"Gue bukan cemburu. Tapi kayak gak suka gitu liat lo deket sama cewek lain."
- Aliva Laurenzia Paramita -
• • •
BEL selesai istirahat sudah berbunyi dan ini berarti dia harus mengikuti rapat OSIS. Dan itu juga berarti bahwa dia harus bertemu dengan sosok menyebalkan yang tidak lain adalah sang ketua OSIS, Alaska.
"Al, ayok ke ruang OSIS. Ntar kalo telat bisa barabe. Lo tau kan? Sekretaris nya itu mulutnya kayak apa? Telat dikit aja, kita bisa diomelin habis-habisan." jelas Naila. Naila menyeruput jus jeruknya dengan terburu-buru.
"Ih, udah pw. Lagian sih ya, gue males banget kesana. Malah ada si talas lagi." Aliva juga ikutan menyeruput jus jeruknya sampai habis.
"Uda ada panggilan sayang nih?" Naila tertawa.
"Najis banget dah." Aliva mendengus keras. Lalu mereka berdua pun bangkit dan meninggalkan kantin menuju ruang OSIS.
• • •
Rapat osis telah berakhir. Anggota OSIS sudah banyak yang keluar dari ruangan. Hanya tersisa Alaska, Pinkan, Aliva dan Naila.
Sejak awal mulai rapat sampai sekarang pun, Aliva terus memerhatikan Alaska yang tampak berbeda. Aliva sampai beberapa kali mengernyitkan dahinya dengan perubahan Alaska. Aliva tidak dapat mempercayainya sampai sekarang.
Bagaimana bisa sikapnya sangat cool tadi, padahal kalau dengan Aliva dia menjadi sangat menyebalkan.
Alaska sadar bahwa dari tadi perempuan itu terus menatapnya dan dia tau apa yang membuatnya terus menatapnya. Namun Alaska mencoba untuk tidak peduli. Dia memilih untuk berbicara dengan Pinkan, sekretaris OSIS mengenai beberapa dokumen.
"Cie yang cemburu." bisik Naila yang membuat Aliva tersadar.
Aliva memamerkan hidungnya ke Naila. "Noh, cemburu."
Ingin sekali Alaska tertawa melihat respon Aliva, tapi dia sadar tempat.
Aliva kembali melirik Alaska. Pandangan mereka bertemu. Aliva merengut dan memelototin Alaska, lalu membuang pandangannya dan pergi.
"Eh Al! Lo main pergi aja. Tungguin aelah." Naila pun menyusul Aliva.
Akhirnya Alaska bisa terbahak dengan keras sampai-sampai Pinkan menatapnya aneh karena Alaska tidak pernah seperti ini. Tentu saja Aliva tidak mengetahui bahwa Alaska sedang terbahak sekarang.
"Lo kenapa sih Al? Bilang aja lo cemburu tadi kan? Ya kan? Ahaha. Gue yakin kok, Alaska lebih milih Pinkan. Ahaha."
"Bodo amat." Aliva mendengus kesal. Lalu mempercepat jalannya menuju kelasnya. Meninggalkan Naila yang sedang tertawa terpingkal-pingkal.
Aliva tidak habis pikir dengan Alaska. Bagaimana bisa dia mempunyai kepribadian ganda seperti itu?
Jangan-jangan Alaska setan?
"Pantesan sama gue nyebelin banget. Rupanya dia setan." Aliva bergidik ngeri. Lalu terkekeh sendiri dan masuk ke kelasnya.
Lalu duduk dan mengikuti kelanjutan pelajaran padahal pikirannya menjelajah kemana-mana.
• • •
Bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Namun dari tadi dia tidak ada niatan untuk beranjak dari kursinya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold But Annoying
Teen Fiction[long hiat, mentok ide] Tentang seorang perempuan bernama Aliva yang cerewet dan tidak bisa diam yang bertemu dengan seorang lelaki bernama Alaska yang dingin tapi nyatanya menyebalkan dan keduanya menyimpan banyak rahasia di masa lalu. Akan seperti...