ICE PRINCESS ❄ 03 | Dingin-dingin Semanis Gula

366K 20.2K 600
                                    

"Tau ice cream kan? Dingin-dingin manis. Ya itu lo, Raya."

ARJUNA

.

Arjuna asik bersenandung, tak memperdulikan para gadis yang tebar pesona karena laki-laki itu baru saja melewatinya. Tangannya merogoh saku jaket navy yang dipakai dan menemukan kunci untuk membuka lokernya. Setelah terbuka, ia menghela napas karena lokernya penuh akan surat-surat menggelikan.

Sudah capek rasanya ia mengumpat penjaga sekolah yang dengan mudahnya meminjamkan kunci cadangan kepada fansnya sehingga mudah bagi mereka untuk memasukkan surat-surat itu ke dalam loker. Tentu saja, pasti mereka menyogoknya. Arjuna sering berpikir, mungkin ia perlu membuat kunci sendiri.

Arjuna mengambil kantong plastik bekas fotokopi yang terselip di sela-sela baju olahraganya. Mengumpulkan semua surat itu dan memasukkannya ke dalam kantung. Kemudian ia ikat kuat-kuat dan meletakkannya kembali di loker. Meski merasa geli dengan tingkah mereka, Arjuna masih memiliki hati nurani dengan tidak membuang surat-surat itu ke dalam tong sampah. Karena ia juga tau, untuk sekedar menulis kata-kata puitis itu butuh keterampilan tersendiri. Itu yang ia tau dari Oji, karena laki-laki itu sering sekali membuat surat puitis untuk Ola, gebetannya.

Setelah mengambil pakaian olahraga berwarna abu-abu oranye, ia menutup lalu menguncinya meski yakin bahwa beberapa saat kemudian lokernya akan kembali terbuka berkali-kali.

Arjuna melanjutkan jalannya ke ruang ganti laki-laki dan mengganti seragamnya dengan kaus olahraga. Setelah itu, berkumpul dengan yang lain di lapangan outdoor. Ia sempat melirik Raya yang sedang melakukan pemanasan seorang diri. Tak sadar, bibirnya kembali melukis senyum tipis yang tak di sadari oleh siapapun.

"Baik anak-anak, kalian boleh duduk dulu. Karena hari ini hari pertama jam olahraga bagi kalian di kelas sebelas...." jelas Pak Prapto, guru olahraga yang masih terlihat muda.

Setelah penjelasan, Pak Prapto menyuruh semua untuk pemanasan dengan ketua kelas, Kelvin, yang memimpin. Kemudian lari mengelilingi lapangan lima kali.

Deru napas terdengar hampir berbarengan saat semuanya kembali duduk di lapangan, meluruskan kaki agar tidak keram.

Pak Prapto kembali menjelaskan bab awal semester, yaitu voli. Sedikit penjelasan darinya membuat semua mengangguk, entah benar-benar paham atau hanya ikut-ikutan.

"Karena jumlahnya genap, saya akan membagi pasangan-pasangan yang akan berlatih bersama untuk passing bawah, atas, sama smash."

Lantas saja, para gadis berharap penuh bisa berpasangan dengan sang pujaan hati semua tingkatan, Arjuna. Tapi pengecualian untuk Raya. Ia sama sekali tak mempermasalahkan siapa yang akan menjadi pasangannya. Namun dalam lubuk hatinya, ia berharap bukan Arjuna yang menjadi pasangannya. Tapi sayangnya, dewi fortuna tidak memihaknya.

"Selanjutnya, absen 3, Arjuna dengan absen 20, Raya. Mana orangnya?" Keluhan tak bersemangat keluar begitu tau bahwa bukanlah salah satu dari mereka yang akan menjadi pasangan Arjuna di permainan bola voli ini.

Arjuna dan Raya mengacungkan tangannya. Dalam hati, Arjuna berteriak kegirangan, sedangkan Raya mendengus kecil.

Pak Prapto kembali membagikan pasangan-pasangan itu hingga habis tak tersisa. Selanjutnya ia mengintruksi siswanya untuk bergabung dengan pasangannya dan memberi sedikit arahan teknik cara melakukannya.

"Lo bisa gak? Kalo gak bisa, mau gue ajarin?" Alis Arjuna naik turun membuat Raya geli melihatnya.

Raya bersiap dengan posisinya, beberapa meter di hadapan Arjuna. Melempar bola ke atas lalu melakukan passing bawah dengan sempurna yang langsung di tangkap Arjuna.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang