dua

5.5K 251 13
                                    

"Gak ada yang lebih memalukan selain ketahuan nangis didepan cogan, pingsan pula, trus digendong didepan banyak orang."

- Aliva Laurenzia Paramita -

• • •

ALIVA membuka matanya. Keadannya masih setengah sadar. Perlahan lahan kesadarannya mulai kembali. Tetapi Aliva masih terdiam di tempat tidur berusaha mencerna apa yang baru saja dia alami. Aliva bangkit dan memegang keningnya yang tidak pusing lagi.

"Kok gue bisa di kamar ya?" Meskipun heran, Aliva tidak terlalu mempermasalahkannya karena dia berpikir dia hanya ketiduran. Lalu, mengambil hpnya dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang.

Gue ketiduran lama banget ya..

Dan banyak notifikasi mulai memenuhi hpnya.

Salah satunya dari sahabatnya, Naila.

Naila Debina : Al, lo kok tadi pagi pulang sih? Mulai belajar aja belom bego.

"Loh- oh iya, tadi pagi gue ke sekolah! Lah terus kenapa gue pulang-" Aliva melotot dan menepuk keningnya. Astaga, dia baru mengingatnya.

"Gue kok bego banget sih! Malah acara pingsan depan pintu pula, ada cogan lagi. Aghh!" Aliva uring-uringan di tempat tidur dan merasa bahwa dirinya adalah perempuan yang paling bodoh. Bagaimana image nya didepan cogan itu nanti?

Aish, dia mulai frustasi lagi. Tapi dia tetap mengetik balasan pesan untuk temannya itu.

Aliva Laurenzia : Gue gpp kok. Cuma pingsan biasa aj td.

Naila Debina : Seriusan? Gue denger" lo dianter cowok ke uks ya?

Loh, jangan-jangan dia juga yang gendong gue?!

Aliva Laurenzia : Lo denger darimana?!

Naila Debina : Jadi bener nih? Banyak yang ngegosipin lo hari ini karena itu.

Aliva Laurenzia : Gak mungkin lah gue digendong cowok!

Aliva mencampakkan handphone nya asal. Dia mengacak acak rambutnya penuh frustasi dan malu berat. Jika dilihat di cermin, pasti wajahnya sangat menyeramkan.

Meskipun Aliva kesal, dia tetap beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil handuk dan segera mandi.

Setelah selesai mandi, rasanya tubuhnya kembali segar tetapi baru ingat kalau belum mengisi perutnya. Aliva turun dari ranjangnya dan keluar dari kamar.

Aliva menuruni tangga dan melihat tidak ada siapa-siapa. Pastilah tidak ada siapa-siapa. Mama dan papanya pasti masih sibuk bekerja, dan kakaknya pasti sedang kuliah. Sedangkan bi Ijem yang biasanya menemaninya, pulang kampung karena ibunya sakit.

Aliva pergi ke dapur dan membuka kulkas. Didalamnya terdapat banyak sekali cemilan. Dia mengambil youghurt blueberry favoritnya.

Tok Tok Tok!
Aliva yang tadinya berada di tangga, mundur lagi untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya dan membuka pintunya.

"Eh dek, udah pulang? Cepet banget hari ini perasaan." Aliga, kakak laki-laki Aliva.

"Aliva bolos." Aliva berbohong karena takut Aliga akan mencari siapa dalangnya. Aliva pun kembali ke tangga.

"Lo gak mau? Youghurt blueberry yang lo impikan dari kemaren kemaren?" tanya Aliga sambil memamerkan plastik yang diyakininya berisi youghurt blueberry yang dia inginkan.

Aliva berbalik dan memicingkan matanya. Aneh, biasanya Aliga tidak pernah seperti ini. Namun karena penasaran Aliva pun menghampirinya.

"Kok tumben? Biasanya Aliva mohon mohon juga, gak dibeliin. Pasti ada maunya." tebak Aliva dengan mata yang masih memicing curiga kepada Aliga. Dia mengambil plastiknya dari tangan Aliga dan melihat isinya.

"5?! Tuh kan, beneran deh. Pasti ada maunya!"

"Ah lo. Gue jahat salah, baik salah. Serba salah gue di mata lo." kakaknya itu meletakkan jaket yang sempat ia pakai di kursi.

"Ya sori. Biasanya kan, kakak baik pasti ada maunya. Yaudah, Aliva keatas byee." Aliva kembali naik ke tangga.

"Lo gak mau nemenin gue 'nonton' gitu?"

"Nonton aja sendiri! Dasar mesum!" teriak Aliva dari lantai atas lalu bergidik ngeri. Kakaknya itu hanya tertawa.

"Bukan itu yang gue maksud, bego." lalu dia tertawa lagi.

Aliva menutup pintu kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Lalu mengambil handphone nya. Lalu, berpikir sesuatu.

Dia gak mungkin lupa sama gue ya?

• • •

Alaska menghidupkan shower dan membersihkan tubuhnya yang sudah lengket oleh keringat. Setelah itu dia mematikannya dan mengambil handuk lalu membalutnya hanya pada bagian bawah. Sehingga memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang kotak kotak.

Alaska keluar dari kamar mandi dan mengusap wajahnya dengan handuk.

Line! Line! Line! Line! Line!

"Berisik banget dah." umpat Alaska. Lalu dia mengambil handphone nya dan membaca beberapa notifikasi.

Erlangga Dika : Ngeri ya bos. Tancapp.

"Kesambet nih anak." lalu dia mulai mengetikkan sesuatu.

Arsen Alaska Pratama : Apaan dih? Kesambet?

Lalu, Dika membalas.

Erlangga Dika : Ngeles ae tros lo kek bajaj. Pj pokoknya. Hahahah.

Arsen Alaska Pratama : Gk waras lo.

Erlangga Dika : Lo kali yang gak waras, tiba-tiba main lagi sama cewek.

Arsen Alaska Pratama : Gue gak kayak lo kali, main cewek.

Erlangga Dika : Halah" lo gendong cewek kan? Cihuyy. Pj nya jan lupa wkwk.

Arsen Alaska Pratama : Cuma gendong nyet. Lagian dia pingsan tiba" didepan pintu, yakali gue biarin dia disitu.

Erlangga Dika : Ya serah. Kalo jadian si, gue setuju setuju ae asalkan pj nya ada.

Arsen Alaska Pratama : Pj pala lu.

Alaska meletakkan kembali hp nya. Lalu, dia berpikir.

Cuma gue gendong juga, bukannya gue cium.

Lalu, dia memakai bajunya dan duduk dimeja belajarnya, menatap tugas yang menumpuk, menangis minta dikerjakan.

"Tugasnya setumpuk lagi. Ck." Alaska mendecak kesal. Lalu, mulai mengerjakan tugasnya.

• • •

Heloo. Akhirnya otak caer😂

Untuk visualisasi karakternya, aku sengaja buat gak ada soalnya aku pengen kalian mikir sendiri visualisasinya itu gimana. Misalkan lo sama doi lo........

Ngenes bgt wkwk. Oh iya vote sama commentnya jangan lupa yaa supaya aku makin semangat upnya❣️

- Ju.

Cold But AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang