"Gue gak khawatir kok sama lo. Sedikit aja. Iya, sedikit berlebihan maksudnya."
- Aliva Laurenzia Paramita -
• • •
BEBERAPA kali Aliva menggigiti bibir bawahnya sambil terus-terusan melirik ponselnya. Jangan lupakan juga dirinya yang sedang mondar-mandir tidak jelas. Biasanya sekarang dia sedang nyengir atau paling tidak senyam-senyum sendiri karena chat receh yang dikirimkan oleh Alaska. Tapi sekarang? Alaska bahkan belum membaca pesan yang dikirim oleh Aliva beberapa jam yang lalu. Ada perasaan tidak enak yang mengganjal di hati Aliva. Tapi buru-buru dia menyingkirkan perasaan itu.
Aliva mendecak sebal. "Padahal gue udah ngeberaniin diri buat ngechat lo tapi lo malah gak bales."
Belum sempat menggerutu lebih lanjut lagi, ponsel Aliva bergetar dan mengeluarkan sebuah bunyi. Buru-buru Aliva mengambil ponselnya dan tersenyum lebar ketika melihat siapa yang menelfonnya. Aliva pun mengangkatnya.
"Lo keman-" perlahan tapi pasti, senyuman lebar yang tadinya merekah mulai memudar ketika mendengar suara yang menelfonnya. Ini bukan suara Alaska yang dirindukannya. Tapi ini adalah suara suster dari rumah sakit yang mematikan.
• • •
Aliva berlari menelusuri lorong rumah sakit. Setelah mendengar dari suster bahwa Alaska ditusuk dan berada di rumah sakit, Aliva langsung menghubungi Naila dan memberitahu Aliga. Aliva berlari sambil mencari ruang UGD. Aliva berhenti ketika melihat kedua orangtua Alaska yang sedang diam termenung. Melihat mereka, Aliva langsung yakin kalau Alaska ada didalam sana.
Aliva berhenti dan mengatur nafasnya, lalu menghampiri mereka. "Ma-malam om, tante. Saya temannya Alaska."
Kedua orangtuanya yang diketahui bernama Charles dan Keith itu saling berhadapan sejenak, lalu kembali memandang Aliva dengan tersenyum tipis.
"Kamu yang namanya Aliva?" tanya Keith dengan senyum sendu habis menangis.
"I-iya, tan."
"Sini duduk, cantik." Aliva duduk di sebelah Keith, ikut menunggu operasi selesai.
Memecah kesunyian, Keith memegang punggung tangan Aliva. "Jangan khawatir, Alaska anaknya kuat dan pasti lebih kuat kalau tau ada kamu disini."
Aliva juga ikutan memegang tangan Keith sehingga tangan mereka tumpu-tumpuan. "Tante sama om juga, ini pasti lebih berat bagi tante sama om. Soalnya saya... bukan siapa-siapanya."
Keith menggeleng. "Kamu pasti sangat berarti baginya." lalu dia menghela nafas. " Alaska gak pernah mau dekat-dekat dengan perempuan semenjak kejadian itu.." belum sempat melanjutkan, dokter sudah keluar dari ruangan UGD dan membuat pandangan tertuju ke dokter tersebut. Kami semua sontak berdiri dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan anak saya dok? Anak saya baik-baik aja kan? Gak terjadi hal buruk sama anak saya kan dok?" tanya Charles khawatir.
Dokter tersebut tersenyum. "Operasi berjalan lancar dan anak bapak sudah melewati masa kritisnya. Namun dia masih belum sadarkan diri dan harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari."
Semua menghela nafas lega. Senang mendengar Alaska sudah melewati masa kritisnya.
"Terimakasih dok." giliran Keith yang bicara. Dokter tersebut mengangguk dan berlalu meninggalkan mereka bertiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold But Annoying
Teen Fiction[long hiat, mentok ide] Tentang seorang perempuan bernama Aliva yang cerewet dan tidak bisa diam yang bertemu dengan seorang lelaki bernama Alaska yang dingin tapi nyatanya menyebalkan dan keduanya menyimpan banyak rahasia di masa lalu. Akan seperti...