ICE PRINCESS ❄ 37 | Libur Telah Tiba

217K 11.7K 466
                                    

"Orang kata, cinta itu soal bahagia dan terluka. Tapi sebenarnya, cinta itu soal saling mengerti antara dua hati berbeda yang sama rasa."

ㅡ ICE PRINCESS ㅡ

.

Raya kembali menyandang gelar si peringkat satu.

Setelah berkutik dengan UAS satu, hasil itu diterima Raya dengan raut sendu. Walau semua nilai di rapornya di atas 90, ia tidak sedikitpun merasa bahagia atau menyambut hal itu dengan suka cita.

Mungkin, hal itu membuat banyak orang yang menilai dirinya hanya dari luarnya saja akan berkata bahwa ia sombong atau tidak mensyukuri hal itu.

Nyatanya, peringkat satu itu tak pernah Raya harapkan. Hanya semata-mata untuk membuktikan pada sang ayah, bahwa ia teramat menyayanginya.

Sama seperti yang lalu, rapor selalu bi Edah yang mengambilnya. Bergantian dengan Galang yang juga membutuhkan wali karena kedua orangtuanya berada di Paris.

Sambil duduk di bangku yang tersedia di setiap koridor, Raya mengamati teman-temannya yang datang bersama orangtua mereka dengan tatapan iri. Ada yang tersenyum bahagia karena peringkatnya naik, ada yang dihibur karena peringkatnya turun, dan ada yang dimarahi karena terus berada di peringkat bawah. Apapun reaksi dari orangtua mereka, selalu membuat gejolak tersediri di hati Raya.

Ia selalu menempati peringkat yang diidam-idamkan semua siswa dan orangtuanya, tetapi tanpa mereka tahu, Raya selalu mengidam-idamkan momen di mana ia bisa merasakan hal seperti mereka ketika orangtua mereka datang untuk sekedar mengambilkan rapornya.

Raya menunduk, menatap sepatu putih adidas yang ia kenakan pagi ini.

"Selamat ya, gadisnya Juna ranking satu lagi."

Raya mendongak saat mendengar suara itu dan sebisa mungkin memasang senyum terbaiknya. "Kamu gimana?"

Arjuna duduk di sebelahnya sambil menenteng rapornya. "Gelar ranking tiga aku udah resmi tergantikan karena sekarang aku ranking dua."

Mata Raya melebar bahagia. "Oh iya? Wah, selamat cowoknya Raya!"

Untuk kesekian kalinya Arjuna dibuat terkesima akan panggilan yang Raya berikan kepadanya. "Yang, jangan panggil aku gitu."

Raya mengernyit. "Kenapa?"

"Hati aku gak kuat."

Raya menabok lengan Arjuna dengan wajah kesal. "Mulai deh!"

Arjuna menjepit hidung Raya hingga si empunya hidung mengaduh minta dilepaskan.

"Aku gak bisa napas, Jun!"

"Pacaran mulu lo berdua, gak liat apa? Noh, orang-orang lagi nontonin lo berdua," ucap Oji yang datang bersama Ola di sampingnya. Gadis itu terlihat imut pagi ini karena rambutmya ia cepol dengan pita berbentuk telinga kelinci.

Arjuna seketika melepas jepitannya dan terkekeh saat mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari gadisnya.

"Duh, jomblo bisa apa? Ya gak Di?" Zaki melirik Didi yang menatapnya dengan raut tak terima. "Enak aja, gue bentar lagi udah gak jomblo ya. Tunggu aja."

"Iya, gue tunggu di alam mimpi." Ucapan Oji dihadiahi jitakan dari Didi. "Gue serius."

"Iya, iya gue percaya deh."

"Hai semuanya!" Billa datang dengan wajah cerianya.

"Tuh si calon udah di sini," bisik Zaki pada Didi yang tengah menatap Billa dengan tatapan penuh cinta.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang