enam

4.3K 238 5
                                    

"Lo tenang aja. Meskipun berat, gue akan ada untuk ngelindungi lo."

- Arsen Alaska Pratama -

• • •

SUASANA kelas XI.1 yang tadinya ricuh menjadi sunyi karena kedatangan Bu Desi.

"Pagi anak-anak. Ibu absen dulu ya." kata Bu Desi yang mulai memanggil nama anak-anak kelas XI.1.

"Aliva Laurenzia Paramita." panggil Bu Desi berkali-kali. Pandangannya diedarkan keseluruh penjuru kelas. Kemudian terhenti pada Naila.

"Ada yang tau, Aliva kenapa?" semua orang diam. Bu Desi heran karena Aliva tidak pernah meninggalkan kelas sebelumnya. Dia adalah siswi yang sangat rajin. Karena itulah beberapa guru menyukai Aliva.

Naila menggigit bibir bawahnya. Merasa gagal menjadi sahabat yang baik. Pasalnya, dialah orang yang paling dekat dengan Aliva, dan sekarang dia sendiri juga tidak mengetahui kenapa sahabatnya itu tidak datang ke sekolah.

Naila berjanji akan menemui Alaska dan bertanya mengapa Aliva tidak datang hari ini. Karena ia yakin kalau Alaska pasti mengetahuinya.

2 jam sudah berlalu, dan waktu istirahat sudah tiba. Naila langsung beranjak pergi menuju kelas Alaska. Pandangannya tidak berhenti untuk mencari sosok yang dicari-carinya. Naila bertanya pada teman-temannya.

"Kalian liat Alaska gak?" teman-temannya menoleh satu sama lain. Raut wajah mereka sudah membuktikan bahwa mereka sangat khawatir.

"Kita gak tau dia kemana dan kenapa. Hari ini dia gak dateng. Kita sih pengennya jenguk dia hari ini. Lo mau ikut?" pundak Naila melemas ketika dia mendengar kabar dari teman-temannya Alaska. Merasa tersadar, Naila menggeleng cepat.

"Gak usah. Makasih ya." Naila berdecak sebal lalu meninggalkan teman-temannya Alaska.

"Mereka sengaja apa gimana sih? Bikin orang khawatir aja." Naila pergi meninggalkan kelas Alaska.

• • •

Aliva menatap tidak selera makanan didepannya.

Aliga berdecak sebal. "Makan enggak? Gue tuh capek ya, dari tadi nyuruh lo makan doang. Udah berapa ratus kali sih gue nyuruh lo? Tapi lo malah-" merasa tidak didengarkan, Aliga kembali berdecak.

"Dan sekarang gue males ngomelin lo karena gue tau pasti gue bakal dikacangin." lanjutnya.

Aliva tetap saja diam. Aliga menghela nafas kasar. Jika sudah begini, dia tau pasti apa yang sedang dipikirkan adiknya itu. Aliva pasti masih syok atas kejadian semalam dan itulah alasan mengapa dia tidak bersekolah hari ini.

"Atau gue panggil aja kali ya, cowok lo itu?" ancaman itu membuat Aliva menoleh dengan melotot.

"Jangan! Iya deh Aliva makan nasinya. Tapi jangan panggil dia kesini! Yauda sana! Mau makan!" Aliga menyengir. Lalu, meninggalkan adiknya dengan tertawa.

Tapi buktinya Aliva tetap tidak memakan makanannya. Kejadian semalam itu kembali terlintas dipikirannya. Rasa takutnya yang sudah dia singkirkan dulu kembali menghampirinya.

Apalagi dengan orang yang sama yang telah menyakitinya dulu.

Aliva sangat ingat bagaimana 'cowok itu' mulai mendekatinya, mengantar jemputnya, menggombalinya, bercanda dengannya, dan..

Cold But AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang