tujuh belas

208 18 9
                                    

"Lo gak boleh ninggalin gue, Al. Lo harus sama gue. Hanya kita berdua di dunia ini tanpa harus ada orang lain yang ikut campur."

- Alfariel Ghazlan Pradipto -

• • •

PERJALANAN terhenti ketika Alaska memberhentikan motornya tepat di depan gerbang yang tak lain adalah gerbang sekolah mereka sendiri.

Aliva melongo. Dia melihat ke kanan dan ke kiri mencari satpam atau apakah ada orang lain disana yang melihat keberadaan mereka. "Kok malah balik?"

Alaska melepaskan helmnya dan bangkit berdiri di depan Aliva yang masih duduk di boncengan kereta.

"Jangan bilang lo lupa sekarang masih jam sekolah? Masuk sana." ucap Alaska.

Aliva mengerucutkan bibirnya. "Males ih. Pulang aja yuk."

Alaska menajamkan matanya. "Masuk, Aliva."

Terpaksa, Aliva turun dari boncengan dan menatap Alaska kesal. "Terus lo mau kemana?"

Alaska mengacak-acak rambut Aliva. "Kepo amat sih. Balik nanti gue kasih tau, cepetan."

"Beneran ya?" tanya Aliva memastikan dan mengangkat jari kelingkingnya di depan.

Bukannya mengaitkan jari kelingkingnya, Alaska malah menyentil dahinya. "Aduh. Kenapa di-"

"Iya iya bawel. Cepet sana."

Dengan tangan memegang dahinya yang masih kesakitan, Aliva berjalan dan membuka pagar dengan diam-diam. Sebelum masuk, dia melihat Alaska yang memegang ponselnya dengan wajah serius.

Aliva memicingkan matanya. "Jangan-jangan dia bolos karena mau ketemu ceweknya. Emang dasar talas tukang ngerdus."

Karena kesal, dia berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya dan tidak menyadari seorang guru mendatanginya.

"Aliva kamu kenapa disini?"

Dengan tidak sadar, Aliva menjawab. "Itu bu, Alaska."

Dengan bingung, ibu guru itu menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri tapi tidak menemukan sosok Alaska yang disebutkannya.

"Tapi ibu gak liat ada Alaska disini."

Masih tidak sadar, Aliva menjawab. "Bolos dia bu, gak ngajak-ngajak saya. Pasti dia mau ketemu sama ceweknya deh bu-" Aliva mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan bu Cinthya, guru seni yang sedang mengandung dan sangat sensian.

Tunggu, tunggu. Ini kenapa gue tiba-tiba ngomong sama bu Cinthya?

"Apa kamu bilang? Alaska bolos?"

Gulp, tamat riwayat gue.

• • •

Dilain sisi, di jalanan penuh lalu lalang kendaraan termasuk juga kendaraan Alaska yang sedang ngebut tak beraturan menyebabkan kekesalan kepada pengemudi lainnya. Dikarenakan pikirannya saat ini memang sedang tidak beraturan.

Sebenarnya hari ini dia bisa menghabiskan waktunya dengan Aliva. Tetapi karena ada pesan mendadak yang membuatnya tidak bisa berkata tidak, dia jadi tidak bisa melakukannya.

Pasalnya, orang yang mengirimkannya pesan tersebut bukan sembarang orang.

Rena Salsabila: Ka, gue butuh bicara sama lo di kafe deket sekolah sekarang. Datang ya ka, gue tunggu.

Tuhkan, bagaimana mungkin dia bisa berkata tidak? Dia jelas tidak ingin menyakitinya lagi.

Waktu berlalu sangat cepat, Alaska memarkirkan motornya. Setelah melepaskan helmnya, dia pun masuk ke dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cold But AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang