunggunya. Untungnya Rakka terus menemaninya. Mereka membunuh waktu dengan bermain PS. Walaupun Kayla tidak mengerti, tetapi ia tetap memainkannya. Bahkan, mereka menghabiskan lima bungkus keripik, dua bungkus wafer vanilla, dan juga lima belas tusuk sate ayam.

"Aku kesel sama Abang." Kayla memajukan bibirnya.

Mika menarik kursi disamping Kayla, lalu duduk disampingnya, "kamu jadi pergi?" Mika tidak menghiraukan adiknya yang sedang merajuk.

Kayla mengangguk lalu mengambil sepotong sandwich dan memasukannya kedalam mulut.

"Abang mau ke Bandung."

Kayla melirik Mika, menatapnya dengan tatapan mau ngapain?

"Mau survei tempat doang buat cabang baru. Nanti Abang udah dirumah sebelum kamu pulang."

"Beneran?"

Mika megulurkan tangannya mengacak-acak rambut Kayla, "iya Jinggaaaaa."

***

"Nanti lo disini aja oke. Jangan kemana-kemana."

"Gue sendirian?"

"Engga, nanti kan ada Dean. Bentar biar gue telpon si Dikta gue tanyain udah sampe mana." Rakka mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

Kayla mengamati sekelilingnya. Benar-benar asing. Kayla tidak pernah kesini sebelumnya. Matanya terhenti pada sosok perempuan yang rambutnya sebahu, berwarna coklat madu. Matanya sendu, sekaligus menyiratkan kebahagiaan. Tunggu, ia menatap ke arah Rakka yang sedang sibuk dengan ponselnya. Benar saja, perempuan itu berjalan mendekat kearah Kayla, bukan, tapi ke arah Rakka.

"Rakka.."

Rakka membalikan tubuhnya, tangannya masih memegang ponsel yang menempel ditelinga kirinya.

"Sha? Wow lo apa kabar? Kapan balik?" Rakka memasukan ponselnya kedalam saku celananya lagi.

Arsha sedikit memajukan badannya, mengalungkan lengannya dileher Rakka. Dengan sedikit berjinjit, Arsha menaruh dagunya dipundak Rakka. Dan Rakka membalas pelukannya.

"Long time no see banget ya kita. Davin mana?"

Rakka melepas pelukannya. "paling masih dijalan. Eh lo sama siapa kesini? Wah abis gue tanding, kita harus ngumpul-ngumpul dulu ya."

"Atur deh atur, ajak Davin dan Dikta ya. Yaudah gue kesana dulu deh nemuin temen-temen gue." Arsha menatap Rakka sebentar. Ada segaris senyum yang memiliki makna, dan Rakka mengetahuinya. Rakka memajukan wajahnya, lalu megecup singkat kening Arsha.

"Missing you a lot babe."

JEEDEERRRR

Kayla tidak bisa berkata-kata apa lagi. Kini seratus persen sudah dipastikan mood Kayla hancur. Hancur berkeping-keping seperti hatinya. Sejak perempuan itu datang, mereka berdua sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Kayla. Yang jelas-jelas jarak mereka hanya dua langkah. Kayla bagaikan orang asing diantara mereka berdua.

Wajah Kayla berubah menjadi masam, tangannya sudah terkepal menahan marah. Apaantuh bap bep bap bep, pake dicium segala, batinnya. Kayla membuang mukanya kearah lainnya.

Rakka melirik kearah Kayla, "Kay," tangan Rakka memegang bahu Kayla, lalu memutarnya hingga kini mereka berhadapan. "Tadi itu namanya Arshana, temen cewek gue sama kaya Adera. Dia orangnya emang kaya gitu, dan gue juga biasa kaya gitu sama dia."

Kayla tidak menatap Rakka, ia hanya menatap ujung sepatunya. Lama-lama ujung sepatu Rakka menyentuh unjung sepatu Kayla. Dan kini, kepala Kayla menyentuh dada bidang Rakka.  Ada tangan hangat yang menyentuh punggungnya.

"But, you more special, Kay."

Kayla hanya diam mematung. Mencerna setiap kata yang terucap dari Rakka. Dia ini siapanya Rakka? Kenapa harus marah dan sikap Rakka yang membuat Kayla merasa diajak terbang tinggi lalu detik berikutnya dihempasin begitu saja ke samudera terdalam. Dan tunggu, Rakka bilang apa? More special? Eh kalau emang more special, harusnya Rakka tau batasan.

Rakka melepas pelukannya, ia lalu memegang dagu Kayla dan mendongakan kepala Kayla agar melihat dirinya. Kayla menatapnya, manik mata mereka saling bertemu, Rakka menghembuskan nafasnya pelan lalu ia tersenyum tipis.

"Senyum dong, gimana mau transfer semangat ke gue kalau lo sendiri aja bete."

Kayla tetap diam dengan mengekspresikan wajah datarnya.

Rakka tersenyum lebar, alis matanya ia naik turun kan. Tampang usilnya tercetak diwajahnya, "Senyum apa gue cium?"

Kayla membulatkan matanya, dengan gerakan refleks tangannya menutup mulutnya.

"Mesum lu!"

Rakka memincingkan matanya, melihat sosok yang berdiri dibelakang Kayla. Kayla memutar balik badannya. Lalu berlari menuju lelaki itu, mengumpat dibelakang punggungnya. Sedikit kepalanya menyumbul dari balik punggung untuk mengintip.

"Ganggu rumah tangga orang aja sih." Rakka berdecak jengkel.

"Udah ditungguin dan lo masih asik-asik disini."

"Vin, lo lebay sumpah." Rakka berkacak pinggang.

Davin tidak menjawab dia hanya tertawa lalu menggandeng Kayla pergi menjauh.

"Istri gue mau dibawa kemana setan!!?"

Davin tetap melangkah, "lo yang lebay. Buruan ganti baju."

Dan untuk selanjutnya, Rakka dan Davin sudah berada dilapangan. Siap bertanding.

***

Hi guys, maaf banget loh aku baru bisa update :((
Maklumin yah, mau masuk jadwal-jadwal uas jadi sibuk sendiri sama tugas.

Jangan lupa vote dan comment dear, ily!

Jingga Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang