"Hallo mein jugendfreund"
- Unknown -
• • •
SETELAH diliburkan oleh Vara selama beberapa hari untuk beristirahat dirumah, keadaan Aliva menjadi membaik. Kepalanya tidak merasakan pusing lagi. Apalagi karena teman-temannya—Alaska dan Naila yang selalu datang untuk menjenguknya dan menceritakan kejadian yang mereka alami di sekolah. Serta perubahaan sifat Alaska yang tidak semenyebalkan dahulu.
Kini di depan pagar rumah ada Alaska yang telah duduk dengan sempurna di motornya dengan menenteng helmnya. Ia datang untuk mengantar Aliva ke sekolah. Vara yang telah mengizinkannya.
"Lama amat tuan putri. Tanggung jawab nih berjamur gue nungguin lo." Aliva mendengus kesal. Setelah itu dia menutup pagar rumah. Aliva berbalik badan.
"Lo tuh harus belajar yang namanya cewek." Aliva naik ke jok motor Alaska.
"Ribet banget sih jadi cewek."
"Ih! Ini mau ke sekolah apa nyari ribut sama gue?!" Alaska nyengir pelan.
"Iya iya. Jangan marah dong. Entar pingsannya kambuh, kan gue yang repot." Alaska menghidupkan mesin motor dan melajukannya.
Ditengah perjalanan, Aliva menghirup udara pagi yang masih segar. Masih pukul 06.00 dan udara tentunya masih segar. Tidak banyak pengemudi yang berlalu lalang. Kalau sudah siang, pasti udaranya menjadi tidak segar lagi karena asap kendaraan yang mengepul dimana-mana.
Aliva memang sengaja selalu bangun pagi-pagi sekali untuk menikmati udara segar. Baginya itu dapat menenangkannya.
"Alvaro gimana?"
Alaska mengerem dengan tiba-tiba sehingga membuat Aliva terjungkal kedepan. Beberapa pengemudi di belakangnya pun memperotes karena kecerobohan Alaska.
"Ih Alaska apaan sih!! Kalau ketabrak sama yang belakang gimana? Nanti motornya rusak, kan kasian."
"Lo malah mikirin motor. Nyawa lo gak lo pikirin ha?" Alaska menggeleng-geleng.
"Lagian ini ngapain lo meluk-meluk gue? Idih gak sudi dipeluk sama beruang." lanjut Alaska yang membuat Aliva memperhatikan lengannya. Ternyata tadi saat dia hampir terjungkal ke depan, dengan tidak sengaja kedua tangannya memeluk Alaska. Aliva melepaskan pegangan tersebut dengan cekatan.
"Lo sebut gue beruang?! Mana ada beruang yang cantik kayak gue. Lagian ya, gue juga gak sudi meluk-meluk lo! Ini tuh gak sengaja, jadi gak usah geer dulu!" balas Aliva tak kalah lantang.
"Bilang aja demen apa susahnya sih." Aliva melotot.
"Gue turun ya!!" Aliva benar-benar turun dari motornya Alaska dan hendak memberhentikan sebuah angkot.
"Heh lo mau ngapain?!" tanya Alaska dengan suara yang sedikit keras.
"Gue mau naik angkot emang kenapa? Pergi sama lo tuh gak bakal nyampe-nyampe. Yang ada gue keburu naik darah dulu."
Dalam hati Aliva, Alaska pasti akan menghentikan..
"Oh."
Atau mungkin tidak.
Aliva melotot. What?! Cuma oh?
Oke, gue buktiin kalau gue gak main-main.
Aliva menengadahkan tangannya untuk memberhentikan sebuah angkot. Setelah angkot tersebut berhenti, ternyata didalamnya penuh para penumpang yang menatapnya dengan tatapan aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/130826930-288-k631808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold But Annoying
Teen Fiction[long hiat, mentok ide] Tentang seorang perempuan bernama Aliva yang cerewet dan tidak bisa diam yang bertemu dengan seorang lelaki bernama Alaska yang dingin tapi nyatanya menyebalkan dan keduanya menyimpan banyak rahasia di masa lalu. Akan seperti...