8. Wedding Invitation

3.7K 254 2
                                    

Drrtt ... drrrtt ....

Suara ponsel yang terus bergetar di atas nakas begitu menganggu pendengaran Alika. Dengan malas dan mata yang masih terpejam, ia mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tanpa melihat nama yang tertera di layarnya.

"Halo, Assalamualaikum?" sapa Alika dengan suara serak.

"Walaikumsalam, Al. Maaf ganggu, nih. Kamu masih tidur bukan?" Alika melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Ternyata sahabatnya.

"Oh..., kamu, Rin. Iya, nih. Tapi gak apa-apa, kok, ini juga baru bangun. Thanks juga sih udah alarm-in aku. Kayaknya, kalo gak denger suara HP, aku kebablasan nyampe siang, hehehe...."

"Tumben kamu udah jam 7 masih ngeringkuk aja? Biasanya juga, kamu bangun ngalahin ayam jago." Alika tertawa dan rasa kantuknya mendadak hilang.

"Biasa, lah. Kan sekarang lagi libur cuma satu hari doang. Jadi, aku manfaatin hari ini buat bergelung ria sepuasnya, hahaha... Oh iya, tumben kamu telepon pagi-pagi gini, ada apa, ya?"

"Ehm..., gini, Al. Kamu ada acara gak hari ini?" Alika menggeleng.

"Gak. Mau ada acara apa, nih?"

"Katanya, anak-anak teman kuliah kita pengen maen ke rumah kamu. Mereka pada nanyain kamu, kangen katanya. Pasti masih inget lah."

"Cheryl, Dea, Tika, Danny sama Herry?" tebaknya.

"Iya. Siapa lagi lah kalau bukan para rusuh itu. Gimana? Boleh, gak?" Alika tertawa mendengar sebutan Marina untuk teman-teman seperjuangannya semasa kuliah dulu.

"Ya bolehlah aku juga kangen banget sama mereka. Kapan datengnya? Aku tunggu, ya?!"

"Nanti sekitar jam setengah sepuluh lebih. Aku hubungi mereka lagi. Pokoknya, kamu harus siap-siap makanan seabreg aja dan siap-siap juga malem kelaparan." Alika mendengus mendengar tawa nyaring sahabatnya di seberang sana.

"Enggak gitu juga kali, Rin. Yaudah, nanti kabarin lagi, ya! Aku mau siap-siap dulu kalau gitu?!"

"Ok, Bye. Tunggu aja rumah diobrak abrik sama tuh curut-curut." Marina masih tertawa di ujung sana. Alika menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Udah ah sana siap-siap dulu. Kalo ngajak lawak terus kapan mulainya, ah."

"Iya-iya, Neng. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam." sambungan diputuskan. Kalau sudah ngobrol dengan Marina, pasti suka lupa waktu. Secara, anak itu bawelnya minta ampun sampai kadang Alika kesal setengah mati saat hal yang tidak penting ikut terangkat menjadi topik pembicaraan. Buang-buang waktu saja dengan bergosip. Segera Alika bangun dan melakukan rutinitas paginya, yaitu membereskan rumah, mencuci baju, memasak. Khusus untuk hari ini, ia akan memasak lebih banyak dan spesial karena sebentar lagi akan kedatangan tamu-tamu menyebalkan yang sudah hampir 4 tahun ini tak bertemu lagi. Tak lupa juga, ia membangunkan Arka yang pasti dihari libur ini kalau tidak ada siapa pun di rumah bisa tidur sampai dzuhur menjelang.

***

Berbagai jenis makanan sederhana sudah siap tersaji di meja makan kayu di ruang makan yang tak seberapa besarnya itu. Sayur asem, ayam goreng kelapa, sambal terasi, lalapan, dan bakwan jagung juga puding melon dan mangga sebagai hidangan penutupnya. Alika tersenyum puas melihat karyanya sudah tersaji manis di hadapannya. Sepuluh menit lagi, katanya mereka akan segera sampai di rumahnya. Tak lama menunggu, akhirnya terdengar suara ramai di depan rumahnya. Alika berpikir pasti para sahabatnya sudah datang. Segera ia menyambar hijabnya dan berjalan menuju ruang tamu untuk membuka pintu.

Where Is Heaven? (SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang