ICE PRINCESS ❄ 01 | Sebuah Pilihan

581K 26.8K 1.7K
                                    

"Ada dua pilihan sulit: kembali berkutik dengan masa lampau atau berjalan dengan seribu gangguan di masa depan. Maka, aku akan memilih opsi kedua. Karena kembali ke masa lampau berarti harus siap terjun bebas ke jurang yang sama."

ㅡ RAYA ㅡ

.


Senyum cerah terumbar di sana-sini. Wajar. Hari pertama setelah libur panjang memang dipenuhi wajah suka cita menyambut teman baru dan kelas baru. Tentu saja.

Tapi sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk Raya Oliv Anggara. Gadis yang tak suka mengumbar senyum apalagi menyambut suka cita hari pertamanya. Baginya, mau hari pertama atau hari libur, sama saja. Tak ada sesuatu yang spesial.

Raya menutup pintu mobil sedikit keras lalu berjalan dengan wajah datarnya. Menatap beberapa siswa yang tertawa sambil berpelukan melepas rindu atau berbicara mengenai liburannya. Terlihat sekali bahwa niatan mereka datang ke sekolah karena untuk teman, bukan sekolah atau isinya yang membosankan.

Langkahnya terhenti. Melihat kerumunan di depan mading membuatnya malas untuk ikut berdesakkan. Raya tau apa yang sedang mereka coba untuk lihat. Nama mereka. Jelas. Tapi lebih tepatnya, kelas yang akan mereka tempati di tahun ini.

Dengusan malas tak sadar keluar dari bibir ranum Raya. Ia memilih menyenderkan punggungnya pada dinding yang tak jauh dari mading. Menunggu kerumunan lalat itu pergi dengan kepuasan atau kekecewaan setelah membacanya.

Beberapa menit setelahnya, Raya menghela napas lega karena lalat-lalat itu mulai berhamburan menuju sarangnya masing-masing. Kini gilirannya untuk mencari kelas yang akan ia tempati satu tahun ke depan.

Lembar satu, ia tak menemukan. Begitu juga di lembar kedua dan ketiga.

Apa nama gue kelupaan ditaruh?

Raya kembali membaca di lembar ke empat dan tepat di nomor 20, nama RAYA OLIV ANGGARA tertera jelas dengan huruf kapital.

Dan berarti, tahun ini ia menempati ruang XI IPA 4.

Semoga saja tak ada kejadian buruk atau hal-hal yang menyebalkan di kelas ini. Batinnya berdoa.

Raya kembali berjalan, menaiki tangga, dan menyusuri lorong yang terkenal akan keributannya di SMA Garuda. Lorong kelas sebelas.

Bisa ia lihat, kelas XI IPA 4 terpampang jelas di mini board yang tergantung tepat di atas pintu. Akhirnya, ia menemukan juga kelas ini.

Samar-samar terdengar keributan dari dalam. Raya mendengus, lagi. Sepertinya, doanya tidak akan terkabul kali ini.

Dengan langkah malas serta wajah temboknya, Raya mulai memasuki kelas. Suasana di dalam jauh lebih bising, membuat moodnya hancur karena ia tipikal gadis yang tak suka keramaian.

Baru saja empat langkah masuk, seseorang berteriak memanggil namanya, otomatis kepala itu memutar, sangat mengenali pemilik suara itu.

"Raya! Kita sekelas lagi? Oh mai gat! Gue seneng banget!" Teriak gadis itu seraya memeluk Raya dengan erat.

Raya melepaskan pelukan gadis itu. "Iya Billa, gue juga seneng."

Billa gemas akan tingkah Raya yang selalu berekspresi datar. Jika Raya itu seorang cowok, Billa yakin gadis itu sudah lama dicap most wanted, karena sikap dingin serta parasnya yang di atas rata-rata.

"Senyum kek, gue berasa ngomong sama tembok tau gak?"

Raya berdecak lalu tersenyum paksa. Dan itu hanya berlangsung satu detik saja. Billa terkekeh, lalu menarik tangan sahabatnya itu ke arah bangku yang sudah ia pilih, yaitu bangku nomor dua dari depan dengan posisi di tengah.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang