ICE PRINCESS ❄️ 42 | Baikan?

175K 10.1K 224
                                    

"Sahabat itu bukan hanya seseorang yang selalu 'ada' di sisi lo saat sedih atau senang. Tapi juga dia yang 'bisa' merasakan apa yang lo rasakan walau sebuah kata gak terucap lewat mulut lo."

ICE PRINCESS

.

"Bunda dari mana?" Tanya Nada yang duduk di pangkuan Kayra di sofa ruang inap Arjuna.

Renata yang baru datang dengan menenteng paper bag bertuliskan logo suatu perusahaan, tersenyum simpul lalu menghampiri Nada dan mencium putri kecilnya.

"Dari om Radit sama om Rio, Bun?" Tebak Rama lalu mengambil alih tas itu dan meletakkannya di atas meja di depannya.

"Iya, biasa. Mereka kalo habis launching produk baru kan suka bagi-bagi ke bunda sama papah." Renata mendudukkan dirinya di samping Kayra.

Rama membuka paper bag itu lalu melihat isinya karena penasaran. "Ini buatan mereka? Bagus." Komentar Rama apa adanya.

"Coba bunda liat, Kak." Rama mengulurkan jam tangan wanita itu pada sang bunda.

"Wah, ini emas asli?" Pekik Kayra begitu melihat secara dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, ini emas asli?" Pekik Kayra begitu melihat secara dekat.

"Iya ini emas asli, berliannya juga." Jiwa perempuan Renata menguar saat melihat jam tangan itu. Jam yang lebih terlihat seperti gelang emas dengan setumpuk berlian kecil serta satu buah gelang sebagai tambahan.

"Bagus banget, sungguh! Coba dong, Tante Tata pake, pasti cocok banget!" Ucap Kayra antusias. Rama yang di duduk di sebelah kanannya sampai dibuat geleng kepala.

Renata menuruti ucapan Kayra dan memakainya di tangan kirinya. "Bener kata kamu, Kay."

"Assalamu'alaikum," ucap Raya yang baru saja masuk seorang diri.

"Wa'alaikumsalam. Duduk sini, Sayang."

Raya mendekat lalu menyalami Renata dan duduk di kursi sofa single yang ditunjuk Renata.

"Kak Raya!" Nada turun dari pangkuan Kayra lalu mendekati Raya dan beralih duduk di pangkuan gadis itu.

"Nada kangen sama Kak Raya," ucap Nada lucu.

"Kakak juga." Raya mengusap puncak kepala Nada dengan lembut.

"O iya Tante, gimana sama Juna? Apa ada perkembangan?" Raya bertanya sembari sesekali menengok ke arah tubuh Arjuna yang masih setia menempel pada brankar.

Raut Renata meredup. "Masih sama, Ray. Belum ada perkembangan."

Sekali lagi Raya menatap brankar sebelum arah pandangnya berpindah ke pintu yang terbuka, menampakkan dua sejoli yang baru saja datang, masih dengan seragam yang melekat pada tubuh.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang