ICE PRINCESS ❄ 31 | Raya, Si Gadisnya

233K 13.4K 931
                                    

"Saat di mana aku menjadikan kau sebagai gadisku, hati ini mengucapkan sebait kalimat berupa janji bahwa ia akan membahagiakanmu."

ㅡ Arjuna ㅡ

.

Hari itu masih berlanjut.

Setelah mereka menjadi tontonan gratis para pengunjung, mereka kembali untuk menikmati permainan tanpa melewatkan kewajibannya sebagai orang muslim. Usai menjalankan salat maghrib, Raya dan Arjuna berjalan beriringan kembali ke mobil dengan tangan Raya yang memeluk boneka sedangkan tangan Arjuna merangkul pundak gadis itu.

Mobil berkedip, menandakan sang pemilik telah membuka kuncinya.

"Silahkan masuk tuan puteri," ucap Arjuna setelah membukakan pintu masuk untuk Raya.

Raya sempat menggeleng kecil akan kelakuan Arjuna sebelum pintu tertutup dan Arjuna berjalan memutari mobil, duduk di kursi kemudi.

"Ray,"

"Hm?"

"Tengok ke belakang,"

Dahi Raya berkerut namun tubuhnya tetap menuruti ucapan Arjuna. Di detik itu, alisnya terangkat saat melihat ada boneka yang sama seperti boneka di pelukannya. Namun perbedaannya, yang satu itu berwajah datar. Persis dengan raut baymax pada film.

 Persis dengan raut baymax pada film

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Couple?"

Arjuna tersenyum karena Raya mengetahui maksudnya, lalu memutar tubuh meraih boneka itu.

"Sebenernya, boneka ini udah lumayan lama gue beli."

Raya bergeming. Namun hatinya menantikan kelanjutan dari ucapan Arjuna.

"Lo inget gak? Waktu kita selesai nonton, kita makan dulu kan?"

Raya mengangguk. Dan Arjuna kembali melanjutkan bicaranya, "Di seberang tempat gue duduk, gue gak sengaja liat boneka couple ini di etalase toko. Menurut gue, dua boneka ini mirip sama ekpresi lo saat lo ngadepin gue dan ekspresi gue waktu jahilin lo."

"Jadi dengan kata lain, lo ngasih gue yang ekpresi senyum itu biar gue selalu inget lo? Begitu sebaliknya?"

Arjuna mendaratkan telapak tangannya di atas pucuk kepala Raya. "Gue lupa kalo lo si peringkat satu."

Tetap membiarkan tangan itu di atas kepala, Raya berdecak lalu memalingkan wajahnya ke jendela. Arjuna tak mengerti maksud gerak-gerik gadisnyaㅡoke Arjuna sedikit geli saat mengatakannya, tapi percayalah, hatinya berkata sebaliknya.

"Kenapa?"

Tanpa mengubah posisi, Raya menggeleng. "Gue cuman gak suka sebutan itu."

Dahi Arjuna sukses dibuat mengerut kala ucapan itu meluncur mulus dari bibir ranum Raya. "Kok gak suka? Banyak lho, yang mati-matian belajar buat dapetin posisi sepuluh besar. Ada juga beberapa yang mati-matian belajar buat lengserin satu orang dari tiga besar."

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang