17. Rasa Ini

2.8K 203 2
                                    

"Aku kaget pas kemaren lihat Mama keluar dari kamar aku." jelas Nathan dengan wajah menunduk cemas.

"Memangnya kenapa, Pak? Kan wajar aja seorang ibu masuk ke kamar anaknya." ucap Alika sambil menyeruput orange juice-nya. Saat ini, mereka sedang berada di kafe yang tak jauh dari kantor. Seperti biasa, Nathan mengajak Alika setengah memaksa untuk menemaninya makan siang. Alika tak enak dengan karyawan lainnya yang wanita yang tak sedikit memandang iri ke arahnya yang mempunyai kesempatan besar selalu di dekat bosnya dengan jabatannya sebagai sekretaris. Dengan aura intimidasinya, Nathan selalu membuat Alika bungkam dan mau tak mau harus menjawab 'iya'. Dan di sinilah mereka dengan tujuan menghindari pembicaraan yang tidak enak tentang mereka berdua jika mereka selalu berdua di kantor.

"Mama takut kalau aku membawa perempuan ke kamar." jawab Nathan pelan malu-malu. Alika terkejut dan hampir tersedak. Ia ingat kejadian paling memalukan saat memergoki Nathan bercinta di ruangan kantornya dengan perempuan seperti pelacur. Nathan melihat raut perubahan di wajah ayu Alika.

"Maaf..., bukan maksud untuk mengingat hal yang seharusnya tak kamu ingat lagi." Alika tersenyum tipis.

"Saya paham kok, Pak." Alika sudah tahu siapa Nathan. Ia tahu Nathan sebenarnya baik, hanya pergaulan yang salah ditambah situasi yang mendukung yang menyebabkannya menjadi demikian. Ia melihat Nathan menghela nafas lega.

"Tapi bukan itu yang aku khawatirkan." Alika mengerutkan keningnya.

"Lalu?" Nathan menarik nafas sejenak.

"Aku menyimpan buku tentang tata cara sholat dan Al-Qur'an di meja kamar yang dikasih oleh Ustadz Hanafi untuk aku belajar. Aku takut Mama menemukannya dan kamu tahulah apa yang akan terjadi selanjutnya.'' jelas Nathan frustasi. Alika jadi ikut bingung.

"Terus reaksi mamanya Bapak pas keluar, gimana?"

"Dia cuma takut aku bawa perempuan ke kamar. Tapi aku tahu bagaimana Mama. Beliau gak pernah menunjukkan sesuatu yang dicurigainya di depan tersangkanya. Tahu-tahu, aku sudah shock dapet berita mengejutkan tentang kegiatan aku selama ini yang beliau ketahui tanpa sepengetahuanku." Nathan meremas rambutnya pelan sambil menundukkan wajahnya. Alika menjadi tidak tega melihatnya.

"Bapak yakin aja semuanya akan baik-baik aja. Selama niat Bapak baik, Insyallah Allah akan selalu memberi kemudahan dan kelancaran." ucap Alika memberi semangat Nathan. Ia berharap Nathan serius dengan keputusannya dan berharap suatu saat nanti memutuskan untuk masuk Islam. Semoga Allah memberi hidayah untuk Nathan, Amiin..., do'a Alika dalam hati. Nathan mengangguk dan tersenyum sambil menatap lembut Alika.

***

Sudah 3 bulan lebih Alika dan Nathan dekat dan selalu bersama-sama. Bahkan, karyawan-karyawan di kantor banyak yang menduga bahwa mereka memiliki hubungan khusus. Tak jarang Alika mendapat bully dari para penggemar Nathan yang tak rela idola mereka menjalin hubungan dengan gadis biasa seperti dirinya, dan Alika menjadi terbiasa akan hal itu. Kebersamaan mereka selama ini tanpa mereka sadari menimbulkan sebuah rasa asing yang menelusup dalam relung hati keduanya. Semakin hari, Nathan semakin nyaman dan selalu tersenyum juga bahagia di dekat Alika. Rasa yang tak pernah ia temui saat berada di dekat perempuan mana pun selain mamanya dan wanita yang telah melahirkannya. Ia selalu merasakan kerinduan kala ia tak bertemu Alika sehari saja. Begitu pun dengan Alika. Ia merasakan hal yang sama dengan Nathan. Ia merasa hari-harinya lebih indah dan berwarna saat berada di sisi Nathan. Bahkan, ia melupakan perasaan kecewanya pada Alfan yang telah memilih wanita lain sebagai pasangan hidupnya begitu saja. Ia tak tahu perasaan apa ini, tapi yang pasti, ia merasa nyaman dan rindu jika tak bertemu dengan Nathan. Alika tidak tahu apa itu jatuh cinta karena ia tak pernah berpacaran dan tak terlalu dekat dengan lelaki, sekali pun itu dengan Alfan, Herry dan Danny yang sudah lama menjadi temannya. Perasaan seperti yang ia rasakan kepada Alfan dulu dan kini ia rasakan kepada Nathan. Entah kenapa, ia tak suka melihat Nathan yang dekat-dekat dengan perempuan yang kebanyakan cantik. Ia berharap untuk bisa mengontrol perasaan ini supaya jangan sampai menghadirkan harapan lebih karena perbedaan yang sangat kentara antara dirinya dan Nathan.

Where Is Heaven? (SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang