BAB 18

305 18 0
                                    

Perbedaan Yang Nyata

====================================

"Kak.. jangan dibuka dulu. Aku masih ngantuk." Kayla menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Mika tidak menghiraukannya, ia tetap membuka tirai jendela itu. Membiarkan cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar Kayla. "Bangun Kay..."

Kayla menyerah, ia tidak bisa melawan Mika. Dengan berat hati ia menyingkap selimutnya dan membuka matanya. Ia bangun lalu duduk dipinggir ranjang, disebelah Mika.

"Kamu mau sarapan apa?"

"PASTA!" Teriak gadis itu setengah sadar.

Mika menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian ia keluar kamar Kayla setelah menyuruh adiknya mandi dan bersiap kesekolah.

Kayla menuruni anak tangga dengan langkah gontai. Hari ini rasanya malas sekali dia datang kesekolah. Tapi lebih baik pergi sekolah dari pada dirumah sendirian melakukan hal-hal yang membosankan.

"Kay, besok asisten rumah tangga udah mulai kerja disini, namanya mbok Yah." Ucap Mika sambil menggulir layar tablet dihadapannya.

Kayla tidak bergeming, dia hanya memutar-mutar garpu pastanya.

***

Langkah Kayla terhenti didepan pintu lab komputer, ia mendekatkan diri kearah pintu, pendengarannya ia tajamkan, awalnya ia tak berniat ingin menguping, namun saat namanya disebutkan ia penasaran. Ia mendengarkan secara diam-diam.

"Gue nggak sabar Adera cepet balik kesini, kuman-kuman kaya Kayla tuh harus segera dibasmi. Gue udah gatel liatnya."

Sonya tengah duduk disalah satu kursi lab, tatapanya memandang layar komputer yang telah mati. Christy yang berdiri disamping Sonya, tangannya terlipat didepan dadanya.

"Lagian gue heran, kenapa si Rakka sama Davin bisa deket sama Kayla? Udah tau Adera jauh lebih baik. Cuma gara-gara Adera nyium Randy dia marah banget."

Kayla terlonjak kaget, hampir saja mulutnya mengeluarkan suara, ia segera mungkin menutup mulutnya. Padahal, Kayla tidak mengenal Randy. Tapi yang ia simpulkan bahwa Adera selingkuh. Kayla kembali mendengarkan.

"Tapi ya Son, kalau kata gue nggak hanya itu deh kayanya permasalahan mereka." Christy menanggapi.

Kayla terdiam nampak berpikir, kemudian dia ingat dengan Arsya, dia pikir dia harus mencari tau tentang Rakka dan kehidupan masa lalunya.

***

Setelah pulang sekolah, Kayla memang langsung buru-buru meninggalkan sekolah. Dia hanya berpesan pada Dean bahwa dia akan membeli novel di toko buku. Awalnya Dean curiga sebab biasanya Kayla akan meminta tolong untuk menemaninya, tetapi ini tidak.

Kayla menunggu Arsha dibalik pohon besar dekat gerbang sekolah SMA Kusuma Bangsa. Kayla berharap dalam hatinya bahwa dia tidak telat dan masih bisa bertemu dengan Arsha, namun matanya menyipit saat melihat motor Rakka keluar melewati gerbang sekolah. Memboncengi Arsha dibelakangnya. Kayla baru teringat bahwa hari ini Rakka tidak masuk. Bolos seperti biasanya.

Kayla mengikuti motor Rakka dengan menaiki ojek, sedari tadi ia terus berbicara agar Rakka tidak mengetahui bahwa dia sedang diikuti. Motor Rakka berhenti di salah satu tempat makan fast food yang cukup ramai. Setelah keduanya masuk, Kayla turun dari motor, sesegera mungkin membayarnya dan mengikuti langkah kaki mereka berdua.

Kayla duduk membelakangi mereka berdua, ada batas kaca diantara mejanya dengan meja Rakka dan Arsha namun cukup bisa mendengar percakapan mereka.

"Lo pacaran nggak sih sama Kayla?" Arsha membuka percakapan setelah Rakka baru duduk sehabis membawa pesanan mereka.

Rakka menggeleng, tangannya mengambil potongan kentang goreng dan memasukannya kedalam mulut.

"Terus? Lo udah move on dari Dera?"

"Bisa nggak sih nggak usah bahas Dera sama Kayla. Gue ngajak lo kesini tuh nggak mau bahas mereka." Ucap Rakka kesal.

Tapi bukan Arsha namanya kalau rasa penasarannya belum hilang dia akan berhenti, dia akan mencari tau terus sampai rasa penasarannya hilang.

Arsha mengelengkan kepalanya pelan, "engga, lo harus jawab dulu!"

Rakka mematap Arsha malas, "apaan lagi sih yang lo mau tau?"

"Ka, gue tau lo belum sepenuhnya move on dari Dera. Tapi gue juga paham kalau situasi udah berubah. Bukan Dera lagi yang lo pikirin. Atau mungkin Dera udah ngga ada artinya lagi bagi lo." Arsha berbicara sambil menatap Rakka.

Rakka menyenderkan punggungnya kekursi, dia memikirkan setiap omongan Arsha. Tidak, dia tidak semudah itu melupakan Adera. Dengan kesalahan yang gadis itu buat, Rakka bisa saja memaafkannya tapi benar kata Arsha bahwa situasi sudah berubah. Mungkin jika Kayla tidak datang dalam kehidupannya, dia bisa saja menerima Adera lagi dengan senang hati. Namun, kini dia tau hanya ada ketakutan jika Adera kembali datang.

Arsha memainkan sedotan didalam gelas minumannya, "tapi lo sayang Kayla?"

Kayla yang menunggu jawaban dibalik kaca memegang dadanya, degub jantungnya terasa. Ia cemas dengan apa yang akan dikatakan oleh Rakka. Dia takut tidak sesuai dengan yang dia harapkan.

"Sha, Adera cinta dan pacar pertama gue. Dia juga orang pertama yang bikin gue sakit hati. Dia adalah orang pertama segalanya buat gue. Lo tau itu."

Kayla tertunduk lesu, matanya terasa panas. Ada rasa sesak dalam hatinya. Ada rasa tak terima saat mendengar ucapan Rakka. Kayla merasa kalah sebelum melakukan apa-apa. Kayla tidak pernah berpikir sejauh ini. Kayla belum menyiapkan antipasi agar hatinya tidak terluka.

"Adera dan Kayla beda, Sha. Mereka punya daya tarik sendiri. Gue selalu berharap Adera balik dan bisa memperbaiki semuanya. Tapi sejak ada Kayla, gue ngerasa kalau kepergian Adera adalah hal yang terbaik. Gue hancur karena Adera."

Arsha termenung, kemudian dia menatap Rakka sendu, "kalau gitu, berarti Adera juga yang harus memperbaiki lo, Ka. Bukan Kayla." Ada jeda sebentar sebelum Arsha melanjutkannya, "jangan jadiin Kayla pelampiasan."

Rakka menggeleng cepat, "gue nggak mau nyakitin Kayla, itu yang ngebuat gue nggak berani ungkapin segalanya."

Kayla bangkit dari tempat duduknya, ada berjuta perasaan kecewa dalam hatinya. Ada rasa yang tak bisa ia jelaskan namun cukup membuat sesak dalam dadanya.

***

Sorry banget nih baru bisa update wkwkwk
Aku bakalan punya cerita baru tapi aku bakalam selesain cerita ini.
Happy reading gaes.

Jangan lupa vote + comment + share ketemen-temen kalian

Love, author.

Demi menyelamatkan hatimu tidak patah, dia rela mematahkan hatinya yang hanya tinggal sekeping.
-Arshana-

Jingga Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang