"Meskipun gue yang paling tersakiti, gue gak bisa biarin hubungan kakak-beradik kalian runtuh karena cewek yang gak punya harga diri kayak gue ini."
- Rena Salsabila -
• • •
2 years ago..
Flashback on.
Lelaki itu sibuk memandangi sosok yang dia kagumi, yang hanya bisa dilihatnya dari jarak jauh. Mereka tidak jauh, tidak dekat juga. Hanya sebatas teman sekelas ataupun sekelompok dalam tugas kelompok.
"Ro! Lo lagi ngeliatin adik gue ya?" tanya Dika kepada lelaki yang bernama Alvaro itu sambil menyenggol sikutnya.
Yang ditanya malah diam saja. Dika mendecak lalu memutar bola matanya malas. Beginilah kalau berurusan dengan Alvaro.
Ngeliat cewek dikit, udah lupa dunia.
"Woi Ro!" Alvaro tersentak. Semua lamunannya hilang seketika karena senggolan Dika yang begitu keras. Alvaro menatap tajam Dika yang sudah mengganggunya.
"Apa sih?" tanya Alvaro dengan nada ketusnya seperti biasa. Dika menghela nafas.
"Lo suka kan sama Rena?" Alvaro tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana Dika bisa tau? Itu yang memutar-mutar dalam otaknya.
"Rumput yang bergoyang juga tau kali." ucap Dika seolah olah tau apa yang dia pikirkan. Padahal tidak ada yang bertanya, dia sudah menjawabnya sendiri.
Ya, sosok yang selalu dia pandangi setiap waktu dan yang dia kagumi ialah Rena Salsabila. Namanya sudah tidak asing lagi bagi mereka. Baik kaum Adam maupun Hawa mengenalnya cukup baik. Bukan hanya berbakat dalam pelajaran saja, Rena juga sangat aktif di lapangan. Buktinya, dia pernah memenangkan perlombaan tenis dan basket.
"Liat tuh, kakak lo mulai berulah lagi." Alvaro pun mengederkaan pandangannya menuju kerumunan yang sudah ramai dipenuhi oleh anak perempuan. Tampak kakaknya yang sedang tebar pesona dengan mengedipkan sebelah matanya dan membuat mereka menjerit histeris. Alvaro yang menyaksikannya justru ingin muntah.
Kakaknya itu pun menatap Alvaro juga, lalu melambaikan tangannya ke mereka berdua dan mendatangi mereka.
"Andai gue punya cewek, jadi bisa ngelapin keringat gue deh. Terus dikasih minum gitu." ucapnya sambil mengelap keringatnya sendiri dengan kain yang sudah ada di lehernya.
"Lo mau cewek? Tuh banyak. Dari yang cabe sampe mpok-mpok tinggal lo kedipin aja langsung nempel ke lo." ucap Dika sambil terkekeh pelan.
"Gak demen gue. Lo pada ada minum gak?" tanyanya. Alvaro menyodorkan minumnya dan diterima olehnya.
"Gimana tandingnya, ka?" tanya Alvaro.
"Aman lah, kan ada gue." jawabnya dengan sangat percaya diri, lalu melemparkan minumnya ke mereka dan ditangkap oleh Alvaro.
"Yaudah, gue lanjut tanding. Jangan rindu loh ya." ucap Alaska sambil melambaikan tangan ke mereka berdua. Mereka berdua berakting pengen muntah.
"Mual gue mual." ucap Dika disertai kekehan Alvaro. Itu memang Arsen Alaska Pratama yang statusnya menjadi kakak kandungnya Raven Alvaro Pratama.
Alaska pun berjalan menuju lapangan basket, tetapi dihadang oleh sosok perempuan yang lebih pendek darinya.
"Lo pasti haus kan? Nih, ada minum buat lo." ucapnya. Ternyata perempuan itu adalah Rena.
"Gak perlu, gue udah minum tadi." Alaska pun pergi tanpa memandangnya sekalipun walaupun dia tau bahwa Rena kecewa karena ucapannya, dia tetap tidak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold But Annoying
Teen Fiction[long hiat, mentok ide] Tentang seorang perempuan bernama Aliva yang cerewet dan tidak bisa diam yang bertemu dengan seorang lelaki bernama Alaska yang dingin tapi nyatanya menyebalkan dan keduanya menyimpan banyak rahasia di masa lalu. Akan seperti...